Sendra Tari Jawa di Perancis kembali di gelar di Perancis.
Sendra tari Wuyung Amberung yang menceritakan kisah cinta yang berakhir tragis antara Sarpakenaka, adik dari Rahwana yang juga seorang Dewi Ular yang sakti dan kejam dan Lesmana, adik dari Rama yang berwatak halus dan sakti.
Pementasan ini dipersembahkan para seniman Indonesia yang bergabung dalam Asosiasi Pantcha Indra, grup Tari Joged Nusantara, Asosiasi Sekar Jagad Indonesia, grup gamelan Citè de la musique Philharmonie de Paris, grup gamelan Unigong, grup tari Universitas Nanterre, sekolah musik Un, Deux, Trois, Musique di Sion-Swiss dan didukung oleh KBRI Paris.
KBRI Paris, memberikan dukungan salah satunya dengan mendatangkan tiga seniman tari dari Solo ke Paris. Mereka adalah, para dosen dan penari kraton Mangkunegaran yaitu, Wahyu Santoso Prabowo, yang dikenal sebai sutradara, penabuh gamelan, penari dan juga dosen ISI Solo. Irwan Dhamasto, juga dikenal sebagai penari dan dosen ISI Solo. Dan yang terakhir adalah Dewi Galuh Sintosari, merupakan penari kraton Mangkunegaraan.
Selama 10 hari para seniman yang tergabung ini, diberikan latihan dan kerja sama oleh ketiga seniman di KBRI Paris. Tujuannya di datangkannya para seniman berbakat dari Solo ini adalah untuk meningkatkan kemampuan para seniman tari dan seniman gamelan. Dengan serius dan semangat kurang lebih 50 orang, terdiri dari penabuh gamelan, penari dan juga sinden mereka berlatih dengan materi selama 9 jam pelatihan per hari. Suatu kerja keras, yang tujuannya adalah untuk semakin memperkenalkan budaya Jawa di Perancis.
Diharapkan program mensosialisasikan budaya Indonesia di Perancis akan terus berjalan dan mendapat respon positif dari masyarakat Perancis yang memang menjunjung tinggi seni dan budaya.
Pengunjung yang tertarik bisa datang secara gratis, namun harus memesan undangan karena terbatasnya tempat.
Théâtre Koltès
Université Nanterre
200 Av. de la République
92000 Nanterre