Pergi haji dari Prancis, bisa..!! (bagian 1)

“Labbaika allahumma labbaik. Labbaika laa syariikalaka labbaik. Innalhamda wanni’mata laka walmulka laa syariikalak” 

Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu, ya Allah aku penuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji dan nikmat adalah milik-Mu semata-mata. Segenap kekuasaan milik-Mu. Tidak ada sekutu bagi-MU. (Hr.Bukhari)

Sebelumnya saya belum bermimpi atau lebih tepatnya belum memiliki tekad yang kuat untuk menunaikan ibadah haji, apalagi berangkat dari negara orang (Prancis). Namun Allah SWT berkehendak lain, mulai bulan ramadhan 2017, banyak sekali video dakwah yang di share melalui media sosial dan beberapa video yang saya tonton sangat menyentuh hati saya sehingga sedikit demi sedikit mimpi untuk menempuh perjalanan haji mulai terbangun. Dengan sebuah niat, kesempatan serta situasi yang mendukung, saya bulatkan tekad untuk pergi melaksanakan haji walaupun dengan persiapan yang minimum.

Perjalanan haji merupakan perjalanan “besar” bagi seorang muslim sehingga dibutuhkan kesiapan paling tidak 3 hal prinsip yaitu fisik,mental dan materi. Karena perjalanan haji memiliki durasi waktu yang cukup lama yaitu 2-4 minggu dengan aturan tertentu yang telah ditetapkan oleh aturan agama Islam, jadi saya sarankan diawal bahwa untuk menunaikan ibadah haji sebaiknya dipersiapan dengan sangat matang mulai dari jauh-jauh hari. 

Sebelum melakukan pendaftaran, langkah pertama yang saya lakukan adalah mencari informasi tentang agen haji resmi yang berada di Montpellier atau sekitarnya termasuk mencari informasi dari kolega yang pernah melaksanakan haji dari Prancis. Dari pencarian internet saya dapatkan cukup banyak agen haji baik di sekitar Montpellier maupun wilayah Prancis lainnya dengan berbagi program dan harga yang bervariasi. Secara garis besar ada 3 jenis paket yang ditawarkan oleh agen haji di Prancis yaitu :
– Paket haji Court sejour : rata-rata 15 hari
– Paket haji normal : rata-rata 21 hari
– Paket haji confort : rata-rata 16 hari dengan fasilitas nyaman

Untuk harga sangat bervariasi mulai dari 4.300 euro sampai dengan 6.200 euro tergantung dari jenis maskapai penerbangan yang digunakan, hotel, fasilitas tenda di Mina dan makanan. Pengalaman saya setelah tukar cerita dengan teman-teman dari agen yang sama, biaya yang dibayarkan berbeda-beda walaupun fasilitas yang diterima sama. Jadi saran saya sebelum melakukan deal, sebisa mungkin lakukan negosiasi supaya mendapat harga yang lebih murah dari yang tertera di brosur.

Jumlah pendaftar haji dari Prancis sampai dengan tahun ini belum melebihi kuota haji yang diberikan oleh pemerintah Arab Saudi sehingga tidak ada delay keberangkatan. Seperti saya misalnya melakukan pendaftaran pada tanggal 28 juli 2017 dan berangkat pada tanggal 25 Agustus 2017. Persyaratannya pun tidak terlalu ribet hanya melampirkan beberapa dokumen sebagai berikut :
– Foto identitas (berwarna) sebanyak 2 lembar
– Paspor yang masih berlaku minimal 6 bulan sampai dengan tanggal kembali
Titre de sejour
– Buku nikah bagi yang berangkat dengan pasangannya
– 
Muhrim bagi laki-laki yang berumur kurang dari 18 tahun dan perempuan yang berumur kurang dari 45 tahun
– Vaksin A+C+YW 135 (vaksin haji) dibuktikan dengan buku vaksin resmi (berwarna kuning).

Sebagai informasi untuk mendapatkan visa haji sama dengan mengajukan visa ke negara lain, artinya ada kejelasan booking tempat selama kita tinggal di negara yang kita tuju. Nah disini tugas agenlah yang harus memastikan bahwa kita memiliki tempat selama melaksanakan haji baik hotel maupun tenda di Mina. Perlu diketahui bahwa operasional kegiatan haji seperti transportasi dari bandara Jeddah menuju Mekkah, transportasi dari hotel menuju Mina, pengaturan tenda di Mina, transportasi menuju Muzdalifah, sampai dengan kegiatan wajib haji selesai tidak di tangani oleh agen kita dari Prancis, tetapi ditangani oleh pemerintah Arab Saudi melalui kantor maktab yang dibagi sesuai dengan wilayah tempat kita berasal. Sebagai contoh jamaah haji dari Prancis nomor maktab 48, dari Belanda 47 dan lain sebagainya.

Bagi jamaah muslim Indonesia di Montpellier atau di Prancis pada umumnya agar berhati-hati dalam memilih agen perjalanan. Walaupun kita berada di Prancis yang memiliki standar manajemen cukup tinggi, namun tetap perlu berhati-hati karena sebagian besar agen haji di Prancis ditangani oleh orang-orang yang berasal dari luar Prancis. Pastikan bahwa agen yang dipilih adalah agen resmi dan bukan merupakan sub-agen atau cabang dari agen lainnya. Agen haji yang bagus memiliki koneksi langsung dengan agen haji di Arab Saudi yang menangani kegiatan operasional tadi dan kepengurusan visa. Seperti saya contohnya mendaftar di agen A, namun setelah keluar visa ternyata tertulis agen B di paspor saya. Melihat kasus yang saya alami, saya tidak merekomendasikan sub-agen sebagai pilihan untuk melaksanakan ibadah haji. Hal tersebut penting karena akan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan selama kita menjalani ibadah haji. 

Melihat waktu yang tersisa hanya tinggal satu bulan, saya memutuskan untuk memilih agen yang berada tidak jauh dari Montpellier dengan pertimbangan tidak akan keluar banyak biaya transportasi seperti mengantarkan persyaratan untuk visa haji, manasik dan lain sebagainya. Ketika saya menanyakan detail perjalanan yang akan dilakukan, pihak agen hanya memberikan jawaban secara lisan dan menenangkan hati saya dengan mengatakan bahwa akan ada 3 kyai yang akan membimbing rombongan selama beribadah. Untuk itu saran saya sebaiknya sebelum melakukan pembayaran, meminta dulu kontrak dan detail perjalanannya sehingga ada kejelasan informasi di awal minimum hal-hal sebagai berikut :
– tanggal keberangkatan dan kembali ke Prancis
– kota atau bandara keberangkatan dan kedatangan
– nama hotel dan jenis kamar tempat menginap (penting untuk pasangan dan keluarga)
– jenis tenda di Mina
– jatah makan (termasuk makan malam atau tidak) 

Sungguh tidak bijak saat itu saya menerima begitu saja pernyataan agen dengan cukup puas karena sebenarnya masih banyak hal-hal yang belum saya mengerti. Imbas dari ketidakbijakan saya dan persiapan yang kurang matang  menjadi masalah operasional selama saya menjalani haji. Cerita mengenai kegiatan haji mulai berangkat dari Montpellier sampai pulang kembali, beserta hambatan-hambatan, keajaiban yang saya alami serta saran-saran lainnya insya Allah akan saya ceritakan di bagian selanjutnya..

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *