Inilah kunci sukses Agus berbisnis di Prancis
Escale à Java, begitu nama toko pertama yang didirikannya. Datang ke Prancis tahun 2000, Agus Kurniawan beserta istri dan putrinya mencoba usaha kerajinan asal Indonesia. Awalnya mereka berjualan di pasar setiap hari minggu. Hal ini dikarenakan, sebagai seorang ayah dirinya harus segera bertindak untuk menafkahi keluarga. Keahlian dan pengetahuannya dibidang kerajinan yang membuat Agus, mencoba menjajakan barang-barang asal Indonesia. Setahun berjualan langganan sudah mulai ada, bahkan turis pun mulai tertarik dengan produk yang Agus tawarkan.
Setahun kemudian, mereka memutuskan untuk membuka toko di Palavas Les Flot, daerah turis. Awalnya karena berjualan di pasar harus mondar mandir dengan mobil, mempersiapkan barang dan banyak hal lainnya yang dianggap memakan waktu. Karena itulah, dengan membuka toko, maka bisa lebih tenang. Tapi resiko tentunya lebih tinggi, karena harus memikirkan sewa toko tidak seperti di pasar, yang hanya memakan biaya tak seberapa.
Pria yang lebih senang tampil ala jawa ini, menyatakan; ‘Memang bukan hal yang mudah membuka toko, apalagi harga sewa di sini sangatlah mahal! Harus pintar-pintar memilih karena ini menyangkut masa depan keuangan rumah tangga juga. Ada banyak toko, kalau mau sih bisa saja, tapi harganya sangat mahal, bisa saja kita ambil, tapi apakah yakin barang yang kita jual akan laku dan bisa menutupi harga sewa dan lainnya nantinya’.
Tekad Agus dan Nathalie yang ia panggi Naty, untuk mencoba usaha toko kerajinan indonesia, berbuah manis. Kegigihan dan keuletan kedua pasangan ini, membuat banyak orang yang mulai mengenal toko Escale à Java. Kunci sukses mereka adalah, selalu membuka toko, meskipun cuaca tidak mendukung atau pada saat periode sepi, mereka tak pernah menutup toko. Karena penting bagi mereka mendisplinkan diri sesuai dengan jam buka toko yang mereka sudah tentukan.
‘Kadang ya cape juga seharian buka toko, sepi orang, pembeli tak ada, tapi mau gimana lagi, ini namanya usaha ya harus terus semangat, dan benar, kadang saat kita merasa sepertinya tak ada yang beli, tiba-tiba saja ada orang yang tertarik karena banyak toko yang memilih tutup jadilah justru toko kita inilah yang jadi sasaran para pembeli’. Sabar, gigih dan selalu semangat itu kunci Agus dan Naty setiap kali membuka toko di pagi hari. Positif jika penjualan mereka akan berbuah manis.
Kerja keras keduanya melahirkan toko ke dua di La Grand Motte. Masih tetap daerah pantai kawasan turis. Di toko ini, Nathalie yang memegangnya. Kini keduanya masing-masing menjadi pengusaha di dua toko.
Banyak toko kerajinan di Perancis. Barang-barang kerajinan asal Indonesia sudah lebih mudah ditemukan di Perancis khususnya daerah turis. Lalu apa yang membedakan produk yang Agus jual dengan lainnya?
‘Barang-barang saya selalu up to date! Saya selalu mencoba membuat inovasi baru dengan harga kompetitif. Yang penting selalu terlihat indah, bagus kualitas, asli asal Indonesia karena saya sendiri yang terjun langsung dalam memproduksinya, makanya banyak para penjual sekarang di Perancis justru yang membeli produk kerajinan dari saya, karena mereka sudah mengenal produk saya’. ‘Apalagi, saingan kita itu dari Thailand, Cina dan Philipina dengan mereka kita benar-benar harus bisa bersaing secara mutu dan harga! Itu tidak mudah.’
Keluarga Agus dan Nathalie, adalah keluarga yang menetap di Perancis selama enam bulan dan selebihnya di Indonesia. Hal ini dikarenakan selama di tanah air merekalah yang mencari dan berkreasi untuk barang-barang kerajinan dari Indonesia, kebanyakan dari Yogya tentunya.
Karena setiap pulang ke tanah air banyak langganan atau orang yang mereka kenal menanyakan kepada mereka di mana tempat menginap yang enak tapi kekeluargaan, maka Agus dan Naty menjadikannya sebagai ide untuk membangun penginapan di Yogyakarta. Pego Home Stay namanya, tidak jauh dari Malioboro. Tidak hanya itu, memadukan antara penginapan tradisional dengan makanan internasional membuat keduanya membuka Pizza restauran! Namanyapun sangat unik Tugu Pizza.
Keduanya penggemar pizza maka tak heran jika makanan ini menjadi salah satu pilihan keduanya. Hal ini juga dikarenakan, bagi para turis yang mungkin ingin makan makanan luar negeri setidaknya tidak sulit mencarinya, karena bersebelahan dengan penginapan mereka.
Ketika ditanya mengapa dirinya lebih suka meneruskan membuka usaha kerajinan indonesia dari pada menjadi pengusaha di tanah air, karena sekarang sudah mulai maju, Agus menyatakan;
‘Karena saya orang indonesia dan tentu sangat cinta sekali dengan tanah air, tapi hal ini juga karena saya sudah lama menggeluti dan mengenal produk indonesia yang laris di jual di pasaran luar negeri’. ‘Selain itu misi lainnya adalah sebagai orang indonesia saya ingin agar produk asal tanah air saya bisa dikenal di luar negeri khususnya di Perancis saat ini, bisa bersaing dengan negara lainnya’.