World Angklung Day 2025 di California: Dari Percakapan Diaspora Menjadi Panggung Budaya Dunia
California. Pada 15 November 2025 World Angklung Day (WAD) 2025 resmi digelar di Mills Theater, Millbrae, California, Amerika Serikat.
Gelaran ini diproyeksikan menjadi salah satu pertunjukan angklung terbesar yang pernah diselenggarakan di Amerika Utara, sekaligus menandai 15 tahun penetapan angklung sebagai Warisan Budaya Takbenda oleh UNESCO.

Acara ini merupakan inisiatif Indonesia Lighthouse bekerja sama dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) San Francisco.

WAD 2025 turut didukung oleh Delegasi Tetap Indonesia serta Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO, menunjukkan sinergi yang kuat antara komunitas diaspora dan lembaga negara dalam pelestarian budaya.
Terinspirasi dari komunitas diaspora di California
Gagasan penyelenggaraan WAD berawal dari percakapan sederhana para pemain angklung diaspora Indonesia di California yang tergabung dalam komunitas Angklung Cendrawasih. Salah satu anggotanya, Ari Sufiati, kemudian membawa ide tersebut ke Indonesia ketika berkunjung ke tanah air.
Ide awal konser kecil di community center berkembang pesat setelah Ari berdiskusi dengan sejumlah pihak, termasuk Kementerian Pariwisata dan aktivis angklung Tricia Sumarijanto.

“Gayung bersambut ketika menghubungi KJRI San Francisco yang siap membantu. Tidak menyangka, ide sederhana ini mendapat sambutan luar biasa,” ujar Ari, penggagas WAD.
Mengusung tagline penuh filosofi
Tahun ini, WAD mengangkat tagline: “From Cultural Heritage to Legacy” Filosofi tersebut menekankan harapan agar angklung tidak hanya diingat sebagai warisan budaya, tetapi diteruskan lintas generasi hingga menjadi legasi budaya dunia.
“Kami ingin setiap November, dunia mendengar bunyi bambu Indonesia,” tutup Ari.
WAD 2025 di California diharapkan menjadi momentum penting diplomasi budaya Indonesia, sekaligus memperluas jangkauan angklung sebagai instrumen musik yang mengajarkan harmoni, kebersamaan, dan identitas.

