Juara II : Memperingati 17 Agustus di Negeri Orang
Tujuh belas Agustus sedari dahulu sudah menjadi rutinitas yang berkesan bagi saya. Tentu saja sebagai siswa sekolah negeri di Indonesia 17-an tidak lepas dari upacara pengibaran Bendera Merah Putih di sekolah. Setelah itu tentu saja saya tidak pernah melewatkan menonton detik – detik proklamasi yang disiarkan secara langsung oleh semua stasiun TV tanah air.
Saya selalu kagum dengan paskibraka yang dengan langkah tegap dan anggun berbaris, dengan tamu – tamu negara wanita yang berpakaian kebaya lengkap dengan sanggul dan pria berpakaian setelah jas rapi. Ada rasa ingin satu hari nanti bisa berada di istana menyaksikan secara langsung seperti mereka.
Siapa yang menyangka ternyata beberapa belas tahun setelah masa sekolah keinginan saya tercapai, yah meski tidak 100 persen karena saya berada di perwakilan Indonesia di luar negeri bukan di istana Presiden di Indonesia.
Berada di negeri orang saya bisa menjadi peserta upacara dengan berkebaya rapi dan bersanggul sambil melihat langsung pasukan pengibar bendera dengan seragam putihnya mengibarkan sang merah putih. Haru rasanya ketika mendengarkan lantunan lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang di negeri orang, perasaan rindu, bangga yang muncul dikala jauh dari negeri sendiri membuat mata berkaca-kaca ketika bendera merah putih dikibarkan.
Berbicara tentang sanggul, pertama kali dalam hidup saya harus menyanggul sendiri adalah di negeri orang, ya karena mau sanggulan di salon pastinya mahal dan tidak ada salon yang buka jam 6 pagi. Berbekal Ilmu sanggulan yang dipelajari ketika orientasi sebelum berangkat setiap tanggal 17 Agustus pagi-pagi saya sudah berkutat dengan menyasak rambut dan jepit- menjepit rambut. Alhamdulillah cukup berhasil, cuma berharap mudah -mudahan rambut tetap rapi sampai selesai upacara.
Berada di perantauan juga ‘mengharuskan’ saya mempunyai koleksi kebaya dan wastra khas Indonesia paling tidak untuk dipakai selama masa tugas suami 3 sampai 4 tahun. Berada jauh dari negeri sendiri ini membuat saya lebih menghargai kebudayaan Indonesia yang penuh filosofi dan dibuat dengan keterampilan tingkat tinggi.
Senang rasanya melihat wanita Indonesia dalam balutan kebaya berwarna warni dengan wastra Indonesia yang cantik dan penuh filosofi. Ketika memakai kebaya dengan rapi disitu saya sudah merasa memperkenalkan kebudayaan Indonesia. Wanita Indonesia dengan kebayanya nampak ayu dan anggun. Tidak salah jika kebaya saat ini diusulkan untuk dimasukkan ke dalam warisan dunia tak benda dari UNESCO.
Pengakuan UNESCO ini akan diperoleh dengan cara yang tak mudah, harus melalui proses panjang. Untuk itu, lebih dulu harus diakui, kemudian diupayakan oleh berbagai kalangan pengampu budaya.
Tentu saja 17 Agustus bukan hanya merayakan dengan kebaya dan bersuka cita dengan perlombaan, nilai utamanya adalah Indonesia adalah negara yang menjunjung tinggi kemerdekaan dari segala bentuk penjajahan dan negara Indonesia yang selalu bertujuan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia sebagaimana tertera dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945.
Selamat ya jadi juara ke 2. Tulisannya simpel tapi asik dibaca deh !
Terima kasih Bu Yuyu
Kereeeen maaa… Congrats ya ikut senang..
Thank you Made