Kesaksian WNI di Valencia Mengenai Banjir Bandang, Banyak Warga Kecewa karena Tidak Adanya Peringatan

Penulis: Dini KM

Seperti kita tahu, Spanyol dilanda badai pada Selasa (29/10/2024). Hujan deras dan hujan es yang turun pada Selasa itu menyebabkan banjir di beberapa wilayah. Provinsi Valencia di pesisir timur Semenanjung Iberia menjadi wilayah paling parah dilanda banjir. Sejumlah kota di Valencia terdampak parah, antara lain Chiva, Paiporta, Masanasa, Barrio de la Torre, dan Alfafar.

Hujan deras mengubah jalan menjadi sungai. Airnya lantas menggenangi rumah, serta menghanyutkan rumah, mobil, dan orang-orang. Banjir yang menghantam pada Selasa merupakan bencana banjir terburuk dalam sejarah modern Spanyol. Bencana ini juga yang paling mematikan di Eropa sejak 1970-an.

Dini KM dari Surat Dunia berhasil menghubungi salah satu WNI yang bermukim di wilayah Valencia, Bonar Badiaraja Manurung, seorang suami dan juga ayah dari dua putra yang bermukim di Spanyol sejak 2012 Berikut wawancaranya:

Surat Dunia: Bagaimana keadaan anda sekeluarga saat ini? Apakah anda mengalami kerugian akibat banjir bandang ini?

Bonar Bardiaraja Manurung (Bonar): Kami sekeluarga semuanya sehat karena kebetulan kami tinggal di dekat museum Ciencias, Valencia jadi kami agak jauh dari kejadian, sekitar 15 menit kalau menggunakan kendaraan. Puji Tuhan kami tidak mengalami kerugian akibat banjir bandang ini. Karena saya bekerja dari rumah juga sehingga hingga saat ini masih bisa bekerja secara normal.

Surat Dunia: Anda melihat musibah ini bisa menelan begitu banyak korban, apakah ada faktor human error di dalamnya?

Bonar: Mungkin ya. Karena menurut saya seharusnya pemerintah Spanyol bisa mengantisipasi kejadian ini karena kan sudah pernah terjadi sebelumnya di tahun 70-an. Dengan pengalaman itu seharusnya dengan prediksi dari curah hujan yang akan turun sudah bisa memprediksi dan mengantisipasi apakah akan menjadi penyebab banjir bandang. Setidaknya adanya peringatan ke masyarakat mengenai kemungkinan adanya banjir, sehingga warga tidak keluar rumah apalagi membawa kendaraan.

Saya sendiri sangat menyayangkan keterlambatan dari pemerintah Spanyol dalam mengirimkan tentara sebagai bala bantuan, dan hanya mengirimkan 500 saja, bahkan awalnya pemerintah Spanyol menolak bantuan pemerintah Prancis untuk mengirimkan pemadam kebakarannya, padahal Prancis menawarkan untuk mengirimkan 250 pemadam kebakaran.

Surat Dunia: Orang-orang di sekitar anda apakah ada yang kehilangan materi atau kerabat akibat musibah ini?

Bonar: Ya, beberapa kenalan saya ada yang kehilangan mobil, Puji Tuhan tidak ada yang meninggal tapi ada tetangga teman kerjanya istri saya yang meninggal karena mereka tinggal di rumah desa yang mana rumah desa biasanya hanya satu lantai sehingga mereka tidak bisa keluar tidak bisa menyelamatkan diri. Dan hingga saat ini saya belum mendapatkan berita bila ada WNI yang terkena dampak dari banjir bandang ini.

Surat Dunia: Bagaimana anda dan para warga setempat saling mendukung dalam musibah ini?

Bonar: Tingkat solidaritas warga sangat tinggi, sehingga mereka saling membantu untuk apapun yang bisa mereka lakukan. Dari mulai membawa sapu untuk membersihkan hingga air minum. Di sini kami merasa sangat bersyukur melihat solidaritas tinggi tersebut. Dari gereja kami juga membantu dengan mencoba membersihkan rumah dan tempat akibat banjir hingga donasi juga segala sesuatu yang dibutuhkan dari mulai makanan, minuman, pakaian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *