WNI di Afrika Selatan Rayakan Idul Fitri Tanggal 14 Mei
WNI di Afrika Selatan merayakan Idul Fitri 1442 H yang jatuh pada Jumat, 14 Mei 2021 dengan sholat Id dan open house yang diadakan oleh KBRI Pretoria di Wisma Duta Pretoria.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh WNI di Afrika Selatan, khususnya dari Pretoria dan Johannesburg, dan sejumlah WNA yang merupakan suami atau istri WNI. Perayaan Idul Fitri oleh KBRI Pretoria juga dihadiri oleh Duta Besar Kerajaan Malaysia untuk Afrika Selatan dan keluarga berserta sejumlah pelajar Malaysia yang sedang menempuh pendidikan di sejumlah pesantren di Afrika Selatan.
KBRI Pretoria menerapkan protokol kesehatan yang ketat dalam perhelatan tersebut. Setiap tamu yang hadir diperiksa suhu tubuh dan wajib menggunakan masker serta hand sanitizer. Mengingat saat ini Pretoria sudah memasuki musim dingin, sholat Id dilaksanakan di dalam tenda berpenghangat ruangan, dengan shaf yang dibuat berjarak. Sementara, acara ramah tamah dilakukan di luar ruangan.
Bertindak sebagai bilal, imam dan khatib sholat Id adalah para santri Indonesia yang sedang belajar di Darul Uloom Zakariyya dan Azaadville di Afrika Selatan.Walau Idul Fitri 1442 H jatuh pada hari kerja dan pemerintah Afrika Selatan tidak menjadikan Hari Raya Idul Fitri sebagai hari libur, namun sejumlah WNI yang bekerja di berbagai perusahaan di Afrika Selatan menyempatkan untuk hadir pada perayaan Idul Fitri oleh KBRI tersebut.
“Saya jauh-jauh hari sudah ambil cuti agar tidak terlewat momen istimewa ini,” tutur Muhammad Syafrudin, WNI yang bekerja di sebuah perusahaan IT.
Pada kesempatan tersebut, KBRI Pretoria memang menyajikan sejumlah hidangan khas lebaran, seperti lontong sayur, rendang, semur, opor dan nasi kebuli. Selain itu, sajian pelengkap seperti bakso dan siomay juga menjadi incaran para tamu.“Kita bersyukur bisa kembali merayakan Idul Fitri bersama-sama tahun ini, setelah tahun lalu kegiatan semacam ini ditiadakan karena penerapan lockdown yang ketat di Afrika Selatan,” tutur Salman Al Farisi, Duta Besar Indonesia untuk Afrika Selatan, Botswana, Eswatini dan Lesotho.
Pelaksanaan kegiatan keagamaan dengan mengumpulkan masa sudah diperbolehkan di Afrika Selatan yang saat ini berada pada status waspada level 1, dengan syarat kuota peserta 50% dari kapasitas ruangan, atau 250 orang untuk kegiatan luar ruangan.