Berdagang di Alanya Turki, Siapa Takut?
Tak pernah membayangkan bahwa saya akan menjadi pedagang di kota kecil di pesisir laut Mediterania ini. Kota indah bernama Alanya di provinsi Antalya, Turki. Sebelum menikah, saya sudah tahu bahwa calon bapak mertua saya adalah pedagang. Anak pertamanya yaitu calon suami saya suka membantunya di toko. Saya juga sejak kecil sudah punya pengalaman berdagang. Bahkan saya berkuliah di jurusan Administrasi Niaga. Tapi saya tidak pernah berpikir untuk ikut aktif berdagang secara offline di toko yang ada di pusat kota Alanya ini.
Sebelum berdagang di toko, saya ibu rumah tangga yang punya sampingan sebagai penulis dan berbisnis desain secara online. Sampai sekarang, meskipun setiap hari jaga toko, kegiatan sebagai penulis dan bisnis desain online tetap berjalan.
Sebelum bersolo karir seperti sekarang ini, saya sempat berduet dengan suami. Saat itu, saya datang ke toko menjelang makan siang dengan membawa rantangan makan siang yang baru saya masak. Terkadang saya bawakan nasi goreng, mie goreng, atau masakan lain yang proses memasaknya cepat. Namun, terkadang secara mendadak suami request pizza untuk makan siang. Biasanya untuk membuat pizza perlu waktu yang berjam-jam menunggu agar adonan mengembang. Sedangkan untuk request pizza ini, suami memesan sekitar 2 jam sebelum saya berangkat. Alhamdulillah hasil pizzanya tidak mengecewakan.
Selama berduet dengan suami, saya hanya membantu saja. Sebelum Magrib saya sudah pulang, karena harus memasak untuk makan malam. Namun, terkadang saya pun pulang setelah menutup toko bareng suami.
Sejak tahun 2015, saya mulai bersolo karir di toko ini karena suami mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan pendidikannya. Sudah pasti ada suka dan dukanya. Berada di toko seharian, Senin hingga Sabtu, memunculkan banyak ide untuk menulis. Saya pun banyak berinteraksi dengan banyak turis, juga dengan orang lokal.
Sudah sejak zaman dahulu, Alanya merupakan destinasi utama turis-turis dari Eropa yang mayoritas non muslim. Ya, benar, asalnya turis-turis yang datang ke Alanya 100% non muslim. Awal-awal saya berada di Alanya (tahun 2005), saya datang ke toko setiap Jumat untuk membantu bapak mertua melayani turis-turis. Sejak saat itu, saya sering bertemu dengan turis Belanda (dan turis dari negara Eropa lainnya). Ada beberapa turis Belanda (sudah berumur) yang lahir di Indonesia. Dan saat awal itu, saya bertemu dengan turis Belanda keturunan Indonesia yang hingga sekarang kami berteman. Juga, sampai sekarang, saya banyak bertemu dengan turis Belanda asli, keturunan, orang Indonesia yang besar di Belanda, dan orang Indonesia yang menikah dengan orang Belanda. Tentunya saya pun banyak bertemu dengan turis dari berbagai negara lainnya. Setelah perang Suriah dimulai, mulailah banyak turis Arab (baik itu asli Arab maupun turis dari negara berbahasa Arab) yang datang ke Alanya.
Turis asing yang datang ke Alanya, tidak semuanya bisa berbahasa Inggris. Banyak dari mereka yang hanya bisa bahasa negaranya saja. Kebanyakan orang Rusia tidak bisa bahasa Inggris, turis dari negara berbahasa Arab yang hanya bisa bahasa Arab, dan turis-turis yang hanya bisa berbahasa Jerman atau Belanda. Juga tentunya turis Eropa lain yang hanya bisa bahasa negaranya saja. Hal ini tidak membuat saya ciut. Justru saya menjadi terpacu untuk mempelajari bahasa-bahasa mereka. Saya senang belajar bahasa asing. Sekarang, setidaknya saya bisa sedikit-sedikit bahasa Arab, Jerman, dan Rusia. Untuk bahasa Belanda, ada kemiripan dengan Jerman, jadi saya putuskan belajar Jerman dulu. Lagipula, bahasa Indonesia pun kosakatanya banyak serapan dari bahasa Belanda. Jadi anggap saja sudah bisa beberapa kosakata bahasa Belanda.
Bertemu dengan turis-turis membuat saya dapat bertahan dari kebosanan berdagang di toko sendirian. Saya jadi mempunyai banyak kenalan turis asing, bahkan ada beberapa yang menjadi teman. Bertemu dengan turis-turis membuat saya dapat bertahan dari kebosanan berdagang di toko sendirian. Saya jadi mempunyai banyak kenalan turis asing, bahkan ada beberapa yang menjadi teman.
Awalnya saya ragu, apakah saya bisa mengelola toko seorang diri alias bersolo karir? Bagaimana kalau mau salat atau pergi ke toilet, toko siapa yang jaga? Apakah saya bisa menangani customer rese dan ngeyel? Ternyata keraguan-keraguan tersebut terjawab sudah. Alhamdulillah, atas kehendak Allah, saya bisa menjalani semuanya. Ternyata, saya sebagai orang asing, mampu mengelola toko sendirian di pusat kota Alanya ini. Bagi teman-teman yang ingin mengunjungi toko saya, silakan klik link google map berikut untuk mengetahui lokasinya: https://maps.app.goo.gl/Apt9MsJUZfC9sVsr8
Wah ada orang Indonesia sampai merantau ke Alanya hebat bisa punya toko sendiri.