Indonesia Memukau Paris: Penampilan Bersejarah di Parade Bastille 14 Juli 2025

Pasukan Indonesia mencuri perhatian défilé 14 Juli!
Sebagai warga Indoneesia yang tinggal di Paris, perayaan 14 Juli tahun 2025 ini sungguh mengesankan. Ada yang istimewa. Tahun ini yang merupakan ulang tahun ke-75 hubungan diplomatik Indonesia dan Prancis, Indonesia diundang berpartisipasi dalam tradisi defilé militer dalam peringatan jatuhnya penjara Bastille saat Revolusi Prancis 236 tahun yang lalu.
Kontingen Indonesia yang terdiri dari berbagai kesatuan TNI, Kepolisian dan para taruna pilihan dari akademi militer (Angkatan Darat), AAU, AAL dan Akpol diundang untuk berparade dalam défilé 14 Juli yang ditunggu-tunggu masyarakat di Prancis.

Tepat pukul 10 pagi tampak presiden Prancis Emanuel Macron tiba di Arc de Triomps untuk melakukan penghormatan terhadap para pahlawan perang Prancis yang gugur di medan laga di depan api abadi. Kemudian di atas jip militer terbuka dan diiringi oleh pasukan berkuda Les Gardes Republicains, Emanuel Macron menuju podium kehormatan di Place de la Concorde. Setelah lagu kebangsaan Prancis “Marseillaise”, dan presiden Prancis tiba di podium, acara defile 14 Juli pun dimulai.
Kontingen Indonesia yang totalnya berjumlah tak kurang dari 451 orang menjadi pembuka parade. Sebanyak 189 taruna yang tergabung dalam drumband berjuluk “Gabungan” membawakan lagu Maju Tak Gentar berada pada barisan terdepan.

Dengan tampilan yang lain dari pada yang lain pasukan Indonesia berhasil mencuri perhatian publik. Presenter berbagai televisi Prancis yang meliput acara pun antusias memberi komentar. Tradisi drumband khas akademi-akadami angkatan bersenjata dan kepolisian di Indonesia ini rupanya tak ada pada akademi-akademi militer Prancis. Seragam atasan biru langit dan bawahan putih memang kontras dengan barisan-barisan di belakangnya yang rata-rata berwarna gelap. Topi berbentuk kepala binatang (burung rajawali, ikan hiu, harimau, leopard, dan anjing laut) yang dikenakan taruna-taruna pemegang drum besar juga menjadi sorotan. Presenter televisi menjelaskan makna masing-masing simbol binatang-binatang tersebut, yaitu kekuatan, keberanian, semangat dan kesigapan.

Didampingi putra tunggalnya, Didit, serta adik kandungnya, Hashim Djohadikusumo, Presiden RI Prabowo Subianto yang duduk di podium kehormatan disamping presiden Prancis, Emanuel Macron, tampak bangga menyaksikan penampilan kontingen Indonesia yang mempesona. Masyarakat Indonesia pun tak kalah bangganya. Di berbagai laman media sosial, diaspora Indonesia terlihat membagikan kegembiraan dan kebanggaan mereka atas penampilan kontingen Indonesia. ”Penampilan tentara Indonesia tadi keren banget,” ujar Aura Salma, pelajar Indonesia yang berhasil mendapat tempat yang cukup strategis.
Banyak di antara warga Indonesia yang rela berangkat pagi-pagi dari rumah supaya bisa mendapatkan tempat terbaik untuk menyaksikan kontingen Indonesia yang akan berparade. Namun, banyak pula yang meskipun tinggal di Paris dan sekitarnya memilih menyaksikan dari layar televisi di rumah. Alasannya supaya bisa melihat secara jelas penampilan pasukan Indonesia. Mereka ini khawatir jika datang langsung malah tidak kebagian tempat yang strategis untuk menyaksikan penampilan Kontingen Indonesia. Animo masyarakat Prancis terhadap acara défilé 14 Juli ini memang selalu tinggi. Antrian masuk ke avenue Champs Elysées, tempat digelarnya défilé militer terlihat panjang sejak pagi.

Orang-orang Prancis yang menyaksikan défilé 14 Juli baik secara langsung di Chamsp Elysées maupun lewat televisi, juga terkesan dengan penampilan Kontingen Indonesia. “C’est manifique! Luar biasa! Kostum dan kerapian barisannya, semuanya bagus!” ungkap Mathieu Le Lay yang ditanya pendapatnya tentang penampilan pasukan Indonesia. Banyak orang Prancis yang menyaksikan langsung di Champs Elysées bekomentar senada.

Bagi warga Indonesia kehadiran pasukan Indonesia dalam défilé 14 Juli tentu saja menjadi momen istimewa. Tentu saja ini menjadi peristiwa langka, karena tak setiap tahun Indonesia menerima undangan ini. Dalam tradisi défilé militer 14 Juli, setiap tahun Prancis mengundang negara-negara sahabat untuk berparade bersama korp-korp militer Prancis. Tak heran jika diaspora Indonesia di Prancis sangat antusias dengan kehadiran Kontingen Indonesia. Beberapa di antaranya bahkan menyempatkan diri datang pada saat tentara Indonesia berlatih pagi-pagi di avenue Champs Elysées maupun di salah satu kamp Angkatan Darat Prancis di Satory, Versaille.

”Benar-benar luar biasa melihat para tentara Indonesia berparade pada perayaan nasional Prancis tahun ini. Suka, deh, dengan makna dari simbol-simbol pada seragam mereka. Aku nggak nyangka pasukan Indonesia menjadi pembuka defilé 14 Juli. Sungguh-sungguh mengesankan melihat mereka secara nyata!” ungkap Jade Denin, seorang mahasiswi berdarah campuran Indonesia Prancis. ”Tadinya aku mengira akan ada sedikit pertunjukan kecak seperti aku lihat saat mereka latihan. Pasti lebih keren lagi. Tapi begini saja juga sudah sangat bagus,” imbuhnya yang merasa beruntung bisa hadir di Champs Elysées melihat penampilan para tentara Indonesia secara langsung.
Diharapkan, kehadiran pasukan Indonesia pada acara défilé 14 Juli ini bisa membuat masyarakat Prancis mulai mengenal Indonesia.
Kerjasama Franco-Indonesia
Kehadiran kontingen Indonesia ini selain menjadi simbol kerja sama militer Indonesia dan Prancis juga menandai peringatan 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Prancis. Dalam situs Kementrian Luar Negeri Prancis disebutkan bahwa undangan pemerintah Prancis pada pemerintah Indonesia untuk hadir pada défilé 14 Juli menunjukkan kuatnya hubungan kerjasama Indonesia dan Prancis. Dinamika hubungan Prancis Indonesia berpijak pada kesamaaan nilai-nilai yang dianut kedua negara, seperti kepatuhan pada hukum internasional, menjaga hubungan multilateral dan kemauan bersama untuk menjaga perdamaian di tengah ketegangan internasional saat ini.
Tak dipungkiri bahwa Indonesia merupakan mitra yang sangat penting dan strategis bagi Prancis. Tak hanya karena Indonesia membeli banyak perlengkapan militer canggih dari Prancis. Indonesia tercatat telah menandatangai pembelian pesawat Rafale, meriam Cesar, kapal selam Scorpène, fregat ringan. Namun, lebih dari itu. Indonesia adalah negara berkekuatan militer besar utama di kawasan Indo-Pasifik. Kawasan Indo-Pasifik adalah konsep geopolitik yang meliputi negara-negara di wilayah samudera India dan Pasifik.

Bagi kedua negara, kerjasama militer ini menjadi sangat strategis mengingat konteks geopolitik internasional saat ini. Kawasan Indo-Pasifik tak bebas dari imbas ketegangan internasional saat ini antara China dan Amerika Serikat. Negara-negara di zona ini tak luput dari perebutan pengaruh di antara negara-negara besar tersebut.
Prancis berkepentingan untuk melindungi wilayahnya yang berada di kawasan Indo-Pasifik, yaitu Réunion, Mayotte, Kaledonia Baru, Polynesia Prancis, Wallis & Futuna, Tanah Austral (pulau Eparses, distrik Saint Paul, distrik Amsterdam Baru, pulau Crozet, pulau Kerguelen dan Tanah Adelia) dan Antartika Prancis. Selain itu Prancis tentunya juga tak ingin kehilangan pengaruhnya di kawasan tersebut.
Peningkatan perhatian Prancis pada Indonesia terlihat dari kunjungan kenegaraan Emanuel Macron pada bulan Mei yang lalu. Sebelumnya, pada akhir Januari 2025, menteri pertahanan Prancis, Sebastian Lecornu dan menteri luar negeri Prancis, Jean-Noël Barrot, akhir Maret 2025, telah mengawali lawatan ke Indonesia.
Semoga tak hanya di bidang militer saja kerjasama antara Indonesia dan Prancis yang meningkat, namun bidang ekonomi juga meningkat secara nyata dan signifikan. Seperti yang diungkapkan oleh Nina Hanafi, ketua asosiasi IDN France (Indonesian Diaspora Network France) di sebuah kesempatan. Pemilik restoran bergengsi Djakarta Bali yang biasa dipanggil Kakak oleh teman-teman Indonesia di Paris ini melihat diundangnya Indonesia sebagai tamu kehormatan pada acara hari penting Prancis ini adalah sebuah langkah win-win. Berikut petikan wawancara Sita S. Phulpin dari Surat Dunia dengan Nina Hanafi.

