Pernyataan Indonesia Akan Penyerbuan KBRI Yangon, Myanmar
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan dia menyatakan keprihatinannya tentang keselamatan dan kesejahteraan warga Myanmar dan menegaskan kembali perlunya “proses transisi demokrasi yang inklusif” di sana.
“Kita meminta semua pihak untuk menahan diri dan tidak menggunakan kekerasan, untuk menghindari terjadinya korban dan pertumpahan darah,” kata Retno alam konferensi pers digital pada Rabu (24/2/2021).
Dua hari sebelumnya Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yangon, Myanmar ‘digeruduk’ para demonstran anti kudeta. Hal ini terjadi, Selasa (23/2/2021).
Mereka menuding RI mendukung junta militer. Ini terkait pemberitaan Reuters Senin (22/2/2021), yang menyebut Indonesia tengah melobi ASEAN untuk menyetujui pemilu ulang di negeri Burma.
“Sudah ada informasi terkait demonstrasi tersebut. Tampaknya ada kesalah fahaman di sana atas berita di Reuters terkait rencana aksi dlm konteks ASEAN bagi satu solusi maslaah Myanmar,” tegas Teuku Faizasyah, juru bicara Kemlu.
Jubir Kemlu juga menambahkan posisi nasional Indonesia sudah sangat jelas, terlihat saat Menlu berbicara di Brunei terkait Myanmar, dimana Retno menekankan bahwa Indonesia akan tetap berpedoman pada kesejahteraan dan keinginan rakyat Myanmar dalam memandang situasi politik di negara itu.
“Indonesia concern terhadap perkembangan situasi di Myanmar,” ujarnya, “Oleh karena itu diperlukan sebuah kondisi yang kondusif berupa antara lain dialog, rekonsiliasi, trust building… Indonesia akan bersama rakyat Myanmar.”
Foto: AP/STR