Apresiasi Prestasi Bagi 170 Orang Duta Al-Azhar yang Siap Mengabdi untuk Negeri
Rektor Universitas Al-Azhar, Ketua OIAA dan Wakil Menteri Agama RI juga memberikan sambutan dalam bentuk video. Pesan utama mereka adalah mengajak para Alumni Al-Azhar untuk menjaga, mempertahankan, dan menyebarkan ‘Manhaj Al-Azhar Al-Syarif”, yaitu manhaj wasathiyah (moderasi bergama) sebagai pilar untuk mengokohkan bangsa Indonesia.
KBRI Cairo bekerja sama dengan Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) Mesir menyelenggarakan acara wisuda dan apresiasi prestasi bagi 170 orang lulusan Universitas Al-Azhar di Wisma Duta, pada hari Selasa, 27 Oktober 2020. Tema yang diangkat untuk acara ini adalah “Kokohkan Jiwa Azhari, Wariskan Islam Wasathy, Mengabdi untuk Negeri”.
Acara yang digelar dengan konsep ‘Pass Through Graduation’ ini dihadiri oleh seluruh pegawai KBRI, Perwakilan Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Cabang Indonesia, Presiden PPMI dan jajarannya, serta beberapa pengusaha Indonesia di Mesir.
Kepala Perwakilan RI Cairo/KUAI M. Aji Surya dalam sambutannya mengatakan acara wisuda dan apresiasi prestasi mahasiswa Indonesia di Mesir ini merupakan acara tahunan yang dilaksanakan sejak tahun 2017. Biasanya acara diselenggarakan di Al-Azhar Convention Center (ACC), namun karena kondisi pandemi Covid-19, acara kali ini diselenggarakan di Wisma KBRI dengan ikon ‘Merah Putih’ sebagai jati diri bangsa Indonesia, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Pada tahun ini, tambah M. Aji Surya, dari 233 lulusan Al-Azhar tahun akademik 2019/2020, sebanyak 170 orang yang mengikuti acara wisuda dan apresiasi prestasi. Hal ini karena sebagian alumni telah kembali ke tanah air. Meskipun jumlah ini tidak terlalu besar, namun peran mereka dalam membawa misi Islam wasathi sangat besar.“Sungguh, acara wisuda dan apresiasi prestasi ini merupakan karunia yang luar biasa karena telah bertambah lagi sebanyak 233 Duta Al-Azhar yang siap terjun membina umat, membawa solusi-solusi segar dan bermanfaat, yang dapat memberikan kebaikan bagi bangsa dan agama”, ucap M. Aji Surya.
Lebih lanjut M. Aji Surya mengatakan tepat 92 tahun yang lalu pemuda Indonesia berkumpul dan berikrar satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa. Peristiwa penting tersebut kita kenal dengan Sumpah Pemuda, sesuatu yang sangat menentukan arah bangsa ketika itu untuk bersatu mencapai kemerdekaan.“Kita tidak bisa bayangkan jika peristiwa mulia itu tidak terjadi. Akan seperti apa Indonesia sekarang? Sungguh memang pemuda adalah tonggak harapan Ibu Pertiwi. Semangat Sumpah Pemuda akan selalu relevan untuk diilhami setiap generasi muda bangsa. Dan generasi itu saat ini berada tepat di hadapan saya, telah siap sedia mengabdi untuk negeri”, ujarnya memotivasi para Duta Al-Azhar.
Kepada para Mahasiswa Indonesia yang masih menempuh studi di Mesir, M. Aji Surya juga berpesan supaya mereka meningkatkan prestasi, baik di bidang akademik maunpun nonakademik. “Tak lupa juga Masisir lainnya yang masih menempuh pendidikan di sini yang jumlahnya tak kurang dari 8000 orang, supaya terus mengukir prestasi demi masa depan bangsa. Para Masisir ini merupakan amunisi dahsyat untuk persatuan dan kemajuan Indonesia. Lebih dari cukup untuk menggetarkan Indonesia, karena Bung Karno pun hanya perlu 10 saja untuk menggoncangkan dunia. Karena itu saya yakin dan optimis, para Masisir bisa berprestasi lebih baik dari para pendahulu mereka”, tambahnya.
Sementara itu Zainut Tauhid Sa’adi Wakil Menteri Agama RI dalam sambutannya melalui rekaman vidio berpesan agar alumni Al-Azhar menjadi cermin sebagai pembawa ajaran Islam yang ramah dan rahmatan lilalamin, tidak hanya untuk Indonesia, tetapi juga untuk dunia. Nilai-nilai Islam yang dimaksud adalah tawashut, tawazun, i’tidal, dan tasamuh.
“Universitas Al-Azhar menjadi kiblat Islam washatiyah, yaitu agama yang dilandasi nilai-nilai tawasuth, tawazun, i’tidal, dan tasamuh yang selaras dengan prinsip moderasi beragama yang kini terus dikampanyekan oleh Kementerian Agama”, ucapnya.
Lebih lanjut, Wakil Menteri Agama mengatakan bahwa bangsa Indonesia sangatlah majemuk, terdiri dari berbagai suku, ras, etnis, dan agama. Lebih khusus lagi bahwa kemajemukan tersebut terjadi pada umat Islam yang tergabung dalam berbagai ormas dan kelembagaan Islam. Tentunya masing-masing mempunyai karakteristik yang berbeda, baik dari segi agenda dan pola gerakannya, serta pemahaman keagamaannya. Oleh karena itu, tambahnya, penting bagi umat Islam untuk senantiasa menjaga hubungan persaudaraan yang rukun antara sesama muslim (ukhuwah Islamiyah) dan antar sesama anak bangsa (ukhuwah wathaniyah). Perbedaan umat Islam sedapat mungkin tidak sampai menimbulkan perpecahan.
Secara terpisah Atase Pendidikan dan Kebudayaan Bambang Suryadi mengatakan dari segi prestasi dan capaian akademik, dari 170 orang lulusan Al-Azhar tersebut terdapat satu orang Mumtaz Ma’a Martabati Syaraf Ula, sembilan orang Mumtaz, 10 orang Jayyid Jiddan Ma’a Martabati Syaraf, 41 orang Jayyid Jiddan, 79 orang Jayyid, dan 30 orang Maqbul dan Tasfiyah.
“Sebagai bentuk apresiasi prestasi yang telah dicapai dan untuk memotivasi para mahasiswa Indonesia di Mesir, KBRI bersama donatur dan OIAA Cabang Indonesia memberikan hadiah laptop kepada empat orang lulusan terbaik dan uang cash dalam jumlah tertentu bagi 20 orang lulusan terbaik”, ungkap Bambang Suryadi seraya menyampaikan terimakasih kepada donatur dan Ketua OIAA Cabang Indonesia atas partisipasi, dukungan, dan kerja sama dalam acara wisuda dan apresiasi prestasi tersebut.
Adapun empat orang lulusan terbaik yang mendapat hadiah laptop adalah Hafash Ubaidillah dari Fakultas Syariah Wa Qanun, Jurusan Syariah Ismaliyah dengan nilai kumulatif 88,72, Mu’adzah Nurul Azizah dari Fakultas Dirasat Islamiyyah Wal-Arabiyah, Jurusan Syariah Islamiyah dengan nilai kumulatif 88,66, Hamidatul Hasanah dari Fakultas Dirasat Islamiyyah Wal-Arabiyah, Jurusan Aqidah Wal-Falsafah dengan nilai kumulatif 87,40 dan Martha Mishbahul Munir dari Fakultas Syari’ah Wa Qanun, Jurusan Syari’ah Islamiyah dengan nilai kumulatif 87,31.