Masyarakat Islam Indonesia Prancis Hangatkan Ramadan Dengan Berbagai Kegiatan Islami Untuk Segala Usia
Ramadan di Prancis kembali jatuh bersamaan dengan diberlakukannya lockdown di Prancis. Umat islam Indonesia di Prancis kembali harus melalui Ramadan dengan suasana pandemi. Namun tahun 2021 ini terasa ada yang berbeda. Masyarakat muslim Indonesia, merasa terhibur dengan berbagai kajian dan siraman rohani setiap harinya, yang diadakan oleh Perhimpunan Masyarakat Islam Prancis (PERMIIP). Berikut wawancara Surat Dunia dengan ketua PERMIIP Prof. Warsito di Paris.
Surat Dunia (SD) : Bagaimana PERMIIP menyikapi situasi di Prancis saat ini agar masyrakat islam di Prancis tidak merasa sendiri dalam menjalankan Ramadan?
Prof. Warsito (PW) : Betul sekali saat ini Prancis sedang memperketat peraturan dengan adanya lockdown lokal dan jam malam hingga membuat PERMIIP justru harus lebih hadir mendampingi saudara-saudara muslim Indonesia yang ada di Prancis supaya praktek ibadah kita bisa berjalan dengan baik. Karena itu kami mengadakan berbagai kajian, diantaranya kajian-kajian rutin yang selalu hadir untuk menghibur dan sekaligus mendampingi supaya muslim indonesia yang ada di Prancis ini bisa menjalankan puasa ini dengan baik apalagi mengingat waktu yang masih cukup panjang.
SD : Anda tadi berbicara mengenai berbagai kegiatan PERMIIP, apa saja yang PERMIIP tawarkan kepada perhimpunan Diaspora Muslim di Prancis?
PW : Betul sekali, kita memang sebenarnya sudah memiliki berbagai kegiatan rutin sebelum Ramadan, yaitu Kajian Muslimah dan Kajian Dakwah yang mana berisi tema-tema ilmu agama Islam agar masyarakat islam di Prancis bisa lebih belajar tentang ya…hal-hal yang sepertinya dasar namun justru sangat penting dan kita kaji secara dalam, seperti rukun islam dan rukun iman. Nah di bulan Ramadan ini kami memperbanyak kajian-kajian. Ada kajian menjelang berbuka, Ramadan Series, Kajian Rutin Pagi, Pengajian bersama Pelajar Muslim Indonesia di Prancis, Ramadan Ceria, Kajian Muslimah dan kami juga menerima dan menyalurkan zakat dan tentu saja kami mengadakan peringatan Hari Raya Idul Fitri. Dan saat ini boleh dibilang kebanyakan kegiatan kami adalah dengan menggunakan fasilitas zoom.
SD : Anda tadi berbicara mengenai Ramadan Ceria, apakah itu program untuk anak-anak?
PW : Betul sekali, untuk pertama kalinya PERMIIP mengadakan “Pesantren Zoom” bagi anak-anak, yaitu Ramadan Ceria (cerita islam bagi anak), juga karena memang bertepatan dengan libur sekolah, jadi pas. Seperti yang kita tahu, Prancis adalah negara laïcité, di mana negara dipisahkan dari agama. Jadi sekolah juga ya sama. Karenanya kami mencoba menghadirkan bagi anak-anak Muslim Indonesia agar bisa juga mendapatkan siraman rohani secara menyenangkan. Dengan pendekatan yang menarik, menggunakan gamabr-gambar atau animasi yang menarik. Dan program ini rupanya sangat diminati, bahkan setelah usai, permintaan dari anak-anak dan para orang tua agar program kajian islam bagi anak-anak bisa diteruskan.
SD : Apakah semua kegiatan yang PERMIIP lakukan memang hanya diperuntukan bagi Muslim Indonesia di Prancis saja atau bisa diikuti oleh yang berada di Indonesia?
PW : Mengenai hal ini, betul sekali, karena adanya perbedaan waktu maka kami memang membagi dua aspek. Ada aspek yang hanya bisa diikuti oleh masyrakat muslim Indonesia di Prancis karena dilakukan sudah malam hari waktu Prancis, namun kajian-kajian pagi itu justru banyak juga yang mengikuti dari Indonesia bahkan negara lain, seperti Maroko, Turki atau negara Eropa lainnya.
SD : Bagaimana dengan kegiatan ini apakah berbayar jika ingin mengikuti?
PW : Semua kegiatan kami hingga saat ini kami lakukan secara gratis dan memang kami buka untuk umum. Adapun seluruh pengurus PERMIIP adalah para sukarelawan dan ini sangat saya hargai, namun untuk nara sumber InsyaAllah PERMIIP selalu mencoba untuk istilahnya memberikan honor kepada setiap ustaz atau ustazah pengisi acara. Adapun karena itu, PERMIIP memang banyak dibantu dari para donasi agar kelangsungan kegiatan PERMIIP bisa berjalan dengan baik. Karena itu PERMIIP saat ini sedang berusaha untuk mendaftarkan asosiasinya sesuai dengan hukum prancis agar terdaftar secara resmi, dan semoga bisa membuat PERMIIP lebih mudah untuk menjalankan seluruh kegiatan dan InsyaAllah mungkin bisa mendapatkan bantuan atau donasi dari pemerintah, tentunya sesuai dengan peraturan dan ketetapan yang ada.
Surat Dunia juga melakukan wawancara dengan beberapa masyarakat Indonesia di Prancis berkaitan dengan kegiatan PERMIIP yang mereka telah ikuti.
Pelajar Indonesia yang sedang menembuh S3 misalnya Wisnu menyatakan; “Alhamdulillah pada bulan Ramadan ini kami pelajar Muslim Prancis tidak terlalu merasa sendiri berkat adanya kajian-kajian untuk menambah ilmu agama dan yang kami syukuri kami jadi bisa mendapatkan makanan berbuka puasa yang digalakan oleh PERMIIP melalui para Diaspora Indonesia.”
Della di Nice salah satu orang tua yang anaknya ikut Ramadan Ceria menyatakan; “Alhamdulillah anak saya bisa ikut, acara sangat bagus dan sangat berkesan, terimakasih untuk semua para pengisi acara.”
Meskipun PERMIIP adalah perkumpulan dari masyarakan Indonesia di Prancis, namun kajian-kajiannya diikuti juga oleh WNI di negara lain seperti yang diungkapkan oleh Berta yang bermukim di Macedonia; “Saya selalu hadir di kajian PERMIIP, karena kami di sini tidak mempunyai kegiatan serupa, yang muslim sangat sedikit yah hanya beberapa orang saja. Kajian PERMIIP ini ibarat oase bagi saya mampu memberikan kebutuhan siraman rohani dan motivasi diri yang luar biasa, karenanya saya sangat berterima kasih kepada PERMIIP.”
Salut sama muslim Indonesia di Prancis, yang di Indonesia harusnya melihat ini
Luar biasa, padahal Prancis kan negara paling rasis
Masha Allah