SD: Bagaimana perasaan Kakak atas diundangnya Indonesia sebagai tamu kehormatan dalam acara défilé militer 14 Juli tahun ini?

Nin Hanafi (NH) : Tentu saja saya sangat bangga melihat Indonesia menjadi sorotan utama dalam parade 14 Juli ini. Momen bersejarah ini tidak hanya membanggakan, tetapi juga membuka kesempatan bagi masyarakat Prancis untuk mengenal lebih jauh tentang Nusantara yang kaya akan budaya dan keindahan alam, namun masih kurang dikenal di sini. Ini adalah langkah penting untuk memperkuat citra Indonesia di mata dunia. Komunitas Indonesia di Prancis tentu saja turut bahagia. Harapan kami momen ini bisa meningkatkan minat terhadap warisan budaya, pariwisata, dan potensi ekonomi Tanah Air.
SD: Mengapa Indonesia diundang oleh Prancis hadir sebagai negara tamu kehormatan pada peringatan hari Nasional Prancis ini?
NH: Menurut saya undangan dari pemerintah Prancis pada Indonesia sebagai negara tamu kehormatan pada peringatan Hari Bastille 2024 di Paris membawa manfaat strategis bagi kedua negara.
SD: Manfaat strategis di bidang apa saja
NH: Di bidang diplomasi dan politik, kesempatan ini bisa memperkuat kemitraan Prancis-Indonesia, terutama di kawasan Indo-Pasifik. Juga, membuktikan meningkatkan posisi Indonesia sebagai pemain kunci di ASEAN dan panggung global. Undangan tersebut dibaca sebagai meningkatnya komitmen Prancis di Asia Tenggara, dan mengurangi ketergantungan pada China. Kehadiran Indonesia ini sekaligus menunjukkan kedekatan Prancis dengan dunia non-Barat. Prancis tentunya mencari upaya perluasan pengaruh di ASEAN, dan mendorong kerja sama keamanan dan ekonomi. Dengan begitu Prancis memperkuat posisinya di Asia Tenggara.
Sedangkan di bidang ekonomi dan pertahanan, kesempatan ini menjadi peluang investasi dan kerja sama. Tak hanya penjualan persenjataan tapi juga kerja sama energi hijau. Soft power dan budaya tak bisa pula disepelekan. Kehadiran Indonesia sebagai tamu kehormatan dalam peringatan hari nasional Prancis menjadi peluang emas untuk promosikan budaya dan pariwisata Indonesia di kancah internasional.
Bagi Indonesia sendiri, undangan ini menjadi sebuah prestise global– Parade 14 Juli ditonton jutaan orang, bahkan ditonton oleh pemirsa di luar Prancis. Undangan ini juga bisa menjadi legitimasi politik Indonesia di kancah internasional. Indonesia membuktikan diri sebagai kekuatan regional yang penting. Dengan disorotnya Indonesia, pariwisata dan investasi memiliki potensi meningkat. Itu pendapat dan analisa saya.
SD: Seperti dalam lirik lagu “Kemesraan” ciptaan Franki dan Jane Sahilatua, “kemesraan ini janganlah cepat berlalu”. Tak hanya menjadi sebuah momen viral sesaat. Banyak potensi kerjasama kedua negara yang bisa digali di berbagai bidang.
Dokumentasi: screenshots TF1, Alamy, Aura E. Salma