Karya Film Garin Nugroho Raih Penghargaan Utama di Festival 3 Continents Nantes Prancis

Film “Memories of my body” karya sutradara ternama Indonesia Garin Nugroho, meraih penghargaan utama Montgolfière d’Or pada Festival des 3 Continents di Nantes, Prancis tanggal 27 Nopember yang lalu. Festival 3 Continents adalah ajang pertemuan sinematografi yang diperuntukan untuk memperkenalkan dunia perfilman Asia, Afrika dan Amerika Latin.

Garin tidak hadir pada acara penutupan festival bergengsi tersebut, namun pancaran kebahagiaannya terlihat pada video singkat yang ia kirimkan kepada panitia untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya. Tak heran ia bahagia lantaran film “Memories of my body” atau “Kucumbu Tubuh Indahku” yang ia sutradarai meraih penghargaan utama La Montgolfière d’Or oleh dewan juri Festival des 3 Continents edisi ke-40. Untuk film kompetisi internasional ini, para juri juga memberikan penghargaan Montgolfière d’argent kepada sutradara dari Cina, Yuan Qing untuk filmnya “Three adventures of brooke”. Penghargaan khusus dari para juri juga diberikan kepada film “José” karya sutradara Cheng Li.

“Memories of my body”, menceritakan tentang kehidupan mengharukan seorang lelaki bernama Juno. Ketika kecil, ayahnya meninggalkannya seorang diri di desa asal mereka di Jawa Tengah. Juno kemudian bergabung dengan sanggar tari Lengger, tempat di mana para penari perlahan membentuk penampilan dan perilaku mereka bak seorang perempuan. Sensualitas dan seksualitas yang tercermin pada gerak gerik tarinya beradu dengan keadaan sosial politik yang tidak menentu saat itu membuatnya harus rela hidup berpindah dari desa ke desa demi keselamatan diri. Dalam perjalanan kehidupannya, Juno mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari bibi dan pamannya, guru-guru tarinya, petinju muda dan seorang warok, namun hidupnya tetap penuh dengan suka duka.

Produksi ke-19 film layar lebar Garin Nugroho ini mengangkat berbagai aspek sosial budaya yang rumit : identitas diri, dualitas pria dan wanita pada tubuh manusia dan perjalanan tubuh yang mengalami trauma. Penonton juga disuguhkan dengan paradox antara keindahan visual seni tari Jawa Lengger Lanang dan Reog dan adegan-adegan kekerasan yang dirangkai dengan apik. Seperti tema-tema filmnya yang lain, Garin Nugroho berani menyampaikan opini mengenai perkara-perkara yang sedikit tabu di Indonesia seperti feminitas dalam diri seorang pria dan eksploitasi seksual. “Memories of my body” melibatkan banyak seniman tari dan teater antara lain Raditya Evandra, Sujiwo Tejo, Teuku Wikana, Randy Pangalila. Salah satu aktor yaitu Rianto, seorang penari dan koreografer internasional, merupakan inspirasi Garin dalam pembuatan film ini. Pertama kali diputar di Festival Film Internasional Venesia 2018 pada akhir musim panas lalu di Italia, film ini menjadi salah satu pemenang Cultural Diversity Award under the patronage of UNESCO, Asia Pacific Screen Awards.

Sebenarnya, pria kelahiran Yogya ini tak asing lagi di kalangan perfilman di Prancis. Kiprahnya dimulai tahun 1997 pada Festival des 3 Continents, ketika ia mendapatkan penghargaan sutradara terbaik untuk film garapannya “Bulan Tertusuk Ilalang”.

Pada tahun 2006 di Festival yang sama, Artika Sari Devi, pameran utama dalam film garapan Garin Nugroho “Opera Jawa” (film musikal produksi gabungan Indonesia dan Austria) meraih penghargaan Meilleure Intepretation Feminine (pameran utama perempuan terbaik). Selain itu, film ini juga meraih penghargaan SACEM untuk produksi musik terbaik.

Pada tahun 2016, Garin Nugroho, menerima penghargaan di bidang Seni dan Sastra Pemerintah Perancis Medali de l’Ordre des Arts et des Lettres dari pemerintah Perancis untuk seluruh perjalanan karirnya dan juga atas sumbangsihnya bagi perkembangan industri perfilman Indonesia.

Pada Festival de Cannes, dua filmnya pernah dinominasikan dalam kategori “Un certain regard”. Yang pertama pada tahun 1998 untuk film “Daun di atas Bantal”, kemudian pada tahun 2006 untuk film “Serambi”. Garin juga turut dalam penulisan naskah “Marlina The Murderer In Four Acts” yang diputar pada Quinzaine des réalisateurs (Directors Fortnight) yang berlangsung paralel dengan Cannes Film Festival 2017.

Bagi yang berada di Nantes, anda memiliki kesempatan untuk menonton “Memories of my body” di Cinématographe, 12 bis rue des Carmélites 44000 Nantes, Minggu 2 Desember pukul 17.30. Di Paris, film ini akan diputar di Cinémathèque française salle Jean Epstein, 51 rue de Bercy 75012 Paris, pada tanggal 10 Desember 2018 mulai pukul 19.15. Mari nonton bareng demi mempromosikan film Indonesia di Prancis. Kita bangga !


Penulis: Azizah Chesneau/ Pekerja seni dan pengamat seni kontemporer
Dokumentasi: Festival des 3 continents

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *