Melihat Perayaan Ephiphany di Ohrid Secara Langsung
Akhirnya bisa juga melihat langsung perayaan Ephiphany di Ohrid. Walaupun kehadiran saya cukup menarik perhatian. Berjilbab dan berbahasa lokal!
Catatan perantauan Berta El Siagian dari Labunista Makedonia
19 Januari adalah hari suci bagi penganut orthodox Rusia. Serangkaian acaranya telah dimulai malam harinya. Mereka berpesta, berdansa, minum rake (lokal wine) sepuasnya.
Setelah lima tahun merantau baru kali ini saya berkesempatan melihat secara langsung tradisi ritual di kota Ohrid yang berada di Utara Makedonia.
Paginya, mereka ke gereja mengikuti ritual. Dilanjutnya ritual di tepi danau, sungai atau kolam. Puncaknya adalah pelemparan salib ke air dan diperebutkan di dalam danau yang hampir membeku.
Kehadiran saya cukup menarik perhatian. Berjilbab dan berbahasa lokal (walau ngaco grammar eh). Saya menyelinap di antara orang-orang yang sibuk meneguk rake. Banyak yang bertanya apakah ada hal seperti ini di Indonesia. Saya menjawab tak ada orthodox Rusia di Indonesia. Sekilas saya cerita tentang agama di Indonesia. Beberapa TV ingin mewawancarai tapi saya tolak karena alasan pribadi dan keluarga.
Ephiphany adalah perayaan hari pembaptisan Jesus Christ di Sungai Jordan. Orthodox Russia seluruh dunia merayakannya. Di tiap kampung ada kolam renang atau kolam karet kecil untuk ritual ini. Sebelumnya diawali dengan ritual gereja.
Usai acara di daerah atau di desa kecil biasanya mereka akan bergabung dengan ritual di kota terdekat. Dipimpin oleh pendeta yang akan melempar salib kayu ke dalam air.
Mereka membawa botol-botol kosong untuk membawa air pulang. Sebagian mandi, cuci muka bahkan menyelam. Mereka percaya bahkan air akan mensucikan jiwa dan raga, tak akan membuat merek sakit padahal suhu sangat dingin.
Di dalam air mereka berebut salib dengan semangat. Sampai-sampai saling adu fisik! Saya jadi ingat saat masa kecil rebutan mangga yang jatuh. Tapi karena ini ritual suci, seharusnya kekerasan bisa dihindarkan.
Pemenang akan didoakan khusus
Selama acara Rake aneka kemasan dihidangkan sepanjang tepi danau. Baunya kayak tape menurut saya. Setelah itu pemenang ditemani beberapa orang akan berkeliling ke restaurant, hotel, pertokoan dan rumah-rumah sambil melantunkan lagu-lagu pujian.
Membawa talam untuk tempat uang sumbangan. Dan tentu saja membawa salib yang dimenangkan. Mereka akan memberi uang dan berhak mencium salib itu.
Ritual masih akan berlanjut keseokan harinya. Menuangkan makanan dan rake ke danau. Setelah itu makan sop dan minum rake di tepi danau. Sop akan dihidangkan dalam panci raksasa. Restauran-restauran dan penduduk berkontribusi untuk masak. Kabarnya 1.5 ton sop yang disajikan.
Akhirnya setelah 5 tahun lebih hidup di rantau saya bisa melihat langsung tradisi ritual ini.
Catatan Berta El Siagian
Dokumentasi pribadi