Horas! Lama Merantau Di Swiss Budaya Batak Menjadi Tugasnya Untuk Diperkenalkan

Evalena Margaretta Faruolo wanita indonesia asal batak ini adalah seorang ibu rumah tangga namun cintanya akan Tanah Air membuatnya selalu bersemangat untuk terus memperkenalkan budaya kelahirannya di tempatnya merantau.

“Saya mengikuti les bahasa jerman program dari kampung saya tinggal di Zurich untuk mengisi waktu luang bersama anak karena eva seorang ibu rumah tangga jadi ada baiknya mengisi waktu yang positif” tutur Eva kepada Surat Dunia memulai cerita pengalamannya bagaimana dirinya bisa mendapatkan kesempatan memperkenalkan budaya Batak kepada warga swiss.

Guru les bahasa Eva adalah pensiunan guru musik. Tak heran sebelum pelajaran dimulai ia senang sekali memadukan dengan nyanyain bahkan tarian sebelum pelajaran dimulai. Suatu hari, guru les sekolah bahasa ini memiliki ide alangkah baiknya jika para murid bisa membawakan nyanyian atau tarian daerah masing-masing.

“Mendengar tawaran saya langsung mengambil kesempatan itu sebagai cara saya untuk memperkenalkan negara dan asal daerah saya di Indonesia, dengan cepat saya langsung menunjukan tangan” tawa Eva mengingat betapa semangat dirinya saat itu.

Selama 3 bulan ibu dari Matteo berusia yan berusia 3 tahun, memberikan dan memperkenalkan “manortor” tarian batak kepada teman-teman sekelasnya dan juga orang swiss yang berada di dalam organisasi tersebut baik itu para pengajar dan pekerjanya.

“Mungkin hanya hal kecil bagi kebanyakan orang, hanya memperkenalkan tarian dari daerah saya tapi bagi saya ini sangat penting karena dengan cara inilah mereka mulai tertarik kepada Indonesia hitung-hitung saya mempromosikan kebudayaan, tempat wisata, makanan dan pakaian daerah Batak Toba, apalagi semua merasa bersemangat dan senang sekali mengenal sesuatu yang baru”.

“Diantara ibu-ibu yang hadir ada yang mengenal Indonesia karena liburan ke pulau Bali, Jakarta, pulau jawa karena orangtua berasal dari sana jadi buat saya merupakan kesempatan yang tidak terlewatkan”, menanggapi mengapa begitu penting baginya mempromosikan Indonesia di Luar Negeri.

Di Swiss Eva bergabung dengan dengan komunitas keluarga Batak Swiss. Setiap musim panas kita piknik, bersama-sama menyanyi, menari, makan, bergurau dan bersama-sama membawa keluarga masing-masing.

“Intinya kebersamaan agar tetap semangat melestarikan budaya daerah dan juga melepas kerinduan akan rasa kekeluargaan”, tanggap Eva.

Tak heran ketika ada acara indonesia Eva berusaha untuk selalu hadir bersama suami dan anaknya.

foto pernikahan sipil

“Sebisa mungkin saya mengajarkan kepada anak saya bahasa batak dengan cara yang mudah misalnya untuk berdoa, memang penting bagi saya selalu menjaga akar budaya, menikah sipil juga saya menggunakan baju daerah dengan ulos batak tentunya”, tutur Eva menutup pembicaraan dengan Surat Dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *