Sepeda Idaman Jadi Barang Selundupan

Catatan Zeynita Gibbons/ London

Lahir di London pada tahun 1977, sepeda Brompton mengambil namanya dari gereja Katolik Oratory Brompton di Kensington, terlihat dari jendela flat penemunya Andrew Ritchie. Sepeda lipat sudah ada sebelumnya, tetapi tidak ada yang memiliki kesederhanaan desain dan kemudahan penggunaan yang akan menjadi merek dagang abadi dari institusi Inggris.

Beberapa hari lalu saya dapat pesan di whatsapp dari ponakan di jakarta : “Uni, mau tanya, harga sepeda Brompton di sana berapa ya? Aku mau beli Uni”

Duh maaf saya bukan pengemar sepeda dulu memang pernah bercita-cita bisa naik sepeda ke kantor, ya sampai sekarang masih belum bisa naik sepeda, sepeda sekecil Brompton itu yang digandrungi oleh masyarakat di Indonesia. Sepertinya sepeda bikinan Inggris ini memang lagi populer di tanah air tidak heran ada yang sampai menyelundup kan nya dalam kontainer yang dikirim ke Indonesia oleh pelajar Indonesia. Tidak saja pelajar, seorang Dirut pun tidak segan-segan menyelundupkan sepeda yang kalo di Inggris menjadi alat transportasi yang sangat praktis untuk ke kantor bukan sekedar gaya-gayaan ala orang di Indonesia.

Di Inggris, tidak hanya Perdana Menteri Inggris saja yang ke kantor mengunakan sepeda tapi juga kaum eksekutif mengunakan alat transportasi yang sering identik dengan tukang post di tanah air. Bahkan pemerintah Inggris di saat awal lockdown kembali dibuka melakukan kampanye agar warga Inggris mengunakan sepeda apabila berangkat kerja dan memberikan subsidi bagi mereka yang akan membeli sepeda untuk transportasi ke tempat kerja.

Kenapa sepeda lucu ini digemari di tanah air tentunya karena made in England pastinya. Bahkan menjadi status sosial seseorang yang pada saat car free day di Jakarta mengunakan sepeda merek ini yang mana kalau di Inggris menjadi alat transportasi para eksekutif muda di London bahkan seorang perdana menteri pun tidak segan-segan mengunakan sepeda sebagai alat transportasi sang PM yang rambutnya dibiarkan acak-acakan.

Bagi pecinta olahraga, khususnya bersepeda, Brompton termasuk sepeda idaman, tentunya dengan harga yang sangat fantastis. Berdasarkan penelusuran IDN Times, di salah satu toko online seperti Tokopedia, harga sebuah sepeda Brompton seri Custom Army Green mencapai Rp90 juta. Berdasarkan penelusuran IDN Times, Brompton jenis superlight dihargai mulai dari Rp31,7 juta-Rp33,8 juta. Sementara untuk seri Brompton standar dihargai mulai dari Rp18,5 juta-Rp22,3 juta. Di luar negeri, versi terendahnya ada yang dijual GB£745 atau setara Rp13 juta. Masih banyak seri lain yang memiliki harga yang juga fantastis.

Menilik di Shopee, Brompton Seri S6-L Rp42,2 juta. Bahkan, di Blibi.com Seri S2L-X Black Edition memiliki harga Rp53,5 juta. Sedangkan, S6R Nickel Titanium di harga Rp45,6 juta. Sementara di E-Bike H2L BlackBerikutnya, beranjak ke kelompok varian sepeda termahal milik Brompton, yakni sepeda lipat listrik. Di segmen ini terdapat produk E-Bike H2L Black degan harga terendah yakni 2.595 pound sterling atau setara dengan Rp. 49 juta. Sebenarnya buat yang punya duit harga segitu sebenarnya nggak mahal kan ketimbang harus diselundupin. Membuat orang lain menjadi susah dan kontainer terpaksa ditahan dulu.

Sepeda Brompton yang di disain oleh Ritchie sejak tahun 1975 dari flatnya di South Kensington, London, menghadap ke Brompton Oratory, gereja Katolik Roma yang megah dari mana dia mengambil nama itu. Dia mendirikan Brompton Bicycle setahun kemudian dan menghasilkan prototipe pertama.

Meskipun ada sedikit keraguan meskipun Adams telah berhasil, Brompton hanya memiliki 24 staf yang memproduksi 7.000 sepeda setahun ketika dia bergabung; sekarang memiliki 230 orang dan akan menghasilkan 50.000 orang tahun ini yang dipasarkan ke 44 negara di seluruh dunia.

Produk utama Brompton adalah sepeda lipat dan aksesorisnya. Sekarang ada tas nya segala yang bisa dipasang di depan sepeda. Ternyata disain Ritchie pernah mendapat penghargaan Prince Philip Designer Prize tahun 2009. Brompton kerap dijadikan acuan merupakan produsen sepeda terbanyak di Britania Raya, dengan memproduksi sekitar 40.000 sepeda per tahun. Brompton juga mengoperasikan sebuah jasa penyewaan sepeda.

Di Amerika pernah digelar lomba melipat sepeda Brompton. Ada empat tahap pelipatan sepeda. Tahap terakhir menurunkan sadel juga berfungsi untuk mengunci lipatan. Makanya sepeda Brompton sering digunakan para eksekutif di London dengan bersepeda dan celana pendek dan berjas atau jaket setiba di kantor mereka pun bisa mandi sebelum mengawali tugas mereka sebagai eksekutif bukan sekedar gaya2 an pada car free day dan membuat komunitas ekklusif ya begitulah gaya eksekutif muda Indonesia yang rasanya tidak akan pernah ke kantor dengan mengunakan sepeda tentunya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *