Akeyla, Si Jenius Kecil Perancang Busana Indonesia

Di usia 2 tahun dirinya sudah memegang alat tulis dengan benar, siapa sangka rupanya jari jemarinya memang memiliki ikatan magic antara gerakan dan alat tulis untuk dituangkan dalam gambar. Kini gadis kelahiran 2010 ini, sudah menghasilkan berbagai rancangan busana yang membawanya hingga ke Luar Negeri.

Surat Dunia (SD) : Dari mulai usia 5 tahun kamu sudah bisa membuat berbagai sketsa desain baju. Apa yang membuat kamu begitu menyukai mendesain baju ?

Akeyla : Emm, sebenarnya sih karena itu adalah hobi saya. Jadi awalnya memang hobi, kalau saya lagi bosan ya saya buat sketsa baju, atau malam ketika saya ada waktu yang saya kerjakan ya mendesain baju, jadi memang karena saya suka, sudah jadi hobi.

SD : Usia 7 tahun kamu sudah memulai dan menekuni dunia fashion, bahkan mulai mengikuti beberapa ‘fashion show’, peragaan apa saja yang sudah kamu ikuti, dan dari mana kamu memiliki ide-ide dalam berkarya?

Akeyla : Fashion show perdana saya memang saat usia saya 7 tahun. Mungkin bagi anak lain di usia 7 tahun ingin pergi atau datang ke suatu tempat atraksi atau melakukan hal lainnya, bagi saya ikut fashion show bagaikan impian yang terealisasi. Dan saya senang sekali, di usia 7 tahun impian saya bisa tercapai untuk tahap awal. Saya bisa ikut peragaan busana dalam negeri, dan asiknya sampai bisa ke Moskow, Rusia, untuk partisipasi di Festival Indonesia.

SD : Kalau begitu sudah ada beberapa fashion show yang kamu ikuti di Luar Ngeri? Di mana saja?

Akeyla : Hemm, tahun 2017 saya tampil di Festival Indonesia Moscow Rusia.
Tahun berikutnya, 2018, saya kembali diajak untuk memperagakan karya saya di Fashion Show Indonesia Day di Beirut Lebanon dan event DSAL di Beirut Lebanon juga.
Kemudian setahun kemudian, 2019 saya kembali tampil di Moscow Rusia. Setelah itu memang belum ada lagi karena adanya pandemi, yang tidak memungkinkan saya untuk berpergian ke Luar Negeri.
Tapi saya juga ikut dalam beberapa peragaan busana di Tanah Air, contohnya tahun ini untuk ke 3 kalinya saya hadir di Festival Payung Indonesia. Kali ini tema yang saya pilih adalah Umbrella in Winter.

SD : Begitu banyak ya hasil karya yang sudah kamu raih, dari mana ide-ide itu bisa datang mengingat usia kamu yang masih sangat muda.

Akeyla : Nah kalau ide, saya bisa dapat dari mana saja. Banyak pokoknya. Kadang misalnya saya sedang lihat di sosial media ada gambar yang atau hal yang menarik itu bisa jadi ide. Atau saat saya ke museum, itu juga bisa jadi ide bagi saya, begitu juga ketika saya sedang di alam, yahh sedang jalan-jalan misalnya, melihat pantai bisa langsung jadi ide. Pokoknya semua bagi saya bisa jadi ide.

SD : Akeyla, siapa sih orang yang paling berpengaruh dalam bakat kamu?

Akeyla : Buat saya yang paling berpengaruh pertama ya orang tua. Mereka yang mendukung saya sejak awal hingga saat ini, lalu guru menggambar saya dan perhatian teman-teman saya juga banyak memberikan pengaruh kepada saya dalam berkarya.

SD : Apa sih yang memotivasi kamu untuk terus berkarya?

Akeyla : Emmm, salah satu yang memotivasi saya hingga saat ini adalah, saat orang bisa menghargai karya saya, komentar positif dari hasil rancangan saya misalnya, hal itu bisa membuat saya semakin semangat dan termotivasi. Tapi ada motivasi lainnya juga, mungkin ini lebih pribadi, yaitu saya ingin memperkenalkan batik ke seluruh dunia. Saya ingin orang di luar negeri juga mengenal batik sebagai peninggalan bersejarah dari Indonesia yang masih digunakan hingga saat ini. Saya ingin orang lebih banyak menggunakan batik di mana saja. Karena itulah saya banyak menggunakan batik dalam hasil karya saya.

SD : Karena itukah sejak 2 tahun belakangan ini kamu banyak menggunakan batik dalam karyamu?

Akeyla : Betul sekali! Sejak 2 tahun ini saya mengembangkan batik ataupun wastra tanah air dengan menggandeng para disabilitas tuna rungu dan wicara. Saya yang mendesain motif-motifnya lalu para pembatik disabilitas yang membuat batiknya. Setelah menjadi kain, saya merancang dari kain tersebut untuk menjadi sebuah busana.

SD : Luar biasa! Pantas saja kamu di usia begitu muda sudah meraih penghargaan, apa saja yang kamu sudah raih sebagai penghargaan?

Akeyla : Ya, saya bersyukur diberi kesempatan bisa meraih beberapa penghargaan. Penghargaan yang sudah raih yaitu ; The Best Artist dari Timisachi Fashion Designer School Perth Australia pada 2017 dan juga
Nominator KPAI Awards sebagai tokoh anak inspiratif tahun 2018. Semoga saya masih diberi kesempatan meraih penghargaan lainnya.

SD : Akeyla, apa sih yang kamu ingin raih ?

Akeyla : Saya ingin karya saya bisa diperagakan di berbagai negara, di Dunia kalau bisa! Saya berharap bisa membawa nama harum Indonesia. Tapi saat ini untuk jangka ke depan yang saya ingin raih adalah, bisa menempuh pendidikan dalam bidang desainer di Luar Negeri. Mungkin Prancis sebagai kota mode atau negara lainnya. Saya ingin nantinya bisa membuka butik atas nama karya saya. Saya ingin bisa membawa nama Indonesia di dunia fashion internasional.

SD : Apakah itu berarti kamu ingin bisa terkenal seperti para perancang mode internasional misalnya Versace, Karan, Dior dan lainnya, mungkin kamu memiliki desainer favorit yang membuat kamu termotivasi ?

Akeyla : Jujur saja, saya tentu ingin bisa mendunia, ingin karya saya bisa dikenal dan digunakan di berbagai negara, salah satu alasan saya juga memperkenalkan batik, tapi kalau soal favorit saya malah tidak punya desainer favorit untuk saat ini. Bagi saya semua karya yang saya lihat bagus. Mungkin untuk saat ini saya belum menemukan idola di dunia fashion tapi saya menganggumi semua karya para desainer.

SD : Akyela, tadi kamu menyebutkan tahun ini ikut dalam Festival Payung Indonesia kembali, bisa kamu ceritakan tema dan apa saja yang kamu tampilkan kali ini?

Akeyla : Untuk Festifal Payung Indonesia kali ini saya memilih tema Umbrella in Winter. Ide ini sebenarnya datang saat saya ke Libanon untuk ikut festival di sana dan saat itu udara cukup dingin. Dan ide itulah yang keluar dari saya dan tim saya. Ada 15 busana rancangan saya yang akan diperagakan oleh 10 model dari usia anak-anak hingga dewasa. Konsep dari fashion shownya sendiri, saya yang membuatnya yaitu semi drama dan tari. Jadi konsepnya teatrikal fashion show begitu. Festival ini diselenggarakan sabtu 5 Desember 2020. Dan bulan Oktober tahun ini karena masa pandemi saya juga ikut dalam Virtual Fashion Show di Krawang.

SD : Selain dunia mode kegiatan apa yang kamu ikuti atau aktif sekarang ini?

Akyela : Mengisi kegiatan Talkshow baik off air maupun on air di hampir stasiun televisi negri dan swasta sejak 2017 sampai sekarang.

SD : Akeyla, apa sih yang membuat kamu bisa begitu kaya ide dan senang berkarya? Mungkin ada moto atau pesan yang kamu bisa bagikan ke anak-anak muda lainnya?

Akeyla : Jangan pernah berhenti bermimpi dan raih serta wujudkan mimpi tersebut untuk menjadi kenyataan.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *