Karya Desainer Muda Akeyla, Memukau Para Pengamat Fashion di Kyrgystan dengan Pakaian Kerajaan Tarumanagara
Nama Akeyla semakin tidak asing dikalangan para desainer dan pengamat mode. Selain karena dirinya sudah memiliki talenta yang luar biasa sejak kecil dibidang fashion juga karena karyanya selalu dianggap unik dan peduli dengan lingkungan. Dini Kusmana dari Surat Dunia kembali mewawancarai Akeyla untuk mengetahui sepak terjangnya dalam membawa hasil karyanya ke panggung ‘Event Nomads Fashion World Festival’, Kyrgyzstan.
Surat Dunia (SD) : Hai Akeyla, ceritakan bagaimana kamu bisa ikut berpartisipasi ke Festival Mode Nomad di Kyrgyzstan ini?
Akeyla : Hai juga Dini dari Surat Dunia terimakasih atas perhatiannya, baiklah saya akan menceritakan mengenai acara di Kyrgyzstan. Kemarin itu adalah undangan yang diikuti sekitar 40 fashion desainer dari 20 negara peserta. Kemudian setelah mendapatkan undangan, kita di kurasi dengan mengirimkan video teaser dan photo dari produk-produk saya.
SD : Kali ini Akeyla membawakan karya desin dengan tema apa? Bahan yang dipilih dari mana dan mengapa tema itu yang ingin kamu angkat?
Akeyla : Saya membawakan 10 outfit untuk dewasa dan 10 outfit anak-anak, seperti yang selalu saya tampilkan pakaian anak dan remaja bagi saya penting juga untuk ditonjolkan. Bagi pakaian wanita saya memilih tema ‘The kingdom of culture‘ dan kain batik menjadi pilihan saya. Sedangkan untuk pakaian anak kain batik tetap saya pilih dengan dengan tekhnik drapping ( melilit kain tanpa memotong dan menjahit).
Untuk idenya saya mendapatkan ide dari kejayaan kerajaan di nusantara terutama kerajaan Tarumanagara karena batik yang dipakai adalah batik karawang (sejarah berdirinya Kerajaan Tarumanagara dengan peninggalan Candi Jiwa dan Candi Blandongan)
SD : Luar biasa idenya, pantas para pengamat fashion dan media di Kyrgyzstan sampai dibuat terpesona dengan karya kamu. Bagaimana dengan di Indonesia sendiri apakah Akeyla pergi dengan didampingi oleh dukungan Pemerintah?
Akeyla : Sayangnya kali ini kami pergi mandiri, belum ada sama sekali dukungan dari pemerintah Indonesia. Tapi Alhamdulillah kami mendapatkan dukungan dari negara lain. Dari panitia Kyrgyzstan sendiri kami disediakan akomodasi misalnya. Jadi memang salah satu kesulitan kami mungkin karena kami benar-benar mandiri jadi mesti berjuang untuk bisa mendapatkan sponsor lainnya agar tetap bisa berangkat.
Padahal ini merupakan kesempatan besar, bahkan tuan rumahpun sangat apresiasi sekali. Berulang kali menyatakan “bravo Indonesia”. Indonesia baru pertama kali nya ikut event ini. Saking tertariknya mereka dengan kain batik yang saya gunakan dalam rancangan saya, Desember nanti pihak dari panitia ‘Event Nomads Fashion World Festival’ akan berkunjung ke Indonesia karena tertarik dengan batik pewarna alam yang saya buat. Dan ini merupakan kesempatan baik, benar kan bagi para pembatik Indonesia.
Semoga kedepannya pemerintah bisa lebih mendukung kami para desainer-desainer muda dalam mempromosikan kain-kain Indonesia ke berbagai acara internasional.
SD : Semoga ungkapan ini bisa menjadi perhatian pemerintah Indonesia ya Akeyla. Baiklah pertanyaan berikutnya adalah, apa yang ingin kamu tunjukkan dengan karya yang kamu bawakan ini ?
Akeyla : Saya ingin memperkenalkan batik ke manca negara. Dan batik bisa semakin mendunia. Dimana motif-motif batik yang saya buat mempunyai filosofi dari sejarah dan kearifan lokal daerah di indonesia. Dengan tagline nya “Batik Punya Cerita”
SD : Apa rencana kedepan kamu ?
Akeyla : Saya ingin membuat kampung batik di karawang. Dimana saya ingin memberdayakan para pembatik difable nya supaya bisa bekerja dengan baik. Juga memberdayakan masyarakat sekitar kampung batik.
Juga saya ingin sekali bisa mengembangkan sebuah brand yang nantinya bisa setara dengan brand-brand dunia seperti Gucci, Louis Vuitton, Channel dan lainnya.