Memetik Wild Berries di Musim Panas

Catatan Caesar M Putri

Musim panas akan segera berakhir di bulan September ini, maka rasanya kurang lengkap jika saya belum menuliskan sedikit cerita kami menghabiskan waktu mencari wild berries, buah beri liar, di Santa Fe del Montseny. Tujuan utama kami adalah Montseny Natural Park yang hanya berlokasi sekitar lima puluh kilometer dari Barcelona. Letaknya yang tidak begitu jauh dari Barcelona menjadikan tempat ini sebagai rujukan untuk menghabiskan akhir pekan dengan menikmati indahnya alam, keluar dari hiruk pikuknya kota metropolitan Barcelona. Bus Sagales berkode 573 adalah bus yang hanya beroperasi setiap sabtu-minggu dan hari libur untuk membawa para pengunjung khusus menaiki rute pegunungan menuju Montseny Natural Park. Kami sebenarnya sudah mengunjungi Montseny Natural Park sebanyak tiga kali, yakni saat musim gugur, musim dingin, dan musim panas. Kunjungan kali ini adalah saat yang tepat untuk memetik buah berries liar karena tanaman ini hanya berbuah di musim panas.

Montseny Natural Park telah dinobatkan sebagai taman alam dan cagar biosfer oleh UNESCO sejak 1978 karena keanekaragaman hayati yang luar biasa yaitu gabungan bioma Mediterranean, Euro-siberian, boreoalpine. Terbentang seluas sekitar 31.000 hektar di ketinggian 1.700-meter dari permukaan laut, taman ini menyuguhkan banyak rute hiking, yang ditandai dengan rambu pejalan di setiap persimpangan jalan. Rute hiking yang tersedia memiliki jarak tempuh yang berbeda-beda, dan kami memilih rute yang pendek yaitu rute menuju reservoir atau waduk. Rute menuju waduk ini hanya sejauh 2.7 Km dari pintu utama taman alam tersebut.

Bagi keluarga yang memiliki anak kecil, rute ini paling cocok karena selain jaraknya yang pendek, rute ini juga landai mengikuti aliran sungai yang bermuara di waduk. Selama berjalan, kita bisa sembari berhenti untuk menikmati jernihnya aliran sungai Santa Fe. Tak heran jika banyak keluarga membawa anak-anak untuk menikmati asrinya alam Montseny. Berjalan menyusuri jalan setapak yang penuh semak-semak belukar di kanan-kirinya, mata saya mulai mencari pohon berries yang tumbuh liar diantara semak-semak tersebut. Namun sepertinya saya kalah cepat, hampir semua buah berries yang berada di kanan kiri sudah habis. Maklum musim panas sudah hampir selesai.

Sampai di area waduk, kami menuruni cerukan waduk yang mengering dan disitu banyak pohon berries yang belum banyak di panen oleh pengunjung, buah berries terlihat menyeruak di semak-semak. Tidak seperti buah berries yang dibeli di toko, konon katanya buah berries liar yang dimatangkan oleh sinar matahari secara langsung memiliki rasa lebih unggul. Salah satu tips untuk mendapatkan buah yang rasanya manis adalah dengan memilih buah yang berwarna ungu seperti yang di jual di toko.

Warna ungu menandakan bahwa buah ini telah matang, sedangkan yang warna merah berasa asam bahkan terkadang tidak berasa sama sekali. Pengalaman memetik berries tahun ini adalah pengalaman pertama kami, rantingnya yang panjang tak beraturan dan berduri tipis sedikit memberikan tantangan ketika memetiknya. Tak heran jika buah ini ada yang menyebut sebagai “juicy jewel” karena berada di semak-semak dan butuh usaha yang lebih untuk memetiknya. Sehingga kami baru paham mengapa harga per kilo berries di toko dijual cukup mahal jika dibandingkan dengan buah yang lainya. Setelah mendapatkan satu toples kecil, berries yang baru saja dipanen langsung dinikmati karena si kecil sudah tidak sabar menunggu sampai rumah. Selain itu memang berries mudah sekali rusak jika bergesekan satu dengan yang lainya, jadi lebih baik langsung dimakan, kecuali jika akan dibuat selai. Oya, kami dapat bonus panen apel liar juga, walaupun tidak banyak tapi cukup memberikan pengalaman panen apel.

4 tanggapan untuk “Memetik Wild Berries di Musim Panas

  • 17 September 2023 pada 13 h 04 min
    Permalink

    Asik banget ya bisa metik buah2 an liar kalau di Indonesia mungkin udah pada abis kali ya? Tapi memang itu bebas ya bukan tanah orang ?

    Balas
  • 17 September 2023 pada 16 h 48 min
    Permalink

    hallo mas Baskara, Alhamdulillah iya di sini bisa metik buah macam-macam di hutan dan tidak dilarang karena bukan milik perorangan, jadi inshaa Allah halal buahnya… heheh. di Eropa sendiri yang saya tahu, banyak alam terbuka yang memang dimiliki negara dan dibebaskan untuk dikunjungi dan kami bisa memetik apa saja di sana. karena masuknya aja gak bayar, semacam hutan seh ini mas. kalau pas musim gugur nanti, pada dateng cari Cesnut, buanyak banget pohonya. dan kalau gak diambil ya cuma dibiarin jatuh berserakan di bawah, karena memang di hutan tujuan utamanya utk konservasi tanaman dan jalur hiking aja.. hehe.

    Balas
  • 19 September 2023 pada 10 h 05 min
    Permalink

    penasaran, kalo di eropah itu orang indo makanya tetep nasi atau makanan sono ya?? hihihihi penisiriin

    Balas
  • 20 September 2023 pada 12 h 36 min
    Permalink

    Selamat siang pak/mas Joko. Diawal2 biasnaya tetap nasi, karena nasi di sini banyak tersedia juga di toko2 klontong atau supermarket. Bahkan kl di Spanyol, harnganya relatif murah hanya sekitar 1€ per kg. Namun kl sayur, agak susah mengikuti jenis indonesia, krn jikalu ada pasti hanya dijual di toko Asia dan harganya relatif lebih mahal jk dibanding yg sayur2 lokal.

    Namun, berjalanya waktu biasanya, org akan berpindah ke roti, krn lebih praktis, gak usah masak, tinggal dimasukin ikan atau dafing dah jadi.😁 tapoi nasi tetap jd idola.. heheh.

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *