Hari Jadi 75 Tahun DIG, Perayaan Warna-Warni Penuh Pesan Berarti

Halo Sobat Surat Dunia, Sabtu 14 Juni 2025 digelar acara Hari Jadi ke-75 Tahun DIG Deutsche Indonesische Gesellschaft atau bahasa Indonesianya, asosiasi Jerman Indonesia. Saya yang sudah lama tidak wara-wiri dengan riuhnya acara yang dihadiri ratusan Diaspora Indonesia. Makanya, begitu saya merasa bersyukur bisa hadir dalam kesempatan emas ini, Alhamdulillah.

Perayaan ulang tahun ke-75 ini terasa spesial lantaran diwarnai ragam acara seni dan budaya. Di antaranya tarian-tarian khas seperti Tari Saman, Tortor Batak, lalu ada aksi Gondang Batak Germany, atraksi pencak silat dari Perisai Diri e.V. Bonn mit Chandrasa Sedyaleksana, sampai dengan konser sasando oleh Romo Vincent Adi Gunawan dan juga teman-teman. Hiburan ini tersaji gratis bagi para pengunjung. Bahkan, saat Tortor Batak, banyak yang ditarik buat berpartisipasi, terutama warga lokal Jerman.

Selain itu, tentu saja ada yang paling diburu oleh para pengunjung adalah… Yes, tidak lain dan tidak bukan, bazar makanan. Para pengisi stan yang bersiap mulai pagi menjajakan aneka sajian, mulai dari makanan ringan seperti gorengan, kue lapis, sampai makanan berat seperti nasi padang dan nasi campur Bali. Semua bisa dibeli, mulai dari harga 5 euro atau 95 ribu rupiah, pembeli bisa mengobati rasa kangen dengan hidangan khas Indonesia.

Saya pun kalap! Mulai dari beli nasi campur Bali, gorengan, siomay, aneka kue saya lahap. Tidak lupa juga bawa oleh-oleh berupa getas dan jamu sebotol hihihi. Sementara itu, bagi para pecinta kerajinan tangan alias handicraft, juga ada. Mulai dari centong nasi, segala aksesoris kayu dan bambu bisa diburu. Lumayan kaan, daripada jastip-jastip hehehe.

Nah buat para tamu cilik alias anak-anak, biar gak bosen gimana? Ternyata ada aktivitas seru lho, di area Kids space. Di sana, mereka bisa belajar budaya Nusantara, seperti workshop tari Bali. Pokoknya menggemaskan! Tujuannya biar mereka kenal dan cinta dengan Indonesia, karena umumnya yang berpartisipasi adalah anak dari perkawinan campur.

Sebelum kemeriahan dimulai, forum menjadi pembuka. Acara diisi oleh sejumlah pidato dan juga sambutan diantaranya oleh Presiden DIG Lena Simanjuntak, selanjutnya ada dari perwakilan KBRI Berlin Fajar Wirawan Haryo, Wali Kota Koeln Henriette Reker serta video-video sambutan. Di antaranya, dari Wakil Menteri Luar Negeri Arief Hafaz Ogroseno, hingga Duta Besar Jerman untuk Indonesia Ina Lepel.

Di tengah acara forum, hadir pula ragam hiburan diantaranya Bernadus Simbolon dengan Saxofon, alunan Sasando hingga Tari Saman Ratoe Djaroe. Kemudian, tampil kelompok yang menampilkan perpaduan antara Barat dan Timur dari La Follia: Barockensemble musica sconfinata & Gamelanensemble Taman Indah.

Usai memberikan sambutan, Lena Simanjuntak selaku Presiden DIG sebut kalau perayaan 75 tahun ini juga penuh arti. Tidak hanya soal dialog budaya, tetapi juga mengangkat isu kemanusiaan di tengah situasi dunia yang tidak pasti. “Kalau selama ini kita hanya berbicara masalah-masalah dialog budaya tetapi buat saya sekarang dunia sedang menghadapi masalah geologi politik dan perang dimana-mana, sehingga DIG harus berani memperluas dirinya dengan program-program untuk kemanusiaan dan perdamaian. Tentu hal ini diterjemahkan melalui program-programnya.”

Acara ini juga mendapat dukungan dari KJRI Frankfurt. Pimpinan dari KJRI, yakni Antonius Yudi Triantoro sebutkan bahwa keberadaan DIG berperan dalam mendekatkan hubungan baik Jerman-Indonesia.”Terbentuknya hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jerman juga merupakan kontribusi dari DIG Köln dimana anggota DIG Köln yang berasal dari warga Indonesia dan Jerman ingin betul-betul mensolidkan hubungan antara Indonesia dan Jerman”.

Yudi Triantoro juga menambahkan,” Bahwa hubungan baik antara dua negara itu akan berkontribusi terhadap perdamaian, stabilitas keamanan, stabilitas politik”. Ia pun berbangga melihat antusiasme tinggi diaspora Indonesia dan juga warga lokal Jerman maupun internasional dalam menghadiri acara ini.

Yup, diperkirakan lebih dari 500 orang menghadiri acara yang berlangsung sejak pukul 11 pagi. Oiya hari jadi DIG tersebut berlokasi Rautenstrauch-Joest-Museum. Ini merupakan museum kebudayaan yang menghadirkan banyak budaya dari seluruh dunia, salah satunya Indonesia. Museum ini punya koleksi Indonesia cukup besar, sekitar 10.000 objek dari Asia Tenggara, dengan fokus kuat pada warisan masyarakat Indonesia, salah satunya Lumbung padi Toraja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *