Prancis: Jam Malam Diberlakukan, Pasar Terbuka Ditutup
Antara Jumat dan Sabtu, jumlah keseluruhan kematian di Prancis melonjak hampir 20%, mencapai 562. Jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit mencapai 6.172 (+ 18%), termasuk 1.525 kondisi kritis dalam perawatan intensif.
Macron menegaskan gelombang besar mulai datang dan perang melawan musuh tak terlihat masih berlangsung lama. Menghadapi gelombang yang semakin besar ini beberapa kota memutuskan diberlakukannya jam malam.
Di Montpellier kota saya tinggal walikota Philippe Saurel memutuskan terhitung mulai sabtu malam empat keputusan penting diambil. Yaitu, ditutupnya pasar terbuka, transportasi umum hanya untuk yang bekerja dengan syarat tertentu, tempat olah raga dibuka bagi mereka yang tidak memiliki tempat tinggal dan diberlakukannya jam malam di mulai pukul 22:00 hingga 05:00.
Kota-kota lainnya yang juga memberlakukan jam malam antara Nice, Charleville-Mézières, Roquebrune-sur-Argens, Beziers, Vallauris, Menton dan Perpignan. Sementara ibu kota Prancis, Paris, walikotanya saat ini belum memutuskan jam malam apakah akan perlu diberlakukan atau tidak namun menocba untuk lebih memperketat pengawasan.
Berbeda dengan ketertiban para pembeli di swalayan yang mematuhi aturan salah satunya menjaga jarak di pasar aturan ini seolah terlupakan. Saya sampai merasa ngeri melihat pasar terbuka masih banyak orang yang datang tanpa memperdulikan aturan dasar yang sudah diberlakukan antara lain jarak antar pembeli dan juga bagi si penjual sendiri. Tidak adanya istilah satu masuk satu keluar layaknya di swalayan membuat para pembeli berada dalam lingkungan ramai.
Di media sosial beberapa teman indonesia saya menyampaikan rasa kejut dan kecewa melihat masih ada beberapa warga prancis yang belum mau mematuhi ketetapan saat ini.
Di daerah saya misalnya, antara pagi hingga sore jalanan terlihat sepi. Namun ketika tengah malam rupanya masih ada yang mulai mencoba untuk keluar secara diam-diam lalu berkumpul. Kebanyakan memang anak muda.
Melihat hal ini maka beberapa walikota merasa perlu memberlakukan jam malam.
Penggunaan transportasi umum juga dibatasi. Hanya untuk keperluan kerja yang mendapat otorisasi saja dan untuk itu walikota Montpellier akan menurunkan petugas kepolisian lebih banyak lagi.
Di Montpellier, bagi para gelandangan dan mereka yang tidak memiliki tempat tinggal sebuah gedung olah raga akan disediakan khusus bagi mereka. Bantuan sosial dan logistik akan disediakan bagi mereka.