Pertunjukan Wayang Kulit dua Bahasa Tutup Pameran Seni di Rusia

Dalam dinginnnya udara kota Moskow yang mencapai minus 9 derajat celcius, sayup sayup terdengar suara gamelan Jawa dari sebuah bangunan  yang berada di jalan Dukhovskoy Pereulok, Moscow. Suara tersebut berasal dari sebuah ruangan pameran di Museum of Traditional Art of the World in Moscow yang sedang menggelar pertunjukan wayang kulit dalam rangka penutupan pameran seni yang telah berlangsung sejak bulan Oktober tahun lalu.

Suasana pertunjukan

Museum of Traditional Art of the World in Moscow atau yang dikenal dengan TradArt Gallery selama lima bulan penuh telah menggelar pameran seni yang memamerkan berbagai barang seni dari negara-negara Asia Tengggara. Koleksi seni dari Indonesia juga dipamerkan pada pameran seni tersebut diantaranya memajang koleksi seni dari berbagai daerah di Indonesia seperti patung-patung tua, kerajinan tangan, alat rumah tangga serta barang seni langka lainnnya. 

Pameran barang seni Indonesia
Pengunjung meiihat barang seni

Sabtu malam, 15 Februari 2025 menjadi malam spesial bagi para pengunjung karena acara penutupan pameran yang bertema “Coconut Hare: the Object World of Southeast Asia dan telah berlangsung selama lima bulan tersebut ditutup dengan pertunjukan wayang kulit persembahkan dari grup Gamelan Dadali binaan KBRI Moskow.

Pemain gamelan Rusia bersama damang Tri Koyo

Pementasan wayang tersebut merupakan permintaan khusus dari direktur Museum Aleksandra Sidorova. Tri Koyo pelatih grup Gamelan Dadali bertindak sebagai dalang dengan memainkan cerita “Satria Bumbu”. Pertunjukan selama 1 jam 45 menit tersebut dikemas secara epik menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Jawa dan bahasa Rusia. Pertunjukan wayang juga makin special karena diiringi langsung oleh para pengrawit yang semuanya merupakan warga Rusia dan Belarus. Sekitar 80 penonton yang memadati ruang pertunjukan semakin larut dalam nuansa Indonesia karena dipandu oleh Anastasia Sycheva yang dengan lihainya menirukan ekspresi setiap adegan yang dimainkan oleh dalang. 

Nuansa Jawa semakin kental terasa karena para pemain gamelan yang sebagian besar adalah gadis-gadis Rusia tampil anggun bermain gamelan dengan dibalut kebaya hitam yang dipadu dengan kain jarik khas jawa. Ekaterina Makanina yang memainkan instrumen kendang secara lihai dapat menguatkan karakter wayang yang dimainkan oleh dalang melalui permainan kendangnya.

Pengrawit Rusia

Selain Ekaterina Makanina para pemain gamelan lainnnya juga tidak kalah lincah, instrumen balungan seperti demung, saron dan peking dimainkan oleh Aleksandra Fedorova, Daria Mikhailova, Ulyana Klimenko, Anastasia Khorina, Taufiq Maulana dan Vidia Intoyo. Julia Ryzhaya dan Gleb Zaharov menguatkan jalannnya pertunjukan dengan memainkan instrumen bonang barung dan bonang penerus.

Ekaterina Mednikova, Artyem dan Evgenia dengan tegasnya menguatkan jalannnya musik iringan dengan memainkan instrumen kenong, ketuk dan kempul gong. Elena Govorova bermain instrumen slentem sedangkan Anna Zhikhareva dengan tenangnya bertindak sebagai sinden selama pertunjukan berlangsung.

Pengenalan wayang pada penonton

Diawal acara sebelum pertunjukan wayang dimulai, para penonton yang hadir terlebih dulu juga telah mendengarkan pemaparan dan penjelasan mengenai musik gamelan dan wayang kulit yang disampaikan oleh anggota grup Gamelan Dadali Ulyana Klimenko. Di akhir acara para pengunjung juga diajak untuk memainkan gamelan serta melihat boneka wayang secara langsung.

Pengenalan gamelan ke anak-anak

Aleksandra Sidorova  dalam web resmi Tradart Gallery juga menyampaikan bahwa pada bulan Oktober 2025 mendatang, galeri akan kembali mengggundang Gamelan Dadali untuk mementaskan pertunjukan wayang. Momen tersebut akan diselengggarakan dalam rangka pameran mengenai wayang kulit dan peluncuran buku wayang berbahasa Rusia yang ditepatkan dengan peringatan Hari Wayang Nasional tahun 2025.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *