Antusias WNI Di Kota Malmö Swedia Hadiri Sosialisasi SIMKIM

Sosialisasi Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) telah dilaksanakan di kota Malmö, pada hari Sabtu, 12 Januari 2019 yang dihadiri oleh kurang lebih 108 masyarakat Indonesia, acara telah berlangsung dengan baik dan lancar. Antusiasme masyarakat terlihat diskusi dan pertanyaan WNI terkait dengan dokumen paspor, legalisasi perkawinan antara WNI dengan WN Swedia dan status anak yang lahir dari dua orang yang berkewarganegaraan berbeda.

Mengawali sambutannya Dubes Bagas Hapsoro menyatakan harapannya bahwa semoga tahun 2019 penuh berkah, kebahagiaan, dan mudah-mudahan segala cita-cita akan terlaksana dengan baik di tahun ini dan tahun berikutnya.

Menurut Bapak Ahmad Mulia Karnida, Kepala Fungsi Politik, Protokol dan Konsuler tujuan kami ke Malmö adalah untuk penyeragaman dan pengamanan dokumen keimigrasian. Ini sesuai dengan ketentuan International Civil Aviation Organization (ICAO).

Selanjutnya Bapak Ahmad M. Karnida menjelaskan ”Adapun hasil yang diharapkan dari penerapan kebijakan ini adalah memberikan kepastian waktu, menghilangkan prosedur yang berbelit-belit, dan mengurangi panjangnya birokrasi dalam pengurusan paspor itu sendiri”.

Dubes RI juga menyatakan bahwa Malmö penting bagi WNI dan Indonesia. Disampaikan pula bahwa banyak inisiatif masyarakat dan sumber SDM yang sangat berguna bagi Indonesia. “Kita masih ingat beberapa bulan yang lalu sewaktu kita mengadakan acara Malam Kebudayaan di Gothenburg. Masyarakat Indonesia yang tergabung dalam Bagus Foreningenjuga menyumbangkan kesenian dan kebudayaan”. Dalam pertandingan Gothia Cup, masyarakat WNI di Malmö dan Gothenburg selalu aktif membantu Tim Indonesia. “Saya menilai kekompakan yang bertujuan untuk membawa nama harum Indonesia ini perlu dilanjutkan. Terima kasih Ibu-ibu dan Bapak-bapak di Malmö dan sekitarnya”, kata Bagas Hapsoro.

KBRI juga melihat bahwa minat mahasiswa Indonesia menimba ilmu di bidang-bidang yang sangat berguna untuk Indonesia di masa depan. Contohnya subyek mengenai ”environmental studies”dan ”sustainable science”.Kemudian ada lagi jurusan ”langka” tetapi di masa depan akan menjadikan prioritas, yaitu ”energy efficient and environmental building design”. ”Karena tanah air kita saat ini rawan bencana. Dengan pengetahuan ilmiah serta teknologi maju, tentu kita harapkan agar kita dapat mengantisipasi bencana alam. Dengan demikian, semoga tragedi besar yang menimpa beberapa daerah di tahun-tahun sebelum 2019 dapat dihindarkan”, kata Bagas Hapsoro.

”Diharapkan kegiatan sosialisasi SIMKIM ini dapat segera dilakukan di kota-kota lainnya di Swedia dan Latvia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *