Covid-19 Tak Surutkan Antusiasme Pengusaha Prancis Berinvestasi di Indonesia
Tingginya minat perusahaan Prancis berbisnis di Indonesia didorong oleh peluang strategis di sektor prioritas seperti energi, transportasi, maritim dan proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).
KBRI Paris bersama MEDEF Internasional Prancis telah melakukan promosi investasi guna menarik kembali investasi asing dari Prancis ke Indonesia paska Covid-19.
Pandemi Covid-19 telah merubah hidup kita secara total. Kita dituntut untuk keluar dari zona nyaman, tidak business as usual, serta harus lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan dan memanfaatkan peluang usaha baru. “Tuntutan ini sejalan dengan tujuan acara ini, untuk mengajak komunitas pengusaha Prancis keluar dari zona nyaman pasar mereka, kreatif dan inovatif dalam menangkap dan manfaatkan peluang pasar di Indonesia,” sebut Duta Besar Arrmanatha Nasir, dalam sambutannya pada Indonesia Infrastructure Investment Forum (IIIF) yang berlangsung secara daring.
Duta Besar Nasir menjelaskan dalam kondisi dalam cengkraman Covid-19, kedua negara tetap bersemangat menjalin kerjasama. Sebagai contoh, AFD dan PT SMI menandatangani kerjasama senilai 150 juta Euro untuk membiayai proyek infrastruktur hijau dan pembangunan infrastruktur kesehatan untuk penanganan Covid-19. Pemerintah kedua negara juga menandatangani kerjasama keuangan senilai 300 juta Euro untuk mendukung mitigasi dampak Covid-19 di sektor ekonomi.
Beberapa perusahaan Prancis juga aktif melakukan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam mendukung penanganan Covid-19. L’Oréal telah menyumbang sekitar 31 milyar Rupiah untuk mendukung riset genom vaksin. Decathlon dan Michelin memberikan bantuan berupa APD.
Kerjasama kedua negara yang terus berkembang pada saat pandemi merupakan refleksi hubungan bilateral yang semakin matang, yang pada tahun 2020 ini memasuki usia nya yang ke-70.
Duta Besar Nasir menandaskan bahwa tingginya minat perusahaan Prancis berbisnis di Indonesia didorong oleh peluang strategis di sektor prioritas seperti energi, transportasi, maritim dan proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN). Selain itu, Indonesia bukan hanya pasar paling besar di Asia Tenggara, namun juga merupakan bagian dari pasar tunggal dan basis produksi bersama ASEAN dan RCEP. Faktor lain yang ikut mendukung minat pengusaha adalah komitmen kuat Indonesia untuk melakukan reformasi ekonomi dan reformasi birokrasi untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif.
Seolah menegaskan pernyataan tersebut, sebanyak 75 perusahaan Prancis yang bergerak di bidang energi, maritim, perbankan dan investasi, dirgantara, transportasi, otomotif, dan pertahanan, turut berpartisipasi dalam forum virtual dimaksud.
Indonesia siap memfasilitasi pengusaha Prancis berinvestasi di Indonesia. “Bahkan minggu lalu ketika perbatasan kedua negara masih tertutup, kami membantu membantu mengurus izin masuk khusus bagi sejumlah pengusaha Prancis ke Indonesia”, lanjut Nasir.
Indonesia dan Prancis akan memberikan injeksi segar penguatan hubungan bilateral melalui finalisasi persetujuan bidang pertahanan (Defence Cooperation) dan rencana aksi untuk mengisi Kesepakatan Kemitraan Strategis antar kedua negara.
Hadir sebagai pembicara dalam IIIF kali ini adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Dalam paparannya, Menko menegaskan bahwa guna melakukan mitigasi dampak Covid-19, pemerintah Indonesia mengeluarkan paket stimulus ekonomi, yang didukung oleh kebijakan industri 4.0, peningkatan fintech, peningkatan transformasi digital serta penyiapan Omnibus law untuk mendukung penciptaan iklim usaha yang kondusif dan menciptakan lapangan kerja.
Deputi Menteri PPN bidang Pembangunan Infrastruktur menawarkan 41 proyek besar senilai 439,98 miliar USD sampai tahun 2024 di sektor transportasi, listrik, jaringan gas, logistik dan eco-city, termasuk proyek-proyek ibu kota baru. Deputi Menteri PPN mengundang pengusaha Prancis termasuk sektor UKM untuk memanfaatkan potensi usaha Indonesia. Dalam masa Covid-19, Indonesia merupakan 1 dari 3 negara yang diprediksi masih menunjukkan pertumbuhan positif paska Covid-119. Negara lainnya yaitu India dan China.
Pengusaha Prancis menunjukkan ketertarikan besar pada potensi investasi di Indonesia. Pada sesi tanya-jawab, mereka mengajukan berbagai pertanyaan kepada Menteri, utamanya terkait rencana implementasi omnibus law, pemindahan ibu kota, insentif bagi investor asing, digitalisasi proses administrasi, serta detail terkait 89 proyek strategis nasional.
Indonesia dapat memanfaatkan berbagai expertise, teknologi dan pendanaan dari Prancis untuk mendukung pemulikan ekonomi nasional paska Covid-19. Penyelengaraan IIIF 2020 telah mendekatkan kebutuhan pembangungan Indonesia (demand) dengan suplai kemampuan teknologi dan permodalan perusahaan Prancis yang ingin berinvestasi ke Indonesia. Indonesia siap memberikan rasa aman dan kenyamanan bagi pengusaha asing dalam berinvestasi di Indonesia.