Warna-Warni Budaya Indonesia di Paris
Untuk pertama kalinya, pada FCI 2018 kali ini diselenggarakan pula Concours de Kebaya (Miss Kebaya Indonesia – France), yaitu ajang pemilihan Miss Kebaya, khusus bagi WN Prancis.
Tujuan diadakannya pemilihan Miss Kebaya ini adalah untuk memperkenalkan busana nasional Indonesia pada warga Prancis. Kebaya dipergunakan Ibu Negara pertama Indonesia, Ibu Fatmawati, juga pahlawan wanita Indonesia, R.A. Kartini. Ajang ini dapat mempromosikan kebaya kepada masyarakat Prancis dan meningkatkan pemahaman masyarakat Prancis akan uniknya budaya dan kain Indonesia.
Nathalie Beaufour Pavelck, WN Prancis asal Paris keluar sebagai pemenang pertama dan berhak menyandang Miss Kebaya Indonesia-France, Christelle Gaillardet sebagai Runner-up pertama, dan Syntha Guillet sebagai pemenang ketiga.
“Saya sangat bangga menggunakan kebaya, saya sangat terkesan akan budaya Indonesia yang sangat kaya. Kebaya ini adalah kebaya Ibu angkat saya, saya merasa sangat bangga mengenakannya. Saat ini saya belum pernah ke Indonesia, namun saya sangat ingin berkunjung ke Indonesia suatu saat nanti”, ungkap Nathalie Pavelck, warga Prancis pemenang Miss Kebaya Indonesia-France.
FCI 2018 bertema FCI 2018 mengusung Tema “Ranah Minang”, yang menampilkan penampilan kebudayaan Minang, yaitu dengan kehadiran Elly Kasim, sebagai tokoh penggiat seni asal Minang, Sumatera Barat, dan kelompok dari ISI (Institut Seni Indonesia) Padang Panjang. Sebanyak sebelas mahasiswa ISI Padang Panjang menampilkan di antaranya Tari Randai dan Tari Piring yang mengundang decak kagum penonton. Turut memeriahkan pula Gamelan Bali Puspa Warna dan Gamelan Jawa Pantcha Indra yang beranggotakan WN Prancis.
Pada FCI 2018 kali ini, ribuan pengunjung diperkenalkan dengan pameran “Maison Indonesienne” atau “Rumah Indonesia”, yaitu pameran yang menampilkan interior design rumah-rumah tradisional di Indonesia, kain Indonesia, juga pelaminan padang sebagai centerpiece. Pengunjung akan dibawa menikmati pameran tersebut seakan-akan mereka sedang berada di rumah tradisional di Indonesia.
“Selama dua hari ini, saya sangat senang karena banyak sekali warga Indonesia dan Prancis di Paris yang mengunjungi Festival ini. Terhitung lebih dari 3000 pengunjung mengunjungi festival ini, walaupun cuaca hari ini hujan dan berangin. Saya berharap kegiatan ini dapat mempererat people-to-people contacts, dan juga persahabatan antara Indonesia dan Prancis” ujar Duta Besar RI Hotmangaradja Pandjaitan pada penutupan FCI 2018.
Bekerja sama dengan Indonesian Diaspora Network France, KBRI Paris juga mendukung berkembangnya pengusaha restoran-restoran dan pengrajin produk Indonesia di Paris, dengan memperkenalkan rasa Indonesia pada bazar makanan dan produk Indonesia. Dalam acara ini KBRI mengajak para masyrakat indonesia untuk melakukan bazar dari keahlian para warga di bidang kuliner, pijat dan juga jualan berbagai produk Indonesia.
Dalam acara FCI salah satu asosiasi Pasar Malam, mengajak pengunjung untuk melihat Indonesia dari sudut pandang sastra dan seni. Lesehan yang disediakan mereka agar pengunjung yang datang bisa dengan santai membaca sambil mengopi dan menikmati jajanan pasar menarik perhatian yang datang. Acara pembacaan buku dari cerita Indonesia juga diadakan setiap sorenya diperuntukan bagi anak-anak yang hadir.
Selama penyelenggaraan, warga Prancis juga sangat antusias dengan demo dan workshop masakan dan bumbu Indonesia yang tahun ini akan dipresentasikan oleh Chef Degan Septoadji. Chef Degan juga memperkenalkan cara membuat rendang sebagai salah satu masakan terenak di dunia. Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI) juga memperkenalkan kopi single origin Indonesia dalam sesi coffee tasting gratis untuk pengunjung. Selain itu, sebagai salah satu cara untuk mempromosikan pariwisata Indonesia, FCI 2018 juga dimeriahkan dengan undian berhadiah menarik, diantaranya 4 tiket penerbangan Paris-Bali.