Indonesia Upayakan Genjot Kunjungan Wisman dari Prancis

Adakan B2B turisme merupakan salah satu langkah KBRI untuk menggenjot angka wisman Prancis di tahun 2020. Bekerja sama dengan Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) France,

Paris, 26 Februari 2020. Dengan modal keragaman destinasi, fasilitas dan akses memadai, serta situasi domestik yang stabil, Indonesia terus berupaya menjadi kekuatan wisata dunia. Sektor pariwisata pun secara kontinyu menjadi andalan penerimaan pendapatan negara dari tahun ke tahun.

Di tahun 2019, misalnya BPS mencatat kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 16,11 juta, dan wisman dari Prancis ke Indonesia berjumlah 283,8 ribu, menurun 1,43 % dibanding tahun 2018.

Dubes Arrmanatha Nasir, atau Tata, juga menyoroti angka wisman ke Indonesia, yang secara keseluruhan belum memenuhi target di tahun 2019. “Penuruan wisman Prancis memang tidak banyak, tapi ini sudah jadi PR kita bersama untuk tingkatkan lagi ekspos Indonesia di luar negeri,” ungkap Dubes Tata, di hadapan 160 tur operator, agen perjalanan, dan tourism partners dalam B2B Tourisme Meeting di KBRI Paris pada Rabu malam (26/2).

Penyelenggaraan forum B2B ini salah satu langkah KBRI untuk menggenjot angka wisman Prancis di tahun 2020. Bekerja sama dengan Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) France, Ibu Eka Moncarre, kegiatan promosi seperti ini dilakukan secara holistik. Tidak hanya terbatas untuk promosi destinasi, wisata ke Indonesia juga berarti melihat kebudayaan setempat, kuliner, kain-kain tradisional, hingga barang-barang ekspor.

Namun demikian, tidak dipungkiri saat ini ada tantangan besar dunia, yaitu wabah coronavirus COVID-19 yang menimbulkan kecemasan warga dunia, bahkan mengguncang dunia perdagangan dan ekonomi.

Terkait hal ini, Dubes Tata sampaikan bahwa Pemerintah Indonesia sudah melakukan sejumlah langkah pencegahan dan antisipasi, terutama menghentikan penerbangan dari dan ke Tiongkok, penghentian bebas visa kunjungan dan Visa-on-Arrivals (VoA) dari mainland Tiongkok, hingga membatasi kedatangan visitor internasional yang pernah ke Tiongkok dalam waktu 14-hari.

Dalam hal kemampuan medis, Pemerintah Indonesia memiliki kapasitas untuk melakukan deteksi dan tes COVID-19.Jumlah wisman asal Tiongkok sangat banyak ke Indonesia, sekitar 2 juta, sehingga langkah pembatasan sementara dari Pemerintah Indonesia tentu memiliki dampak economic loss yang cukup besar. Langkah ini harus diambil untuk melindungi warga Indonesia.

Di sisi lain, kekosongan dari pasar Tiongkok ini harus dapat diolah mejadi sebuah peluang untuk menggarap pasar negara lain. Salah satunya adalah wisman asal Prancis.

Prancis merupakan salah satu target pasar wisman Indonesia dari kawasan Eropa. Forum B2B meeting di KBRI Paris ini merupakan event kedua yang dilakukan di tahun 2020 untuk promosi pariwisata, setelah sebelumnya melalui Paviliun Indonesia dalam pameran SIT Nantes. Dalam waktu dekat, akan dilakukan sejumlah kegiatan promosi dan kolaborasi Indonesia-Prancis, seperti expo di Merci Paris, Village Gastronomie Indonesia di Jardin Tuileries, dan gebyar gamelan Bali di Paris. Rangkaian acara-acara dimaksud juga merupakan bagian perayaan 70 tahun hubungan bilateral Indonesia-Prancis di tahun 2020 ini.

Dua kegiatan pada hari yang sama (26/2) di KBRI Paris Indonesia mempersembahkan potensi pariwisata dan budaya Tanah Air untuk diplomatik dan industri pariwisata Prancis dan UNESCO, berlangsung forum persembahkan tarian Saman (kerja sama dengan PPI Paris) dan kuliner Indonesia.

Sumber KBRI Paris

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *