Kekhasan Kopi Indonesia Menjadi Primadona di Pameran Kopi Dunia San Francisco

Kekhasan kopi Indonesia dari berbagai daerah seperti Aceh, Sulawesi, Bali, NTT kembali menjadi primadona pada acara pameran kopi dunia, San Francisco Coffee Festival, yang digelar di San Francisco, 12-13 November 2022. Pada pameran yang dikunjungi sedikitnya 12.000 pengunjung itu, stan Indonesia dikunjungi lebih dari 3000 pengunjung, terhitung dari jumlah cup yang habis. Selama 2 hari berlangsung, sekitar 190 kantong spesialiti kopi berhasil terjual dan potensi bisnis lainnya juga dihasilkan melalui pameran bergengsi di Pantai Barat AS tersebut. 

Para pengunjung menikmati secara khusus jenis kopi single origin dari Aceh – Gayo, Jawa Barat – Ciwidey, Bali – Kintamani, Sulawesi – Toraja. Kopi dihidangkan secara medium roast dan disajikan dengan teknik menyeduh kopi secara tradisional yaitu “kopi tubruk” yang menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Produk kopi yang dipromosikan antara lain dari Beaneka Coffee, perusahaan rintisan kopi Indonesia milik pasutri diaspora Indonesia yang tinggal di Bay Area California Utara, Adhi Jusuf dan Manda. 

Beaneka juga meluncurkan produk kopi luwak khusus yang dihasilkan dari petani kopi Luwak di Ciwidey, Jawa Barat. Budidaya kopi luwak ini diambil dari luwak yang dibiarkan hidup bebas di hutan liar, sehingga produk kopi luwak ini dijamin kualitasnya dan ramah terhadap lingkungan dan kelestarian luwak. 

“Kami menyampaikan terima kasih atas dukungan KJRI San Francisco. Tahun 2022 ini merupakan tahun kedua kami mengikuti pameran ini. Penjualan meningkat, dan kami optimis bisa terus berkembang. Meskipun pengusaha kopi rumahan, kami pastikan kopi kami berkualitas dan kami punya misi mendukung para petani Indonesia.” Demikian penjelasan Adhi dan Manda. Dengan mendatangi langsung para petani di Indonesia, mereka dapat memilih langsung biji kopi pilihan dan dibawa ke AS untuk dilakukan roasting secara mandiri. Sejak dulu Beaneka bekerjasama dengan KJRI San Francisco berkomitmen mengenalkan kualitas kopi Indonesia yang ramah lingkungan kepada masyarakat AS, khususnya di wilayah Pantai Barat.

Partisipasi Indonesia pada pameran kopi kali ini agak berbeda dari sebelumnya karena didukung oleh 4 orang mahasiswa Indonesia berprestasi yang tengah mengikuti program Pendidikan di UC Davis. “Kita optimalkan kehadiran mahasiswa Indonesia yang tengah mengikuti Global Study Program di UC Davis karena mereka punya pengalaman khusus dalam usaha kopi meski berstatus sebagai mahasiswa, menjelaskan kopi Indonesia kepada pengunjung, dan mendapat pengalaman langsung menjadi sales agent kopi Indonesia kepada masyarakat AS”, kata Nugroho, Konsul Ekonomi KJRI San Francisco.

Salah satu mahasiswa tersebut, Bimo, berkesempatan mengisi Coffee Convos Learning Session dengan menerangkan potensi Indonesia, khususnya keanekaragaman kopi Indonesia, dari Sabang hingga Merauke, dengan masing-masing keunggulan dan kelebihannya yang membuatnya berbeda dari kopi lain dari seluruh dunia.

Para pengunjung memiliki kesan sendiri ketika berkunjung dan menikmati kopi di stan Indonesia. Menurut mereka, produk kopi Indonesia memiliki kualitas sangat baik dan cita rasa berbeda. Bahkan sebagian pengunjung juga terlihat banyak membeli kopi Indonesia.

SF Coffee Festival merupakan ajang yang tepat untuk meningkatkan ekspor produk kopi Indonesia ke AS, khususnya ke Pantai Barat. Meskipun produk ekspor yang tidak baru, namun perlu terus dilakukan upaya promosi untuk meningkatkan brand spesialiti kopi Indonesia. Berdasarkan data BPS AS, tahun 2022, hingga September, dicatat ekspor kopi Indonesia ke AS sebesar US$ 225,7 juta, meningkat sebesar 43.9% dibanding periode yang sama di tahun 2021. Sementara ke wilayah kerja KJRI San Francisco di 8 negara bagian AS bagian Pantai Barat, total ekspor Indonesia menempati posisi ke-6 dengan nilai US$  65,1 juta, meningkat sebesar 34.5% dibanding periode yang sama tahun 2021.

Di tengah pandemi dan pasca pandemi, ekspor kopi Indonesia ke pantai barat AS terus meningkat. Menurut Data BPS AS, ekspor kopi Indonesia ke AS hingga September 2022 mencapai US$ 225,7 juta, sementara ke wilayah kerja KJRI San Francisco mencapai US$ 65,1 juta, menempati posisi ke-6 dibanding negara pengekspor kopi lainnya.

Optimalisasi keberadaan diaspora Indonesia di wilayah kerja, untuk mendukung berbagai kegiatan bisnis perusahaan rintisan yang ada, dan bersinergi dengan seluruh pihak, terus dilakukan KJRI San Francisco. “Kita berharap lebih banyak perusahaan kopi Indonesia yang bisa berkibar di AS. Peran seluruh diaspora Indonesia dan didukung semua pihak, promosi kopi spesialiti Indonesia perlu terus dioptimalkan, sehingga kita dapat meningkat kehadiran Indonesia di AS salah satunya melalu kopi. Terlebih, San Francisco dan kota-kota lainnya di Pantai Barat ini, merupakan pelopor industri kopi dunia.” Demikian urai Prasetyo Hadi, Konjen RI San Francisco. 

San Francisco Coffee Festival 2022 adalah acara kopi tahunan yang bertujuan untuk mempromosikan kedai kopi lokal terbaik di San Francisco Bay Area – California, yang diikuti berbagai perusahaan kopi dan roastery besar di California sebagai exhibitor seperti Equator Coffees, Ritual Coffee Roasters, Temple Coffee Roasters, Bridge Coffee Co, Wolf Coffee Company, dan Red Bay Coffee.

Satu tanggapan untuk “Kekhasan Kopi Indonesia Menjadi Primadona di Pameran Kopi Dunia San Francisco

  • 18 November 2022 pada 18 h 23 min
    Permalink

    Kopi Indonesia sudah semakin banyak di Amerika 👏

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *