Alunan Angklung dan Tari Piring Menggema di Jantung Ibu Kota Norwegia
Malam Seni dan Budaya Indonesia ini di gelar untuk meriahkan perayaan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Norwegia.
Pada malam hari tanggal 29 Januari 2019, bertempat di Gamle Logen, Oslo, telah diselenggarakan Malam Budaya Indonesia yang digelar dalam rangka merayakan hari jadi ke-70 hubungan diplomatik Indonesia dan Norwegia. Penampil utama dalam Malam budaya Indonesia tersebut adalah Sanggar Rumah Gadang Indonesia dari Sumatera Barat dan Saung Angklung Udjo dari Jawa Barat.
Ya, hubungan diplomatik Indonesia dan Norwegia kini telah memasuki usia ke-70. Kedua negara memutuskan membuka hubungan diplomatik pada tanggal 25 Januari 1950. Norwegia bahkan merupakan salah satu negara yang langsung memberikan dukungan dan pengakuan atas kedaulatan Indonesia pasca Konferensi Meja Bundar tahun 1949. Indonesia selanjutnya membuka Kedutaan Besar di tahun 1950, namun selanjutnya tutup pada sekitar tahun 1960. Norwegia sendiri akhirnya membuka kantor Kedutaan Besar di Indonesia pada tahun 1971 dan Indonesia juga kembali membuka kantor Kedutaan Besar di Oslo pada tahun 1982.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Norwegia, Todung Mulya Lubis menyampaikan dalam sambutannya bahwa hari jadi ke-70 Indonesia dan Norwegia ini sangatlah spesial karena menandai hubungan kerja sama yang erat antara kedua negara yang terjalin sudah sangat lama. ‘Kerja sama Indonesia dan Norwegia berlangsung dalam berbagai bidang dan sudah terjalin dengan sangat baik. Kedua negara menikmati sejumlah keuntungan dari berbagai kerja sama bilateral maupun multilateral, termasuk di antaranya kerja sama dalam bidang perikanan, energi, lingkungan, kesehatan, HAM, dan masih banyak lagi’, demikian disampaikan Dubes Mulya Lubis.
Selain Dubes Mulya Lubis, Wakil Menteri Luar Negeri Norwegia, Marianne Hagen, juga turut memberikan sambutannya. ‘Saya sangat senang sekali melihat hubungan Indonesia dan Norwegia yang semakin baik. Hal ini tercermin dari banyaknya kunjungan kerja sama dari pemerintah Norwegia ke Indonesia dan begitu pula sebaliknya, serta banyaknya kesepakatan kerja sama yang terjalin di kedua negara selama ini’, ucap Marianne Hagen. Dalam kesempatan tersebut, Marianne Hagen juga mendapatkan hadiah spesial berupa selendang tenun khas Sumatera Barat yang diberikan penari pada saat penampilan Tari Paasambahan.
Acara Malam Budaya Indonesia ini berlangsung sangat meriah dan mendapatkan sambutan yang sangat hangat dari penonton. Hal ini terlihat dari tingginya animo dan antusiasme para penonton yang menyaksikan setiap pertunjukkan. Lebih dari 200 penonton yang merupakan kelompok pemerintah, pejabat diplomatik di Oslo, pebisnis, akademisi, friends of Indonesia, dan diaspora Indonesia di Norwegia mendapatkan suguhan pertunjukan seni musik, tari, dan nyanyian yang sangat indah.
Sanggar Seni Sumbar menampilkan sedikitnya empat tarian termasuk diantaranya Tari Pasambahan dan Tari Piring. Para penonton dibuat terpukau oleh keindahan tarian terutama pada saat atraksi memecahkan piring dalam Tari Piring. Tidak hanya pertunjukkan tarian, Saung Angklung Udjo juga berhasil membuat suasana semakin semarak dengan penampilan nyanyian dan musik arumba. Para penonton pun berkesempatan untuk ikut serta memainkan angklung dengan dipandu oleh musisi dari Saung Angklung Udjo. Kegiatan interaktif ini berhasil membuat semarak suasana dan terbukti dari para penonton yang seperti tidak rela harus berhenti bermain angklung.
Selain mengundang para penampil dari Indonesia, acara malam budaya ini juga menampilkan pertunjukan tarian dan nyanyian dari diaspora Indonesia dan warga Norwegia. Tampil di acara ini adalah Murni Subakti dan Suzanna, penyanyi jazz Indonesia yang kini bermukim di Norwegia yang menyanyikan sejumlah lagu Indonesia dan Norwegia, kelompok tari binaan KBRI Oslo, Anak Indonesia yang menampilkan pertunjukan Tari Saman dan Audun, warga Norwegia yang beberapa waktu lalu sempat viral karena membuat lagu berjudul Nasi Padang.
Nilton Amaral, Pelaksana Fungsi Politik KBRI Oslo menyampaikan bahwa pelibatan diaspora Indonesia dan friends of Indonesia dalam acara ini sangat penting untuk dapat terus memupuk kebersamaan dan keakraban antara penduduk kedua negara. “KBRI Oslo tentu sangat menyadari bahwa hubungan diplomatik Indonesia dan Norwegia dapat berjalan dengan sangat baik hingga saat ini tidak terlepas dari dukungan diaspora Indonesia dan masyarakat Norwegia. Oleh karena itu, kami berupaya untuk dapat terus mengajak diaspora dan friends of Indonesia untuk terus berpartisipasi dalam berbagai kegiatan KBRI Oslo”, tegas Nilton.
Momen perayaan hari jadi ke-70 Indonesia dan Norwegia juga dimanfaatkan untuk meresmikan sebuah organisasi masyarakat Indonesia-Norwegia, yakni Indonesia-Norway Association. Organisasi ini diharapkan dapat semakin mempererat hubungan antar masyarakat Indonesia dan Norwegia, khususnya yang memiliki perhatian dan kedekatan khusus dalam hubungan kedua negara. ‘Organisasi ini diharapkan dapat membawa manfaat dan kebaikan lebih secara langsung bagi masyarakat Indonesia dan Norwegia serta semakin memperat hubungan antar masyarakat kedua negara’, imbuh Dubes Mulya Lubis. Bjorn Blokhus, mantan Duta Besar Norwegia untuk Indonesia telah ditunjuk untuk menjadi Ketua dari organisasi ini.
Selain acara Malam Budaya Indonesia ini, KBRI Oslo juga telah menyelenggarakan acara seminar bertajuk ‘Enhancing Indonesia-Norway Trade and Investment Cooperation‘ pada tanggal 28 Januari 2019 dengan pembicara antara lain Chatib Basri, Agus Salim Pangestu, Kjetil Urheim dari Jotun dan Harald Reigstad dari Tinfos, dan ditutup dengan pidato singkat dari Wakil Menteri Perdagangan Indonesia, Jerry Sambuaga. Seminar tersebut berlangsung sukses dengan dihadiri sekitar 200 orang.
Sumber KBRI Oslo