Pemikir Tunisia Kagum dengan Tradisi Keilmuan dan Keagamaan di Muhammadiyah

Duta Besar RI Tunis, Prof. Ikrar Nusa Bhakti didampingi PF Pensosbud dan staf menghadiri undangan seminar dengan judul ‘’Studi Islam di Indonesia: Pengalaman Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)’’ pada 24 Juli 2021 di gedung Tunisian Academy of Science, Letters and Arts ‘’Beit el-Hikma’’ Tunis.

Seminar tersebut dihadiri para praktisi kajian sejarah dan agama Tunisia, serta mahasiswa Indonesia di Tunisia dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.Pemakalah pada seminar tersebut adalah Prof. Dr. Moncef Ben Abdeljelil, mantan Dekan Fakultas Sastra dan Humaniora Sousse yang pernah menjadi dosen undangan di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada periode 2019-2020.

Prof. Dr. Moncef Ben Abdeljelil kagum dengan tradisi keilmuan, keagamaan yang khas di organisasi Muhammadiyah, Indonesia. Beliau menilai penanaman nilai-nilai keagamaan oleh organisasi Muhammadiyah yang tidak hanya menyentuh sendi-sendi rutinitas spiritualitas saja tetapi masuk pada sendi keimuan, kemanusiaan, nila-nilai etika dan sopan santun, ekonomi dan nila-nilai universal.

Pada pemaparan materi seminarnya, Prof. Dr. Moncef Ben Abdeljelil membagi makalahnya ke dalam empat pembahasan yang pertama mengenai studi islam di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terkait dengan kurikulum, metode pengajaran dan penelitian di kampus tersebut. Bagian kedua membahas prinsip-prinsip dasar organisasi Muhammadiyah dan hubungannya dalam studi islam. Bagian ketiga berkaitan dengan studi islam dan hubungannya dengan falsafah hidup negara Pancasila. Bagian keempat tentang studi komparatif secara teoritik dengan studi islam yang diajarkan oleh non-Arab seperti di kampus-kampus Eropa dan Amerika.

Pembahasan Prof. Dr. Moncef Ben Abdeljelil tersebut berakhir pada kesimpulannya mengenai seperti apa organisasi Muhammadiyah tersebut yang dilihat dari perspektif pengajaran Studi Islam di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dapat disimpulkan bahwa Prof. Dr. Moncef Ben Abdeljelil ingin mengatakan bahwa Muhammadiyah merupakan gerakan pembaharuan salafi Islam yang moderat yang menjalankan prinsip Rahmatan Lil Alamin melalui pengembangan program-program kerjanya di bidang pendidikan, ekonomi dan sosial kemasyarakatan berdampak positif bagi pengikutnya dan masyarakat Indonesia secara umum.

Sebelum pelaksanaan seminar, Dubes RI Tunis berkesempatan untuk bertemu dengan Direktur Tunisian Academy of Science, Letters and Arts ‘’Beit el-Hikma’’ Tunis, Mr. Mahmoud Ben Romdhane yang menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kehadiran Dubes RI dan jajarannya pada acara tersebut. Mahmoud Ben Ramdhane juga menyampaikan penghargaan dukungan Pemerintah RI kepada Tunisia ketika kunjungan Presiden Soekarno pada awal kemerdekaan Tunisia. Dubes RI Tunis juga menyampaikan singgungan dua ormas besar di Indonesia yaitu Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama sebagai dua organisasi besar yang memiliki karakteristik dan basis massa tersendiri, namun bersatu dalam negara Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *