Film Indonesia Tarling Is Darling Mendapat Penghargaan “Prix Bartok” di Paris.

Paris (09/11/2018). Penghargaan Bartok untuk film Tarling is Darling merupakan penghargaan yang diadakan oleh festival Jean Rouch dan diselenggarakan oleh museum “de L’homme” di Paris dan didirikan oleh sineas dan etnologist Jean Rouch. 

Sutradara Tarling is Darling, Ismail Fahmi Lubish menerangkan, dia memang tertarik dengan musik tarling. Hal itu lah yang membuat dia termotivasi menggarap film ini. Terlepas dari justifikasi baik yang pro dan kontra atas musik ini. Tarling is Darling adalah film dokumenter pertamanya. Ismail Fahmi lebih dikenal dengan garapannya dalam menyutradari film seri televisi indonesia.

Tarling is Darling adalah film dokumenter dengan mengikuti Jaham, yaitu protagonis yang dianggap sebagai saka guru dangdut tarling oleh banyak penyanyi dangdut di kawasan Indramayu saat ini. Gadis-gadis belia yang bercita-cita menjadi penyanyi akan berguru padanya, kemudian dibuatkan album, dan dicarikan panggung. Separuh film menampilkan semacam konfirmasi mengenai citra negatif dangdut tarling yang sudah beredar di telinga kita. Hadir pula kehidupan pribadi Jaham di rumahnya bersama sang istri dan anak, juga bersama penyanyi-penyanyinya yang sekali waktu ia goda.

Sebagai sutradara, Ismail Fahmi Lubish menyatakan tidak mau menghakimi ini yang benar, itu yang salah. Menurutnya ini adalah sebuah cerita yang sebenernya berat namun penyajiannya ringan. Film Tarling is Darling ini ia kerjakan dalam waktu hampir empat tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *