Macron Menyatakan “Kita Sedang Berperang”
“Kami sedang berperang,” kata presiden, yang menyerukan persatuan nasional melawan epidemi. Dia juga mengecam masyarakat prancis yang masih tidak mematuhi aturan untuk tidak keluar rumah dan menyatakan pelanggaran ini akan dikenakan sanksi.
“Kami sedang dalam perang kesehatan,” kata Emmanuel Macron pada Senin malam beberapa kali dalam pidato televisi yang ditujukan untuk memerangi pandemi coronavirus.
“Kami berperang, tentu saja perang kesehatan. Kami tidak berperang melawan tentara atau melawan bangsa lain. Tetapi musuh ada di sana, tidak terlihat, sulit dipahami, maju. Dan ini membutuhkan mobilisasi umum kami,” kata Presiden Prancis Macron.
Macron juga meminta masyarakat prancis untuk tidak panik dan tidak percaya dengan berita-berita palsu dan informasi tidak jelas sumbernya.
“Kita semua harus memiliki semangat tanggung jawab”. Tegas Macron. Presiden Prancis meminta sekali lagi agar warga prancis mematuhi himbauan ketat yang berulang kali diserukan.
Senin malam, Kesehatan Masyarakat Prancis menghitung 6.633 orang yang terkontaminasi, dan 148 kematian.
Macron juga meminta agar warga tidak gegabah langsung menelpon nomor urgent 15 jika tidak disertai dengan kondisi kritis salah satunya panas, jika masih dalam keadaan normal dan mengalami sakit sebaiknya menghubungi dokter pribadi masing-masing atau dokter umum.
Sekolah, tempat publik, pertokoan, museum dan bioskop tetap akan berlanjut ditutup. Bagi orang orang yang tidak bekerja atau terpaksa menjadi mengangguran sementara negara akan memberikan bantuan sesuai janjinya. Pajak bagi para pengusaha yang terpaksa tidak aktif lagi akan tidak dibebani.
Presiden Macron menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang besar kepada para petugas kesehatan yang saat ini sebagai pasukan paling depan dan menurunkan militer untuk membantu keadaan ini.
Perbatasan Uni Eropa juga akan ditutup, seperti yang disarankan Komisi Eropa. Selama beberapa hari.
Eropa telah dianggap sebagai “episentrum baru” dari coronavirus menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Foto : Ludovic Marin/AFP