Di tengah Pandemi Covid-19, Animo Prancis Tetap Tinggi Terhadap Sektor Energi Indonesia

Prancis merupakan negara yang memiliki keuanggulan teknologi dalam energi baru terbarukan. Pemerintah Prancis juga siap mendukung pembiayaan proyek di Indonesia.

KBRI bersama MEDEF Internasional Prancis telah melakukan promosi investasi guna menarik kembali investasi asing dari Prancis di sektor energi ke Indonesia paska Covid- 19. Investor Gathrings for Energy Sector ini merupakan follow-up dari Indonesia Infrastructure Investment Forum (IIIF 2020) tanggal 30 Juni 2020, di mana banyak calon investor Prancis yang tertarik untuk menanamkan modalnya di sektor energi, terutama energi baru terbarukan.

Kebutuhan energi di Indoensia diperkirakan akan terus meningkat guna mencapai Indonesia emas tahun 2045.

Indonesia sendiri telah memasang target untuk mencapai bauran energi sebesar 23% pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050. Total konsumsi energi tahun 2018 sekitar 114 MTOE, yang terdiri dari transportasi (40%), industri (36%), rumah tangga (16%), komersial (6%) dan sektor lainnya 2%. Sementara itu pada tahun 2025, konsumsi energi diperkirakan 170,8 MTOE (Million ton oil equivalent) dan sekitar 548.8 MTOE pada tahun 2050.

Pandemi Covid-19 merupakan salah satu tantangan terbesar dan telah memaksa semua pihak untuk melakukan berbagai penyesuaian dengan menerapkan “new normal”. Berbagai adjustment tersebut juga dilakukan dalam konteks peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Prancis. Meskipun demikian, semua pengusaha dituntut untuk keluar dari zona nyaman dan mengambil peluang yang terbuka lebar di Indonesia. “Inilah yang menjadi tujuan utama dari Investor Gatherings ini, yaitu mendorong pengusaha Prancis untuk memanfaatkan peluang yang besar di sektor energi di Indonesia”.

Duta Besar Nasir menjelaskan bahwa dalam kondisi Covid-19, kerja sama bilateral Indonesia-Prancis tetap berjalan dengan kuat. Kedua negara akan memfinalisasi MoU Kerja sama Pertahanan, Rencana Aksi dalam kerangka Kemitraan Strategis Indonesia-Prancis dan Letter of Intent (LoI) terkait Dialog Maritim. Kedua belah pihak telah berkomitmen untuk menempatkan hubungan bilateral ke dalam tingkatan yang lebih tinggi.

Dalam kondisi Covid-19 yang sulit, delegasi Prancis tetap datang ke Jakarta dalam kerangka pertemuan Kelompok Kerja terkait Kerja sama Pengadaan Alutsista. Kerja sama pembangunan terus meningkat dengan adanya persetujuan pembangunan berbagai proyek infratsruktur di Indonesia dengan dukungan kerja sama keuangan dari Prancis yang dikoordinasikan oleh AFD dan Kementerian Ekonomi dan Keuangan Prancis. Kerja sama industri pertahanan kedua negara terus memperoleh momentum untuk terus dikembangkan setelah pertemuan Kelompok Kerja (Pokja) Pembelian dan Pengembangan industri alutsista nasional. Pengusaha dari kedua negara juga terus meningkatkan kerja sama yang tercermin dari kesepakatan pembelian produk kopi dan tekstil Indonesia oleh Prancis.

Penurunan pertumbuhan ekonomi, dan hampir terhentinya aktifitas ekonomi secara global telah membawa perubahan dramatis dalam mindset pemerintah dan investor terkait dampak perubahan iklim yang telah memberikan momentum untuk mulai menggunakan energi bersih.

Duta Besar Nasir meanegaskan bahwa Indonesia memiliki komimen kuat untuk bergerak ke arah sistem energi yang bersih dan berkelanjutan sebagaimana tercermin dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). Pemerintah memiliki komitmen tinggi untuk membangun infrastruktur energi yang bersih dan menggunakan sumber-sumber energi yang sustainable.

Indonesia juga memiliki komitmen tinggi untuk mengurangi emisi GRK dengan target bauran energi sebesar 23% tahun 2025 dan 31% tahun 2030. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki cadangan gas dan panas bumi (geothermal) yang terbesar di dunia. Indonesia juga kaya dengan sumber-sumber energi lain seperti angin, gelombang laut, panas matahari sepanjang tahun dan biomas. Indonesia juga memiliki kekayaan keanekaragaman mineral dan logam yang sangat diperlukan bagi pengembangan industri terutama komputer dan mobil listrik. Selain itu, Indonesia bukan hanya pasar paling besar di Asia Tenggara, namun juga merupakan bagian dari RECP. Faktor lain yang tidak kalah penting yang ikut mendorong minat pengusaha Prancis adalah stabilitas politik dan komitmen pemerintah untuk, melakukan reformasi di berbagai sektor untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan meningkatkan kemudahan berusaha (ease of doing business).

Seolah menegaskan pernyataan tersebut, sekitar 60 perusahaan Prancis yang bergerak di sektor energi dan sektor pendukung lainnya turut berpartisipasi aktif dalam forum virtual tersebut.

Hadir sebagai pembicara dalam Investor Gatherings kali ini adalah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bapak Arifin Tasrif. Dalam paparannya, Menteri ESDM menyampaikan peluang dan tantangan pengembangan energi terutama energi baru terbarukan di Indoensia. Pada satu sisi, Pandemi Covid 19 telah menimbulkan penurunan permintaan minyak bumi dan gas secara global, yang pada akhirnya berdampak pada pencapaian target bauran energi baru dan terbarukan. Pada sisi lain, COVID-19 telah memberikan blessing in disguise yang berupa kesempatan untuk mulai menerapkan pembangunan rendah karbon dan pencapaian target bauran energi sebesar 23% tahun 2025 serta penurunan emisi GRK.

Menteri ESDM menegaskan bahwa Indonesia telah mengeluakan serangkaian kebijakan untuk menciptakan iklim investasi yang kondusi di sektor energi antara lain feed in tariff (penentuan harga listrik berdasarkan biaya produksi), penyesuaian harga gas untuk industri tertentu, penyesuaian fleksibilitas skema product sharing contract (PSC) dan revisi UU Mineral dan Batu Bara. Indonesia juga membuka pasar baru untuk energi baru terbarukan melalui pengembangan tenaga matahari, biomass, renewable power plant, penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Air, pengembangan biofuel dan green fuel serta modernisasi PLN. Indonesia juga memperkuat upaya-upaya konservasi energi dan diversifikasi sumber sumber energi menuju energi baru terbarukan, antara lain melalui transformasi penggunaan fosil fuel ke listrik melalui penggunaan mobil listrik, konversi PLTD menjadi PLT gas dan biomass dan penggunaan pellet kayu di PLTU.

Menteri EDM mendorong investor Prancis untuk memanfaatkan berbagai peluang pembangunan instalasi energi dan energi baru terbarukan Indonesia guna mendukung pemenuhan kebutuhan energi nasional secara berkelanjutan dan implementasi komitmen untuk pengurangan emisi GRK.

Menteri ESDM menyambut baik keinginan pengusaha Prancis untuk menghidupkan kembali (FREGI) French Renewable Energy Group for Indonesia, yang merupakan forum dialog pengusaha Prancis dan Indonesia yang bergerak di sektor energi baru terbarukan. Nantinya FREGI akan diperluas dengan mengundang berbagai stakeholders terkait di bidang energi baru terbarukan.

Calon investor energi Prancis menunjukkan minat dan ketertarikan tinggi pada potensi sektor energi di Indonesia. Pada sesi tanya jawab, calon investor Prancis mengajukan berbagai pertanyaan kepada Menteri ESDM terutama terkait rencana ke depan Indonesia dalam pengembangan energi baru terbarukan termasuk program produksi biofuel nasional B40, rencana divestasi di sektor energi, komitmen pembangunan energi dikaitkan dengan pengurangan emisi, revisi UU Minerba dan dampaknya bagi keterbukaan sektor energi serta kenyamanan berusaha investor asing di sektor energi.

Prancis merupakan negara yang memiliki keuanggulan teknologi dalam energi baru terbarukan. Pemerintah Prancis juga siap mendukung pembiayaan proyek di Indonesia. Indonesia kiranya dapat memanfaatkan expertise, teknologi dan pendanaan dari Prancis untuk mendukung pembangunan energi nasional dalam membantu menangani dampak Covid-10. Penyelenggaraan Investor Gatherings telah memabuka peluang peningkatan investasi Prancis di sektor energi di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *