Indonesia jadi perhatian di Carnaval Paris
Pewarta: Zeynita Gibbons.
London (ANTARA News) –
Penampilan tim Indonesia dengan 120 personel menarik perhatian penonton Carnaval Tropical de Paris di sepanjang jalan Champs Elysees and Arc de Triomphe, Paris, Minggu.
Rombongan Indonesia terdiri atas diaspora, Asosiasi Franco-Indonesie dan PPI Paris tampil dengan paduan tarian dan musik Bali, Kalimantan, Maluku dan Sumatera Utara, Pencak silat serta barisan Nusantara dengan pakaian adat.
Carnaval tahunan ini yang dilaksanakan oleh Kantor Wali Kota Paris dengan tema sport and culture diikuti 33 peserta pilihan, 29 Asosiasi Kemasyarakatan di Prancis dan empat negara, kata Minister Counsellor KBRI Paris, Henry R Kaitjily kepada Antara London, Senin.
Ia mengatakan, Indonesia merupakan satu-satunya negara yang mewakili benua Asia terpilih untuk tampil di ajang bergengsi ini. Negara lain yang ikut hadir yaitu Colombia, Bolivia, Brasil dan Peru.
Acara Carnaval Tropical de Paris mendapat liputan secara langsung oleh berbagai TV lokal di Prancis disaksikan 25 juta pemirsa dan sekitar 500 ribu masyarakat setempat dan turis mancanegara yang memadati area Champs Elysees dan Arc de Triomphe.
Antusias warga Prancis untuk menyaksikan carnaval tahunan itu dimanfaatkan KBRI Paris dan masyarakat Indonesia di Prancis untuk mempromosikan Indonesia kepada masyarakat Prancis dan turis mancanegara.
Hal yang menarik adalah kehadiran anggota DPR RI Maruarar Sirait yang sedang berada di Paris bersama keluarga turut bergabung dan memberikan semangat bagi para peserta. Henry R Kaitjily mengatakan bahwa para penari dan pemusik tampil sukarela, sedangkan KBRI Paris hanya menyewakan truck, dekorasi, pinjam pakaian dan musik tradisional serta konsumsi.
Setiap tahun masyarakat Indonesia mempromosikan Budaya Indonesia kepada masyarakat setempat dan turis mancanegara di berbagai kota di Prancis yang merupakan ujud kecintaan terhadap Indonesia meskipun tidak didukung oleh Kementerian tetapi warga Indonesia dengan swadaya memberikan yang terbaik, demikian Henry R Kaitjily.
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2017