Mekanisme Pulang Ke Indonesia Dari Jerman Di Masa Pandemi

Catatan Aulia Kurnia

Kembali ke Indonesia dengan berbagai urusan dari luar negeri di masa pandemi Covid-19 ini bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika kita berangkat dari Eropa. Berikut salah satu sahabat Surat Dunia Aulia Kurnia di Frankfurt, Jerman menuliskan catatan dari Diaspora Cindy Riawan akan pengalamannya kembali ke tanah air di bulan Januari 2022 ini usai mengunjungi kerabat di Jerman.

Cindy yang saat ini menjadi pengusaha kuliner UMKM dan bertempat tinggal di kawasan Bumi Serpong Damai Tangerang Banten menceritakan bagaimana mekanisme proses kepulangannya dari Frankfurt. Cindy yang berangkat ke Jerman bersama adiknya Felicia ini mengaku agak sedikit was-was sebenarnya untuk berpergian ke Eropa di masa pandemi.

Namun karena ada urusan penting yang harus dilakukan di benua biru, di bulan Desember 2021 lalu Cindy dan Felicia berangkat dengan visa undangan dengan bantuan agen via VFS. Untungnya sepanjang perjalanan ke Jerman tak ada kendala berarti lantaran Cindy dan adiknya sudah menyiapkan segala dokumen dengan baik.

Cindy (berbaju merah) berfoto di Bandara Frankfurt Jerman sebelum pulang ke Indonesia. (Dok pribadi)

Saat berada di Eropa sebelum kepulangan pun, Cindy sudah memesan hotel karantina di Indonesia. Lewat website quarantinehotelsjakarta.com, perempuan berkacamata ini dapat memilih hotel dan menghubungi langsung via email dan whatsapp.

Lewat rekomendasi teman, ia memesan Hotel Whyndham yang berlokasi di kawasan Casablanca Jakarta Selatan. Setelah melunasi uang muka 50 persen,

Cindy memberi tips buat para WNI yang mau kembali ke Indonesia, yakni agar terus keep in touch dan meng-update situasi terkini dengan kontak perwakilan hotel.

Pasalnya, saat Cindy masih di Jerman situasi di Indonesia mengharuskan warga yang kembali dari luar negeri harus karantina selama 14 hari. Namun pertanggal 3 Januari lalu, pemerintah umumkan karantina dikurangi menjadi 7 hari. Hal ini cukup menguntungkan baginya, karena harga hotel pun menjadi jauh lebih murah.

Saat Cindy dan Felicia akan kembali ke Indonesia, mereka kembali menggunakan maskapai yang sama dengan keberangkatan, yakni Emirates. Ia juga harus mengikuti aturan maskapai untuk membawa buku vaksin dan menyertakan hasil negatif PCR. Di Jerman PCR harganya bervariasi, mulai dari 60-an hingga 120-an euro. Hal ini tergantung dengan durasi hasil tes.

Di bandara Frankfurt saat itu pemeriksaan barang rupanya cukup ketat, bahkan tiba-tiba ada random checking atau pengecekan acak. Hal ini membuat sang adik, Felicia harus membongkar ulang kopernya. Namun semuanya dapat dilalui dengan baik hingga akhirnya pesawat lepas landas.

Di pesawat Emirates tidak ada jaga jarak, namun masker tetap dipakai kecuali saat makan. Saat transit di Dubai, pengecekan hasil negatif PCR dan vaksin kembali dilakukan. Namun kali ini diperiksa oleh petugas gate saat menunggu pesawat boarding.

Perjalanan dari Dubai Uni Emirat Arab menuju Jakarta ditempuh dalam waktu kurang lebih 8 jam. Saat tiba di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, sejumlah petugas sudah disiagakan. Namun sayangnya, saat itu antrean masih berantakan, karena yang mendapatkan pelayanan sebelum imigrasi tidak sesuai urutan. Lalu setelah itu para penumpang yang turun harus melewati beberapa pos.

Di pos pertama, penumpang wajib menunjukkan paspor dan boarding pass kepada petugas. Kemudian petugas memberikan QR code yang nantinya akan dipakai di pos kedua. Selanjutnya di pos kedua, QR code tersebut akan diperiksa beserta QR code hotel karantina yang sebelumnya sudah diberikan kepada Cindy.

Pos kedua ini juga menjadi titik petugas menanyakan penumpang akan menjalani isolasi di hotel atau wisma atlet. Jalur untuk yang memilih karantina hotel dan Wisma Atlet nantinya akan dibedakan.

Berikutnya, Cindy dan juga penumpang lain diarahkan ke pos ketiga. Di sini menjadi lokasi tes PCR pertama saat tiba di tanah air. Bagi yang memilih karantina di hotel, tes PCR ini menjadi bagian dari paket isolasi yang memberikan pelayanan 2 kali tes PCR. Setelah itu, kembali Cindy diberikan QR code yang nantinya digunakan untuk dipindai untuk mengetahui hasil PCR. Berdasarkan pengalaman Cindy dan adiknya, proses ini memakan waktu kira-kira satu jam.

Pada tahapan selanjutnya, mereka mengambil bagasi dan menyerahkan formulir declaration kepada petugas bandara. Lalu setelah urusan beres, keduanya keluar menuju area dimana banyak kru dari berbagai hotel menanyakan informasi. Untungnya Cindy dan Felicia langsung menemukan perwakilan hotel mereka. Setelah itu mereka menunggu mobil yang sudah bekerjasama dengan hotel.

Saat tiba di hotel, mereka tidak melewati lobi biasa melainkan via basement dimana di sana sudah ada staf yang menyambut. Sisa pembayaran pun dilunasi di sana kemudian Cindy dan adiknya diberikan sejumlah informasi soal aturan selama karantina di hotel, di antaranya soal makanan, tidak ada petugas yang membersihkan kamar, hingga waktu PCR kedua.

Karantina berlangsung selama 7 hari dan pada hari ke-6, Cindy dan adik kembali akan dites PCR. Menurut Cindy, mereka dipanggil ke sebuah ruangan yang sudah ada petugas medis berpakaian APD untuk mengambil sampel untuk diuji. Selanjutnya mereka menunggu hasil negatif dan saat di hari terakhir di hotel, mereka bisa check out dan menjalani prosedur umum seperti tamu hotel. Sehat Selalu ya!

2 tanggapan untuk “Mekanisme Pulang Ke Indonesia Dari Jerman Di Masa Pandemi

  • 22 Januari 2022 pada 13 h 00 min
    Permalink

    Info yang bermanfaat. Thx

    Balas
  • 23 Januari 2022 pada 23 h 56 min
    Permalink

    Terimakasih infonya.

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *