Silat Gong : Dua Negeri Serumpun Akur Sepanggung
Sebuah sajian seni yang bisa dibilang langka. Dan hal itu terjadi malam Minggu 8 Juni yang lalu di Paris! Indonesia dan Malaysia rukun, bersama-sama mementaskan Silat Gong dalam bingkai Olimpiade Budaya Paris 2024.
Christophe Moure, musisi gamelan yang juga dalang andal dari Asosiasi Pantcha Indra berhasil dengan cemerlang mengejawantahkan gagasan Cité de la musique Philharmonie de Paris menyuguhkan sebuah kreasi seni yang selaras dengan spirit Olimpiade (olah raga) Paris 2024. Jadi, seni musik yang melibatkan olah raga.
Bukan suatu hal yang mengherankan jika institusi musik bergengsi itu ingin menampilkan gamelan. Selain memiliki perangkat gamelan lengkap sejak tahun 1887, sebagai hadiah dari pemerintah kolonial Hindia Belanda saat itu pada Prancis, Philharmonie de Paris juga memiliki kelas gamelan.
Bersama Audran Le Guillou, guru muda silat dari asosiasi Culture Silat (Malaysia) yang sekaligus musisi gamelan asosiasi Pantcha Indra, juga Asosiasi Sekar Jagat Indonesia, terciptalah sebuah karya unik paduan tiga seni sekaligus. Gamelan Jawa mengiringi para pendekar silat seni gayung
Fatani Malaysia. Pada beberapa komposisi gending terdengar warna Melayu. Karya-tari Jawa kreasi Kadek Puspasari yang dibawakan delapan penari pun terinspirasi dari gerakan-gerakan silat Malaysia tersebut. Gemulai namun gagah. Benar-benar sebuah perkawinan yang harmonis
dua budaya dua negeri serumpun.
Penonton yang memenuhi Le Studio, ruang pertunjukan di mana pentas berlangsung di Cité de la musique, dibuat terkesima.
Tepuk tangan meriah tak henti-hentinya pada akhir pertunjukan yang didukung oleh Kedutaan Besar Indonesia dan Malaysi ini. Bahkan para penonton tak segera pulang setelahnya. Sebagian tetap bertahan untuk memberi selamat sekaligus foto bersama para pemusik, penari dan pesilat.
Artikel tertarik tapi kenapa tidak ada poto musisinya ? Kalau tidak musik gamelan, tidak ada penari dan pesilat 🙁
Menarik sekali, apakah ini tarian tradisional atau kreasi baru?