Pesona Indonesia Menyedot Perhatian Warga Clermont de l’Oise

Catatan Sita S; Phulpin

Hari Sabtu lalu (5 November 2022) nama Indonesia bergema di Clermont de l’Oise, kota yang terletak di kabupaten Oise, propinssi Haute de France. Warga Clermont de l’Oise berduyun-duyun mendatangi acara bertajuk « Les Merveilles de l’Indonésie » atau Ragam Pesona Indonesia. Acara perdana besutan asosiasi L’Art de la Diversité atau asosiasi Keragaman Budaya yang baru didirikan Januari tahun ini sukses berat.

Pengunjung dari anak-anak hingga pini sepuh terus berdatangan dari pagi hingga sore menjelang malam. Tak kurang dari 400 orang hadir. Bukti bahwa kota berpenduduk sekitar 10.500 jiwa ini sangat terbuka dengan kehadiran budaya lain. Seperti yang diungkapkan André Vantomme, duta asosiasi l’Art de la Diversité yang juga seorang senator dan mantan walikota Clermont.

Sejak dulu kota Clermont de l’Oise yang terletak sekitar 58 km di utara Paris ini bisa dikatakan menjadi tempat persilangan budaya. Menerima dengan tangan terbuka semua komunitas dengan budaya masing-masing, dan hidup bersama secara harmonis.

Masing-masing bergumul, saling mengisi dan saling memperkaya satu sama lain. Seperti halnya Indonesia yang bhinneka dalam berbagai aspek kehidupan namun tetap tunggal ika.

Dan hari itu Erlina Doho, seniwati Indonesia yang juga warga Clermont de l’Oise memperkenalkan Indonesia melalui berbagai acara dan aspek.

Dok. Sita S. Phulpin
Dok. Sita S. Phulpin
Dok. Heri Setyo

Nyaris lengkap. Ada seni visual, seni pertunjukan (wayang kontemporer, tari-tarian dan lagu-lagu daerah), diskusi, peragaan kostum tradisional dan aneka stand yang menawarkan batik, kerajinan tangan, buku-buku dan… tentu saja kuliner serta aneka minuman khas Indonesia yang laris manis.

Dok. Sita S.Phulpin

Tak hanya membeli, les Clermontois, sebutan bagi warga Clermont, mereka banyak bertanya resep masakan, jajanan dan khasiat jamu dan minuman herbal yang ditawarkan. Bandrek, wedang uwuh, wedang jahe dan jamu kunyit asam laris manis diserbu warga. Senang melihat reaksi pertama mereka saat mencicipi minuman-minuman yang eksotis untuk lidah mereka.

Ada yang mengenyitkan dahi tapi kemudian mengatakan, « Ah, enak juga! ». Bahkan banyak yanng berulang-ulang datang untuk membeli wedang jahe dan bandrek. « Terbuat dari apa ? Di mana bisa membelinya? » berondong salah seorang warga Clremont asal Inggris yang mencicipi jamu kunyit asam.

Dok. Sita. Phulpin
Dok. Sita S. Phulpin
Dok. Sita S . Phupin
Dok. Sita S. Phulpin

Selain melalui paparan tentang kebhinekaan Indonesia yang disampaikan oleh Benoit Repesse dan Nin Hanafi, kekayaan alam dan budaya Indonesia juga tergambar di ruang pameran melalui karya-karya foto Heri Setio dan Michel Montonneau,  lukisan dan patung karya pelukis Indonesia dan Prancis seperti Sendjojo Doho, Dewi Tjahjati, Sumadi Ethnikjawa, Sigit, Erlina Doho, Jean-Jacques Moure, Amandine Rimpault, Gerard Gallo, Blandine Cugny, Marie-André Engelmann, Daniel Cornouailles, Viviane Varlet, Jean-Pierre Lefebvre, Emanuel Capet dan Chrystelle Roger.

Wayang kontemporer yang unik

Pertunjukan wayang kontemporer menjadi gong pamungkas dalam acara Les Merveilles de l’Indonésie. Ruangan penuh. Bak tersihir, penonton tak bergerak menyimak pertunjukan wayang hasil workshop yang diselenggarakan oleh asosiasi l’Art de la Diversité bebereapa waktu sebelumnya.

Dok. Sita S. Phulpin

Workshop tersebut tak hanya mengajarkan bagaimana memainkan wayang, tapi juga bagaimana membuat anak-anak wayang. Lain dari pada yang lain. Tak seperti umumnya pertunjukan wayang tradisional, petang itu ada naratornya, Isabelle Moreau, yang berdiri di samping kelir, layar dari kain putih yang digunakan dalam pertunjukan wayang. Dalangnya 5 orang.

Selain Erlina Doho sendiri yang menjadi pembimbing workshop juga para peserta workshop, yaitu Martine dan Serge Lambert, Isabelle dan Frederic Sow. Masing-masing memainkan  seorang tokoh.  

Jika biasanya ada sekelompok niyaga atau musisi gamelan, dalam wayang kontemporer tersebut tidak ada gamelan yang mengiringi secara live. Musik, suara sindhen dan bunyi-bunyian pendukung merupakan kompilasi musik rekaman.

Dok. Sita S. Phulpin

Beberapa perangkat musik untuk menghasilkan efek bunyi tertentu dimainkan oleh anak-anak. Sebuah ide cerdik! Dan hal ini merupakan kreativitas artistik tersendiri, termasuk penggunaan video projector. Pelibatan anak-anak dalam sebuah pertunjukan wayang patut mendapat acungan jempol. Selain memberi kegiatan positif bagi anak-anak tersebut, pengalaman mereka dengan aktivitas bernuansa Indonesia pasti akan dikenang selamanya.

Dok. Sita S. Phulpin

Hampir bisa dipastikan, mereka juga akan bercerita pada keluarganya dan teman-temannya. Anak-anak yang berpartisipasi tentu diantar oleh orang tuanya yang pada akhirnya orang tua mereka jadi mengenal Indonesia juga. Tanpa disadari, anak-anak itu akan menjadi duta Indonesia.

Tepat sasaran

Ada hal yang dapat dipetik dari event yang bertujuan memperkenalkan Indonesia yang didukung oleh kota madya Clermont de l’Oise dan berbagai asosiasi franco-Indonesia dari Paris dan media Suara Dunia ini. Penyelenggaraan acara seperti ini perlu banyak digelar, termasuk di kota-kota berukuran relatif kecil.

Dok. Heri Setyo

Dari pengalaman hari Sabtu itu, penyelenggaraan kegiatan seni budaya Indonesia di kota berukuran kecil sangat menarik. Dibandingkan dengan acara serupa yang digelar di Paris di mana penduduknya kurang lebih sudah lebih mengenal Indonesia, di kota-kota kecil yang belum familiar dengan nama Indonesia para pengunjungnya terlihat lebih antusias. Banyak bertanya berbagai hal tentang Indonesia. Tentu hal ini sangat menggembirakan, termasuk para penjaga stand. Lelah tapi misi tercapai, memperkenalkan Indonesia.

Dok. Sita S. Phulpin

Marie Noirel, salah seorang pengunjung mengatakan, “Acara seperti ini harus sering diselenggarakan agar Indonesia dikenal luas di Prancis. Banyak yang masih belum mengenal Indonesia, padahal Indonesia adalah negeri yang sangat indah.”

Dok. Sita S. Phulpin

Hari itu acara yang ditutup dengan goyang bersama benar-benar sangat memuaskan. Asosiasi L’Art de la Diversité telah sukses memperkenalkan Indonesia pada warga Clremont de l’Oise.

Dok. Sita S. Phulpin

Ukuran kesuksesan mengenalkan Indonesia dari acara ini selain dari segi jumlah, juga dilihat dari pengunjung yang datang. Apabila kebanyakan acara Indonesia yang digelar lebih banyak dihadiri oleh orang Indonesia sendiri atau pasangan orang Indonesia yang kurang lebih sudah akrab dengan Indonesia, pengunjungnya acara ini sebagian besar orang Prancis atau non-Indonesia yang belum mengenal Indonesia.

Dok. Heri Setyo

Bisa dikatakan bahwa acara Sabtu itu sudah tepat sasaran. Obyektif diadakannya acara ini tercapai. Tentu hal ini tak lepas dari keterlibatan aktif Erlina Doho, seniwati Indonesia yang tinggal di Clemont de l’Oise dalam berbagai kegiatan seni budaya di kota tersebut. Pelukis yang sempat mengenyam pendidikan seni rupa di Beijing ini telah berhasil menjadi duta Indonesia di kota yang sarat dengan kegiatan seni budaya ini.

2 tanggapan untuk “Pesona Indonesia Menyedot Perhatian Warga Clermont de l’Oise

  • 18 November 2022 pada 18 h 19 min
    Permalink

    Luar biasa Diaspora Indonesia salut pokoknya !

    Balas
  • 29 November 2022 pada 19 h 50 min
    Permalink

    Keren, saya selalu suka gaya tulisan mbak Sita ini.

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *