Dua Desainer Indonesia Ramaikan Ajang Fesyen di Australia
Dua perancang busana dari Indonesia, masing-masing Novita Yunus dan Savira Lavinia telah berpartisipasi pada ajang fesyen multikultur “Fashions of Multicultural Australia (FOMA)”, yang berlangsung pada Jumat malam (1/3/19) di The Cutaway, Barangaroo, Sydney Australia. Partisipasi kedua perancang busana tersebut atas dukungan KJRI Sydney, ITPC dan Wonderful Indonesia.
Kehadiran kedua perancang busana Indonesia pada ajang fesyen Australia ini merupakan bagian dari upaya penetrasi pasar fesyen Australia yang meningkat pesat. Setiap tahun, industri fesyen menyumbangkan 12 miliar AUD untuk perekonomian Australia, dan memberi lapangan pekerjaan bagi lebih dari 220,000 warga Australia.
“Kehadiran kedua perancang Indonesia ini, pertama, untuk menampilkan brand produk-produk yang dihasilkan para perancangan di tanah air kepada pasar Australia. Kedua, karena ajang fesyen ini mengenai multikultur, kita juga ingin menunjukkan keberagaman budaya Indonesia yang terpatri dalam produk-produk yang dihasilkan para desainer Indonesia”, komentar Konsul Jenderal Republik Indonesia Sydney, Heru Hartanto Subolo menjawab pertanyaan media setempat.
Novita “Batik Chic” dan Savira “SavLavin” diketahui merupakan alumni program kursus singkat kesiapan bisnis internasional untuk sektor tekstil dan fesyen di Australia yang diselenggarakan oleh Australia Awards.
Disaksikan lebih dari 1000 orang tamu undangan, di atas runway show pada malam itu Savira “SavLavin” menampilkan 10 jenis rancangan busana yang mengusung tema Jakarta. Sementara itu, Novita “Batik Chich” menampilkan 10 jenis rancangan busana dengan tema Batik Tuban. Selain kedua perancang dari Indonesia tersebut, turut memeriahkan catwalk di Barangaroo pada malam tersebut adalah para perancang dari negara-negara seperti Rusia, Chile, Korea Selatan, dan Pakistan.
Penyelenggaraan FOMA pada tahun ini merupakan yang pertama kalinya, diinisiasi oleh Gandhi Creations Pty Ltd, didukung oleh Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia dan Yayasan Australia Korea. Penyelenggara FOMA berkolaborasi dengan perwakilan-perwakilan asing di Australia, termasuk Konsulat Jenderal RI di Sydney. FOMA bertujuan tidak saja untuk mempromosikan fesyen, tetapi juga untuk mempromosikan keberagaman budaya dan mendorong peluang-peluang bisnis antara komunitas industri fesyen.