KBRI Doha Gelar Malam Apresiasi bagi Volunteer Indonesia di FIFA World Cup 2022

Kegiatan gelar malam ini, diselenggarakan di Wisma Duta, Jalan Istiqlal, Doha pada (23/12). Duta Besar RI untuk Qatar, Ridwan Hassan menyampaikan apresiasinya kepada para volunteer Indonesia di World Cup 2022. “Bagaimanapun juga mereka adalah duta bangsa yang berdiri langsung berhadapan dengan supporter dari banyak negara,” ujar Dubes Ridwan Hassan.

Sementara itu, salah satu perwakilan volunteer, Ahmad Syarnubi Fatah menyampaikan kebanggaannya dapat bergabung sebagai volunteer di Piala Dunia 2022. “Meski saya harus menempuh perjalanan kurang lebih 2.5 jam setiap hari, saya tetap menikmati kegiatan volunteering ini,” kata Syarnubi Fatah, seorang diaspora yang sudah belasan tahun menetap di Qatar.

Tercatat ada sekurangnya 90 WNI yang terlibat sebagai volunteer dalam Piala Dunia Qatar. Sebagian besar di antaranya adalah mereka yang sudah menetap di Qatar, dan sebagian lain adalah para volunteer yang sengaja datang langsung dari Indonesia atau negara lain. Selama Piala Dunia, mereka memegang aneka ragam pekerjaan dari mulai meng-handle awak media, membantu penonton difable sampai menjadi penunjuk arah jalan.

Di luar para volunteer, diaspora Indonesia, terutama diaspora muda juga banyak yang terlibat dalam berbagai kegiatan Piala Dunia. “Ada puluhan anak-anak Indonesia yang terlibat sebagai ball crew, flag bearer atau player escort dalam Piala Dunia kemarin,” kata Ali Murtado, Pelaksana Fungsi Pensosbud KBRI Doha. Piala Dunia telah menjadi pengalaman yang menakjubkan bagi para volunteer dan terutama anak-anak yang terlibat.

Selain apresiasi kepada volunteer, KBRI Doha juga memberikan penghargaan kepada Sanggar-Sanggar Seni dan Tokoh Seni Indonesia di Qatar yang telah aktif mempromosikan Indonesia selama Piala Dunia 2022.

Satu tanggapan untuk “KBRI Doha Gelar Malam Apresiasi bagi Volunteer Indonesia di FIFA World Cup 2022

  • 1 Januari 2023 pada 15 h 28 min
    Permalink

    Piala Dunia paling sukses hingga saat ini. Sayangnya tetap saja Dunia Barat mencari2 kekurangan, mungkin karena Negara islam jadinya berbeda.

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *