Pandemi Covid-19 Kapan Berakhir? Menjadi Topik Diskusi Reboan KJRI

Pandemi Covid-19, Kapan Berakhir? Merupakan tema diskusi Reboan Online Spesial yang diselenggarakan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Frankfurt pada 3 Juli 2021 yang lalu. Menghadirkan Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, Sp. P(K), MARS, DTM&H, DTCE, FISR, dokter Spesialis Paru-paru dan pemerhati isu Pandemi COVID-19 yang hingga saat ini telah menelurkan 2 buah buku kumpulan tulisannya di media massa mengenai COVID-19. Bertindak sebagai moderator yaitu dr. Supriyatiningsih, M.Kes., SpOG dari Majelis Kesehatan Pengurus Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jerman Raya.

Dalam sambutannya, Konsul Jenderal RI Frankfurt, Acep Somantri menyampaikan pentingnya untuk terus membekali diri kita dengan update informasi mengenai karakteristik dari varian baru untuk mengatasi berbagai ancaman COVID-19 sehingga pandemi dapat segera berakhir. Beliau juga mengingatkan kepada para peserta yang hadir untuk terus menjaga diri dengan meningkatkan imunitas tubuh dan menerapkan protokol kesehatan di mana pun berada.

Dalam paparannya Prof. Tjandra menyampaikan bahwa COVID-19 adalah penyakit baru yang masih terus dipelajari dan diteliti oleh para ahli dan pakar di dunia. Pandemi-pandemi sebelumnya yang pernah dialami oleh manusia, belum ada yang seperti COVID-19 yang bisa menghentikan aktivitas manusia di berbagai belahan dunia secara hampir bersamaan dengan kebijakan lockdown di berbagai negara. Ketika muncul virus Sars-CoV yang pertama di tahun 2011, WHO mengatakan bahwa dunia tidak akan siap menghadapinya jika sampai terjadi pandemi dari virus ini. Saat ini, 10 tahun kemudian, terjadi pandemi virus Sars-CoV-2 dan ternyata dunia juga masih belum siap.

Virus Sars-CoV-2 akan terus mengalami mutasi dari waktu ke waktu. Mutasi virus Sars-CoV-2 baru mulai ramai di media sejak akhir 2020 karena ada mutasi Alpha, Beta dan Gamma. Saat ini terdapat 4 Variant of Concern menuurt World Health Organization (WHO) yaitu ketiga varian yang disebutkan sebelumnya ditambah varian Delta yang saat ini sedang menyebar dengan pesat di Indonesia. Mutasi dari virus ini tentunya akan berdampak pada hasil diagnosis yang dilakukan dengan PCR (polymerase chain reaction), tingkat reinfeksi virus, tingkat transmisi virus, derajat beratnya gejala yang diderita pasien, dan masih ampuh/tidaknya vaksin yang ada saat ini.

Di penghujung diskusi, beliau meng-quote pernyataan dari Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus bahwa pandemi COVID-19 masih ‘’a long way from over globally’’.

Diskusi yang dihadiri oleh peserta dari Jerman dan Indonesia, telah berlangsung dengan meriah dan seru. Di akhir acara, KJRI Frankfurt mengadakan kuis berhadiah produk makanan Indonesia bagi lima orang peserta yang bisa menjawab pertanyaan yang diajukan dengan benar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *