Sampai Jumpa (2)

Lockdown. Mulai pukul 12 peraturan keluar rumah harus dengan surat pernyataan tertulis dimulai. Bahkan jika ada yang membandel bisa dikenakan denda dan akan ada 100.000 polisi yang akan mengontrol.

Pukul 4 subuh saya mendapatkan sms, begitu juga suami. SMS dari pemerintah prancis. Isinya mengenai situasi dan kondisi yang harus kami jalani selama masa isolasi ini.

Sms dari pemerintah

Hanya membaca saja kami sudah dibuat terkejut. Ternyata sudah sangat serius situasinya di Prancis. Ternyata ini bukan mimpi. Benar tertera tulisan diperkirakan untuk 15 hari. Tapi seperti yang Macron tegaskan “Kita sedang berperang dalam kesehatan”.

Hanya membaca saja kami sudah dibuat terkejut. Ternyata sudah sangat serius situasinya di Prancis. Ternyata ini bukan mimpi. Benar tertera tulisan diperkirakan untuk 15 hari. Tapi seperti yang Macron tegaskan “Kita sedang berperang dalam kesehatan”.

Bayangkan! Ketika seorang pemimpin negara berkata tegas kepada kita.

“Semua untuk saat ini harus ditiadakan untuk sementara”

Ditiadakan hingga kapan? Ditiadakan, bahwa nenek kakek tidak dapat menengok cucu2 nya lagi. Orang tua yang walaupun tinggal satu kota diminta untuk tidak bertemu dulu dengan anak mereka. Canda gurau dengan para sahabat sambil mengenggam kopi hangat entah kapan bisa kembali kami lakukan. Dan yang perih, tak adanya penerbangan untuk keluar dari Prancis dan masuk ke Prancis.

Surat resmi pernyataan untuk keluar rumah

Ini suatu kegalauan bagi kami para perantau yang jauh dari sanak saudara. Membayangkan jika harus pulang tapi tak bisa. Uang sebanyak apapun saat ini tak berarti.

Pagi suami masih pergi ke kantor hingga pukul 11.30. Mengambil beberapa barang, komputer dan semua yang bisa ia gunakan untuk bekerja di rumah. Padahal, semua penjualan sejak kemarin sudah berhenti. Usaha suami adalah sebagai penerbit buku harus terhenti. Tak ada lagi toko buka tak ada percetakan. Harapan kami adalah penjualan online melalui agen penjualan kami. Hanya semalam email masuk menyatakan bahkan agen penjualan online kamipun tutup karena terpaksa merumahkan karyawan yang mengantar pesanan ke tempat2 pengiriman. Ya Allah, semua rezeki sudah engkau tentukan.

Subuh tadi saat berjamaah, saya sedih melihat punggung suami. Beban dia pasti sangat berat. Saat dia melantunkan ayat2 Alquran saya meneteskan air mata. Tak apa rezeki materi saya berkurang bahkan saya ikhlas karena selama ini ia begitu memanjakan saya istrinya. Namun jangan sampai rezeki atas suami sholeh ini hilang. Anak-anak kami bersama dalam sholat merupakan rezeki. Mendengar mereka berdoa adalah rezeki.

Siang ketika saya masak nasi goreng dengan sisa ayam semalam, suami dan anak2 girang. Rame satu meja. Lahap semua makannya. Dan itu rezeki bagi saya. Usai makan kami kembali sholat bersama dzuhur. Dan itu rezeki.

Saat saya sedang asik melihat video lucu2 cari hiburan, suami mendekat. Ia tanya “chérie kamu siap ya kita untuk beberapa waktu itu hemat, karena saya akan memberitahukan situasi saya saat ini sebagai “chômage partiel”. Yaitu pengangguran parsial. Memungkinkan karyawan untuk menerima kompensasi, yang sebagiannya dibayar oleh Negara. Suami sudah melakukan ini untuk 2 karyawannya. Kini ia juga akan melakukan hal yang sama untuk dirinya.

Di Prancis banyak pengusaha kecil yang juga mengaji dirinya sendirinya, demi keamanan pendapatan setiap bulannya dan juga pensiun.

Ya Allah, ketika kami baru menikah kesulitan kami jauh lebih besar dalam hal materi. Tapi alhamdulilah, sekecil apapun rezeki yang dia bawa selalu saya syukuri. Hingga kehidupan bisa seperti ini adalah perjuangan bersama.

Kami bersyukur negara Prancis masih memikirkan kesejahteraan rakyatnya. Suami langsung menerima email dari pemerintah bahwa untuk pembayaran pajak, pembayaran listrik, gaz dan beberapa hal lainnya untuk perusahaan bisa dilakukan dibulan Juni. Selama periode tertutup ini, kami tidak dibebani pembayaran.

Gaji karyawan juga dibantu oleh pemerintah. Bahkan mereka yang ngontrak tempat tinggal selama masa lockdown ini diberbolehkan untuk tidak membayar dulu hingga situasi kembali normal. Karena memang benar mereka yang hidup dari gaji akan sulit untuk memenuhi semua kebutuhan seperti biasanya dengan gaji bantuan dari pemerintah.

Alhamdulillah ada kemudahan. Seperti ini rupanya hidup di negara maju yang masih peduli dengan rakyatnya.

Tahun lalu tanggal sama menemani suami ke luar kota untuk usahanya

Mulai hari ini suami akan selalu ada di rumah sesuai pengumuman akan berlaku untuk 2 minggu.

Benarkah ?Akankah dalam 2 minggu musuh itu akan terhenti? Sementara ini saya akan menikmati rezeki ada suami dekat saya selama 24 jam. Menikmati setiap sholat diimankan olehnya.

Dini Kusmana Massabuau/perantauan Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *