Lepas dari Jerat Perdagangan Orang, Ibu IL Segera Jumpai Kelima Anaknya

KBRI Beirut berhasil memulangkan seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang terindikasi menjadi korban perdagangan orang di jaringan UAE dan Lebanon. Setelah menghabiskan 3 bulan di shelter KBRI Beirut, Ibu IL telah bertolak ke Indonesia dan kini tengah menjalani karantina terpusat di Wisma Nagrak Jakarta.

Dengan modal niat yang teguh dan keberanian untuk memperjuangkan masa depan kelima anaknya, Ibu IL berangkat dari Indonesia karena dijanjikan dapat bekerja sebagai pelayan restoran di Dubai dengan sejumlah gaji yang cukup menarik. Tapi siapa sangka, setelah tiba di sana, dirinya dikunci di dalam suatu rumah bersama beberapa calon pekerja asing lainnya.

Kemudian, IL malah disalurkan menjadi pekerja domestik rumah tangga dan harus bekerja siang dan malam sesuai tuntutan majikan. Lalu, Ibu IL tiba-tiba dipaksa berpindah ke Lebanon mengikuti majikannya, meskipun kontrak kerjanya hanya untuk di UAE. Karena tidak tahan dengan semua kondisi yang ada, Ibu IL akhirnya mendatangi KBRI Beirut untuk meminta pertolongan dan perlindungan serta pemulangan ke tanah air.

Kepulangan IL ini bersamaan dengan dilaksanakannja repatriasi bagi 22 PMI asal Suriah.

Rombongan didampingi KBRI Beirut dan KBRI Damaskus melewati rute Damaskus melalui Perbatasan Suriah-Lebanon di Masnaa dan berakhir di Bandara Rafic Hariri Internasional Beirut untuk terbang ke Indonesia. Saat ini seluruh repatrian telah diserahterimakan kepada Dit. Pelindungan WNI Kemenlu dan BP2MI, kemudian tengah menjalani karantina di Wisma Nagrak Cilincing.

Sebelumnya repatrian ditampung di shelter KBRI Damaskus menunggu penyelesaian kasus, terutama terpenuhinya hak-hak finansial, dan persiapan pemulangan. Setelah karantina, rombongan akan segera didampingi ke wilayah asalnya masing-masing, antara lain di Serang, Sumbawa, Mataram, Karawang dan Cianjur.

2 tanggapan untuk “Lepas dari Jerat Perdagangan Orang, Ibu IL Segera Jumpai Kelima Anaknya

  • 27 Maret 2022 pada 13 h 53 min
    Permalink

    Kita semua tahu di negara2 Arab mereka masih menganggap PMI itu layaknya budak.

    Balas
  • 29 Maret 2022 pada 7 h 25 min
    Permalink

    Perjuangan seorang Ibu menafkahi keluarga.

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *