Merayakan Hari Batik Nasional Ala Indonesia Prancis

Catatan Deni Endriani

Tari Pasambahan yang dibawakan oleh Deni Endriani menandakan acara dibuka. Acara dilanjutkan dengan kata sambutan oleh ibu ketua Vina Neret. Beliau menyambut para hadirin dengan sumringah dan menjelaskan asosiasi IKFI berikut programnya.

Sambil menikmati makan siang, para penonton terus terhibur dengan penampilan tari Dayak yang dibawakan oleh Ibu Sophie, Ibu ratna, Ibu Lia dan Ibu Mega. Alunan nada yang indah dari alat musik Sape semakin menambah khidmat acara ditambah lagi cuaca yang sangat cerah.

Di sela tarian ditampilkan juga paduan suara dengan membawakan lagu Boungong Jumpa dari Aceh dan Alu Siau dari Sumatera Utara. Anak – anak juga mendapat kesempatan dengan menampilkan fashion show pakaian batik dan tradisional. Parade Bapak – bapak dengan pakaian batik juga menambah semarak acara, kemudian ditutup dengan penampilan fashion show para Ibu. Sehingga bertambah pengetahuan dengan keaneka ragaman batik dan motif dari nusantara.

Tarian Jaipong sunda yang juga dihadirkan oleh Ibu Netty dan Ibu Ida, membuat penonton langsung berinteraksi untuk ikut menari. Semakin siang penonton semakin bergembira. Ruth Indiathi, yang menggeluti pijat profesional, memberikan training pijit singkat di hadapan para tamu.

IKFI merupakan singkatan dari Ikatan Keluarga Franco Indonesia yang didirikan pada tahun 1990 dengan tujuan untuk memelihara kesatuan dan persatuan sesama bangsa Indonesia di Prancis dan memelihara pemakaian dan perkembangan bahasa Indonesia. IKFI saat ini beranggotakan 98 persen perempuan wni yang telah lama tinggal di Prancis baik yang bersuamikan orang Indonesia maupun orang Prancis atau negara lain.

Selama pandemi, kegiatan rutin bulanan ini berlangsung via zoom, kemudian setelah adanya pelonggaran dan boleh berkumpul dalam jumlah banyak maka dua bulan lalu diadakan piknik bersama dan bulan September ini digelarlah Bazar familial. Setiap anggota dan tamu dikenakan biaya konsumsi 10 euro, khusus untuk anak – anak sebesar 5 euro dan kemudian mereka mendapatkan makan siang dengan menu nusantara. Sedangkan untuk anggota yang berpartisipasi dalam Bazar akan dikenakan biaya sewa meja sebesar 20 euro yang kemudian masuk ke dalam kas IKFI. 

Tercatat ada 10 stand berupa stand makanan, pakaian dan aksesoris batik, produk lainnya. Stand makanan menjual masakan dari sumatera barat seperti gulai ikan, gulai jengkol dan dendeng balado; kemudian dari Sumatera Utara berupa ikan arsik, goreng kacang dan teri medan; serta jajanan pasar seperti gemblong ketan, lemper ayam, wajik dan kue bolu. Sementara untuk stand pakaian batik berupa baju daster dan kemeja batik, kebaya, sementara itu aneka tas dan kalung dari batik.

Yang tak kalah serunya adalah tombola, tiket dijual dengan harga 2 euro. Anak – anak sangat antusias ikut mengikuti penarikan tombola dengan harapan yang menjadi pemenang adalah orang tua mereka. Diiringi sorak penonton, penarikan tombola berlangsung meriah. Kemudian acara ditutup pada pukul 16.00 dengan nyanyi bersama.

Para tamu yang datang memberi respon yang menarik terhadap kegiatan Bazar ini. Ibu Monic yang datang dari kota Normandy, bagian barat Prancis, menyampaikan bahwa, « saya baru kali baru kali ini menghadiri acara IKFI, acaranya bagus dan luar biasa ». Begitu juga dengan Ibu Lucy, salah satu wni yang bekerja di Paris, menyatakan, « ini kesempatan yang baik bagi saya utuk berinteraksi dengan wni lainnya, karena di hari lain sibuk dengan pekerjaan. Acaranya asyik dan variatif ». Begitu juga dengan tanggapan Ibu Murni sebagai tuan rumah bahwa “kebahagiaan bagi kami ketika para tamu senang dan menikmati acara hari ini”. 

Acara yang dikemas dari dan untuk IKFI ini bersifat familial namun tetap mematuhi protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah Prancis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *