Garam Nipah Papua Mendapat Penghargaan Internasional

Kabar gembira dari Paris dari pedalaman Papua ke panggung dunia.

Saat kearifan lokal didukung oleh inovasi dan pemasaran, maka kekayaan hutan alam bisa menghasilkan produk yang diakui dunia tanpa harus merusak hutan

Garam Nipah Papua mendapatkan penghargaan Salon International de l’Alimentation (SIAL) 2018 Innovation Award.  Ini adalah garam dari tanaman yang pertama mendapatkan pengakuan di tingkat internasional. Proses kurasi dilakukan oleh perwakilan asosiasi chef Perancis.

Helianti Hilman, perintis PT Kampung Kearifan Indonesia atau yang lebih dikenal dengan Javara, mengubah stigma pangan dari pedesaan menjadi komoditas bernilai di tinggi saat diekspor. Ia mengungapkan, ini mungkin hanya sebuah langkah kecil, tapi ini merupakan pernyataan kami semua, bahwa hutan Indonesia menyimpan kekayaan keanekaragaman hayati yang luar biasa dan memiliki potensi ekonomi yang bisa dikelola secara berkelanjutan tanpa mengubah bentuknya.

Ini kemenangan bersama, dan terutama kemenangan para penjaga warisan hutan seperti Pace Charles Toto dan kawan-kawan dari Papua Jungle Chef yang tiada henti memetakan kembali warisan pangan hutan, mengkomunikasikan ke dunia dan menyuarakan kedaulatan pangan dengan menjaga integritas hutan kita. Perjalanan pendek kami ke Papua Barat Agustus tahun lalu ditemani oleh pace Chato dan Pak Thomas dari ANJAP membuka wawasan terhadap potensi tanaman pangan di hutan Papua dan memotivasi tim kami untuk menghasilkan produk yang dapat mewakili kehebatan kearifan tradisional. Dan kami percaya masih banyak potensi-potensi lain yang bisa dikembangkan.

Wanita yang memiliki latar belakang pendidikan hukum, menambahkan ini adalah contoh kolaborasi antar stakeholders yang luar biasa. Dan juga contoh bagaimana kearifan pengetahuan warisan perlu didukung oleh inovasi dan sains untuk bisa dikembangkan menjadi produk yang bisa dipasarkan dan memenuhi standar food safety internasional. Saatnya menumbuhkembangkan forestpreneurship bagi teman-teman para perimba.

Javara perusahaan yang punya tagline Indigenous Indonesia, mengangkat dari pangan tradisional dan budaya Indonesia. Perusahaan yang berdiri 8 tahun lalu dimulai dari beras, kemudian kacang-kacangan, kemudian tepung. Kemudian tambah lagi gula kelapa, kemudian rempah-rempah. Semua secara bertahap dari mulai dari 8 petani dengan 8 produk, sekarang 52 ribu dengan 750-an produk, dan 250 sudah standar organik Jepang dan Eropa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *