Masyarakat Keturunan Jawa Di Sri-Lanka Ikut Promosikan Angklung
KBRI Colombo mengajak masyarakat keturunan Jawa di kota Kinniya, Sri Lanka untuk memainkan angklung secara bersama mengiringi dua buah lagu dari Indonesia dan Sri Lanka. Kegiatan tersebut berlangsung pada acara pentas seni dan budaya yang diselenggarakan oleh KBRI Colombo bekerja sama dengan masyarakat keturunan Jawa di Kinniya (21/11/2021).
Masyarakat Kinniya menyambut baik kegiatan pentas seni budaya yang dilaksanakan dengan protokol kesehatan dan dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat keturunan Jawa serta undangan lainnya dalam jumlah terbatas. Kuasa Usaha Ad-Interim KBRI Colombo, Heru Prayitno, menyampaikan bahwa penyelenggaraan pentas seni budaya bertujuan mempererat tali silahturahmi dan persaudaraan dengan masyarakat keturunan Indonesia di kota Kinniya.
Salah satu tokoh masyarakat Kinniya keturunan Jawa, Abdul Latif Lafeer, mengemukakan bahwa masyarakat keturunan Jawa di Kinniya juga membangun sebuah masjid yang bernama “Masjid Jawa Jummah” yang berdiri sejak abad 16 dan disahkan keberadaannya di atas tanah hibah oleh Pemerintah Inggris pada tahun 1904. Pada 11 Juli 1959, Department of Muslim Religious and Cultural Affairs, Pemerintah Sri Lanka menetapkan Mesjid Jawa Jummah sebagai Mesjid yang terdaftar secara resmi yang beralamat di Jalan Jawa Kinniya, Trincomalle.
Masyakat Kinniya juga berharap agar KBRI Colombo dapat senantiasa melakukan kegiatan bersama dengan masyarakat baik dalam bentuk pentas seni budaya maupun kegiatan lainnya yang dapat mempererat kecintaan terhadap tanah leluhurnya di Indonesia.
Selain penampilan angklung, pentas seni budaya juga menampilkan dua tarian Indonesia, yaitu tari Rantak dan tari Zapin. Serta penampilan seni musik tradisional dan seni bela diri masyarakat Kinniya.
Kinniya merupakan kota yang terletak di pinggir pantai sebelah timur Trincomalle yang termasuk Provinsi bagian Timur Sri Lanka. Kota tersebut berjarak 240 km dari Colombo. Pada masa lalu, masyarakat keturunan Jawa di Kinniya pada umumnya berniaga mutiara dan gading. Pada umumnya anggota masyarakat mempunyai catatan silsilah asal keturunannya yang menyebut asal dari pulau Jawa Indonesia.