Gali Peluang Penetrasi Pengusaha Pepes Ikan di Pasar Saudi

Daru pelaku usaha UMKM di Indonesia menyampaikan niatnya kepada KJRI Jeddah agar produk ikan bandeng dan pepesnya bisa tembus pasar Arab Saudi.

​Tim Promosi Ekonomi Terpadu (Promoter) KJRI Jeddah menyambut baik keinginan Raden Daru Sulistiono (Daru). Tim Promoter dalam kesempatan ini diwakili oleh Direktur ITPC (Indonesian Trade Promotion Center), Muhammad Rivai Abbas, dan Konsul Ekonomi 2, Dr. Ahmad Syofian.

Daru memperkenalkan produk olahan ikan bandeng yang diproduksi oleh usahanya di Tangerang Selatan. Daru menyampaikan keinginan pihaknya untuk dapat menembus pasar Arab Saudi. Olahan ikan bandeng ini telah diproduksi dalam berbagai jenis, mulai dari ikan presto biasa hingga pepes. Pepes bandeng milik usaha Daru dikemas menarik dan memiliki tiga lapisan/bungkus, yaitu kotak, plastik dan yang terdalam menggunakan daun pisang. Dengan kapasitas produksi mencapai hampir 1 ton per bulan, hasil produksi usaha milik Daru ini telah tersebar di beberapa gerai/warung di daerah Jabodetabek.

Selain memperkenalkan produk makanan dari usaha sendiri, Raden Daru juga menyampaikan minatnya untuk membawa sebanyak mungkin produk UMKM Indonesia lainnya termasuk kerajinan tangan/handy-craft ke pasar Saudi. Menurutnya, sejumlah UMKM yang tergabung di bawah Gerakan Ekspor Nasional (GEN) siap menjajaki pasar negara petro dolar ini.

Tim Promoter KJRI menyambut baik minat pelaku UMKM Indonesia. Tim menjelaskan prosedur dan tip untuk memulai kegiatan ekspor dari Indonesia ke Arab Saudi. Menurut Tim, hal penting yang harus diingat pertama kali adalah semua produk makanan luar yang masuk ke Arab Saudi harus mendapatkan izin dari Saudi Food and Drug Authority (SFDA), semacam badan pengawas obat dan makanan Saudi.

Proses mendapatkan izin ini sedikit ‘menantang,’ terutama karena hingga saat ini ikan air tawar dan produk turunannya dari Indonesia belum mendapatkan izin SFDA. Namun demikian, khusus ikan laut dan produk turunannya telah mengantongi izin SFDA. Izin ini khusus terbatas pada sejumlah perusahaan Indonesia yang menerima inspeksi langsung SFDA.

Pemerintah Indonesia saat ini tengah melakukan berbagai upaya kerja sama dengan pihak terkait Arab Saudi, termasuk SFDA guna mengatasi hambatan-hambatan kegiatan perdagangan tersebut.

Tim juga mengharapkan para pengusaha yang berminat ekspor, menyampaikan sampel produk disertai company profile. Kemasan produk juga perlu ditulis dalam bahasa Arab yang menjelaskan paling tidak tentang komposisi, masa berlaku, dan lain-lain. KJRI Jeddah siap menyediakan tempat sebagai bahan display untuk sampel produk yang dititipkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *