Pelajar New South Wales Australia Perdalam Bahasa Indonesia
Sekitar kurang lebih 50 pelajar dari berbagai sekolah dan daerah di New South Wales (NSW) Australia, termasuk Burwood Girls High School, St. Mary Star of the Sea College, Macarthur Anglican School, dan NSW School of Languages hadir pada kegiatan Indonesian Day di NSW School of Languages di Petersham, NSW (3/6).
“Acara ini sangat menyenangkan sekali!” ujar salah satu murid yang mengikuti kegiatan. Para pelajar berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pembelajaran seperti how to update your paragraph, reading skill tips, listening skill tips, dan dictionary skill tips khususnya yang tercakup dalam kurikulum Extension Course Bahasa Indonesia serta mendengarkan berbagi pengalaman oleh alumni.
“Indonesia dan Australia sangat penting bagi satu sama lain, kita adalah partner yang dekat,” ujar Alexandra Lyons, salah satu alumni Macarthur Anglican School. Alexandra juga menekankan pentingnya kegiatan ini untuk memberikan pemahaman yang lebih baik kepada pelajar tentang Extension Course dan dampak positif mempelajari Bahasa Indonesia pada tingkat Extension Course.
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Dubes RI untuk Australia, Dr. Siswo Pramono; Konsul Jenderal RI Sydney, Vedi Kurnia Buana serta Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra, Prof. Mukhamad Najib. Di hadapan pejabat/perwakilan NSW Department of Education, Investment of NSW, Australia National University dan para pelajar yang hadir Dubes RI menyampaikan sejarah panjang dan kuatnya ikatan antara Indonesia dan Australia.
“Lebih dari 350 tahun yang lalu, telah terjadi ikatan sosial ekonomi antara nelayan Makassar dan Bugis dari Indonesia, dengan penduduk asli di bagian utara Australia. Ikatan tersebut dimulai dari perdagangan teripang, kemudian diperluas termasuk di dalamnya pertukaran bahasa dan budaya.” ujar Dubes Siswo.
Dr. Siswo Pramono menyampaikan pula bahwa tahun ini Indonesia dan Australia merayakan 75 tahun hubungan diplomatik. Salah satu fondasi hubungan bilateral ini adalah Perjanjian Budaya yang disepakati pada tahun 1968, yang mempromosikan pengajaran bahasa Indonesia di Australia dan bahasa Inggris di Indonesia, serta memperdalam pemahamantentang sejarah, budaya, dan kehidupan kedua negara. Dubes Siswo juga menekankan pentingnya pembelajaran bahasa sebagai jembatan untuk memahami budaya dan cara hidup suatu negara.
“Australia dan Indonesia paham bahwa meskipun ikatan sejarah antara Indonesia dan Australia kuat, perlu ada pemahaman bersama tentang bahasa masing-masing. Bahasa adalah gerbanguntuk memahami budaya dan cara hidup seseorang,” tegasnya.
Dubes RI untuk Australia juga mendorong para pelajar kedua negara yang merupakan generasi milenial dan generasi Z yang nantinya menjadi pemimpin di masa depan untuk mempersiapkan diri menjawab peluang dan tantangan masa depan di bidang ekonomi, sosial budaya dan geopolitik, termasuk meningkatnya peran dan postur Indonesia, melalui dialog inklusif dan pendekatan berbagi “sharing” lewat bahasa.
“Untuk memperkenalkan mereka dengan budaya lain, khususnya bahasa kedua, akan memanfaatkan mereka untuk menjadi lebih “sharing”. “Sharing (berbagi)”, dalam arti memberikan lebih banyak ruang pada identitas diri mereka, akan membantu mereka mengakomodasi bahasa dan budaya selain budaya mereka sendiri. Sikap positif terhadap “berbagi” akan memberikan mereka lebih banyak rasa empati dan keterampilan untuk meraih dialog inklusif,” ujar Dubes Siswo.
“Dialog inklusif antara generasi milenial dan generasi Z lintas peradaban akan menjamin transisi perubahan global yang damai, mewakili kepentingan terbaik untuk kemanusiaan. Untuk semua generasi muda, keberlanjutan pembelajaran mereka atas budaya dan bahasa lain merupakan hal yang penting secara strategis,” tambah Dubes Siswo.
Selain pembelajaran bahasa Indonesia, para pelajar juga sangat antusias mencoba memainkan angklung yang diajarkan oleh staf KJRI Sydney serta mencoba permainan tradisional Indonesia, seperti memindahkan kelereng dengan sendok dan lomba makan kerupuk. Para pelajar dan peserta lainnya juga menikmati hidangan khas Nusantara seperti rendang dan ayam yang diolah dengan bumbu khas Padang dalam bentuk nasi bungkus.
Indonesian Day merupakan hasil kerja sama antara Australia Indonesia Business Council (AIBC), Australia Indonesia Youth Association (AIYA), NSW School of Languages, KBRI Canberra, dan KJRI Sydney. Tujuan diadakannya acara ini adalah untuk mempertahankan minat siswa kelas 11 dalam mempelajari bahasa Indonesia dan melanjutkannya di kelas 12 sebagai siswa Extension dan Continuers serta untuk meningkatkan jumlah lulusan yang melek Indonesia di dunia kerja.
Indonesian Day di NSW School of Languages menjadi momentum penting dalam memperkuat hubungan bilateral Indonesia dan Australia melalui pendidikan dan kebudayaan, sekaligus meningkatkan minat generasi muda dalam mempelajari bahasa dan budaya Indonesia.