Kini Ada Taman Persahabatan Indonesia-Madagaskar di Wisma Indonesia Ivato
Taman Persahabatan Indonesia ini memiliki dekorasi ciri khas rumah panggung Kalimantan yang berdasarkan studi ilmiah merupakan nenek moyang bangsa Madagaskar. Selain itu, tanaman yang ada di taman persahabatan ini yang semuanya ada di Indonesia seperti kembang sepatu, pepaya, pakis, alamanda, pohon pisang, heliconia, dan palem kuning. Bahkan terdapat becak Indonesia yang di Madagaskar disebut pus-pus.
Sebagai simbol persahabatan kedua negara, telah dibuat batu dengan bendera Indonesia dan Madagaskar yang melambangkan persaudaraan erat kedua bangsa.
Peresmian Taman Persahabatan Indonesia-Madagaskar ditandai dengan penandatanganan batu prasasti oleh Kepala Perwakilan RI dan Menteri Pertahanan Nasional Madagaskar. Menteri Pertahanan Nasional Madagaskar dipilih menjadi perwakilan dari Pemerintah Madagaskar karena merupakan salah satu alumni Indonesia dan saat ini Merupakan Ketua Ikatan Alumni Indonesia (IAI). Acara peresmian juga dihadiri oleh sejumlah perwakilan IAI lainnya yang kini menjadi Perwira Tinggi Militer di Madagaskar. Sebagian peserta mengenakan batik termasuk Menhan Richard Rakotonirina.
“Saya selaku Presiden Ikatan Alumni Indonsia dan juga Menteri Pertahanan Nasional Republik Madagaskar merasa terhormat sekaligus terharu atas itikad baik Bapak Benny Siahaan selaku Kepala Perwakilan RI di Madagaskar yang berupaya mewujudkan persahabatan dan persaudaraan di Wisma Indonesia “, imbuh Menhan Richard dalam bahasa Indonesia yang fasih.
“Harapan saya agar persahabatan dan persaudaraan Indonesia dan Madagaskar dapat abadi selamanya seperti yang sudah terjalin selama ini dan kerjasama kedua negara dapat terus ditingkatkan” lanjut Menhan Richard.
Sementara Kepala Perwakilan RI di Madagaskar Benny Yan Pieter Siahaan menyampaikan bahwa pendirian Taman Persahabatan Indonesia-Madagaskar ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa hubungan Indonesia-Madagaskar tidak saja sebatas hubungan diplomatik saja, tetapi juga sejarah, budaya bahkan genetika dimana 40% gen dari bangsa Madagaskar berasal dari bangsa Indonesia terutama dari pulau Kalimantan. “Bahkan tanaman-tanaman yang berada di Taman ini seperti kembang sepatu, alamanda, pakis dan lain-lain semuanya diambil dari Madagaskar. Jadi kita sudah merasa seperti di Indonesia saja”, tukas Benny.
Sebagaimana diketahui bahwa saat ini tercatat hampir 400 siswa Madagaskar yang merupakan alumni Indonesia. Para alumni ini menempuh studi di Indonesia dengan berbagai jalur, seperti beasiswa KNB, Darmasiswa, beasiswa Universitas, reguler, SESKOAD, SESKOAL, SESKOAU, LEMHANAS dan lain sebagainya. Selain itu, jumlah alumni Indonesia ini pun lebih banyak dari jumlah WNI di Madagaskar yang hanya kurang lebih 100 orang.
Hal ini menjadi salah satu aset bahwa pendidikan di Indonesia tidak kalah dengan pendidikan di negara lain dan juga penghargaan kepada warga Madagaskar atas ketertarikannya terhadap Indonesia.“Saya bersyukur bahwa hubungan kerjasama antara kedua negara semakin meningkat dari waktu ke waktu di segala bidang, termasuk pendidikan dan sosial budaya.”, ujar Benny. “Bahkan di masa pandemi ini tidak menyurutkan Indonesia untuk terus memberikan bantuan teknis melalui berbagai pelatihan secara daring. Diharapkan setelah pandemi berakhir, berbagai pendidikan dan pelatihan dapat dilanjutkan secara luring”, pungkas Benny.
Setelah peresmian Taman Persahabatan, diadakan juga berbagai perlombaan olahraga seperti Basket, Tenis Meja, dan Tarik Tambang, serta lomba karaoke yang dilakukan oleh Keluarga Besar KBRI Antananarivo dan anggota IAI untuk mempererat hubungan silaturahim antar kedua belah pihak. Pertandingan dibuka oleh Menhan Richard dan Kepala Perwakilan Benny dengan bermain tenis meja.Para alumni Indonesia tersebut sangat fasih menyanyikan lagu-lagu Indonesia. Selain itu, guna mengobati rasa rindu para alumni Indonesia akan kuliner khas Indonesia, para peserta disuguhi makanan khas Indonesia seperti nasi ayam bakar, bakwan goreng, risol, tahu bakso, bakpia dan dadar gulung.