Kursus Kebangsaan Online Bagi Anak Indonesia di Jerman
KJRI Frankfurt menggelar Kursus Kebangsaan Angkatan Kedua, dengan nama Indonesischer Soziokultur Onlinekurs. Kursus ini diperuntukkan bagi anak-anak Indonesia yang lahir/besar di Jerman dan tinggal di Wilayah Kerja KJRI Frankfurt. Tujuan dari kursus ini adalah untuk mengenalkan sejarah, keragaman suku bangsa, bahasa dan budaya serta kehidupan sosial yang berkembang di Indonesia.
Acara ini dibuka secara resmi oleh Konsul Jenderal RI Frankfurt, Acep Somantri. Dalam sambutannya beliau menyampaikan harapan agar Indonesischer Soziokultur Onlinekurs ini dapat meningkatkan kecintaan dan kebanggaan anak-anak dan remaja keturunan Indonesia di Jerman kepada Indonesia. Bangga menjadi bangsa Indonesia. Bangga memiliki tanah air Indonesia.Bangga memiliki keanekaragaman suku dan budaya serta bangga berbahasa Indonesia. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan yang sangat patriotik adalah kebanggaan kita.
Konjen RI juga sampaikan bahwa bangsa Indonesia mengucapkan salam dalam berbagai ragam bahasa, budaya dan agama: Assalammualaikum, Selamat Pagi, Salam Sejahtera, Shaloom, Om Swastiastu, Salam Kebajikan, Namo Budaya. Itulah Indonesia, negeri yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama, namun kita tetap dipersatukan dengan Bhinneka Tunggal Ika – satu bahasa Indonesia, satu bangsa Indonesia dan satu tanah air Indonesia.
Mengingat situasi pandemi COVID-19 yang masih berlangsung sampai saat ini, Kursus kebangsaan masih diberikan secara daring. Kursus yang dilaksanakan tiap hari Minggu, dimulai tanggal 14 Maret – 13 Juni 2021. Selain mata pelajaran sejarah kemerdekaan Indonesia, Pancasila, Sumpah Pemuda, serta paparan mengenai suku bangsa dan kebudayaan yang ada di Indonesia, diberikan juga pengetahuan mengenai kehidupan sehari-hari anak-anak Indonesia termasuk mengenalkan berbagai jenis jajanan kaki lima serta nama-nama arti dan grup musik Indonesia yang sudah go internasional.
Kursus ini diberikan sebanyak 9 kali pertemuan dan direncanakan akan diberikan tambahan berupa workshop membatik dan membuat jamu. Sebagaimana pada Angkatan Pertama, kursus disampaikan dengan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa Jerman.