Banys Àrabs Menjadi Sebuah Mutiara Kecil di Girona, Spanyol

Catatan Caesar M. Putri

Setelah dua minggu lalu kami mengunjungi kota Besalu di provinsi Girona yang mempertemukan saya dengan seorang mahasiswi doktorat dari Georgia, akhir pekan ini kami kembali ke Girona. Saat itu kami saling bertukar nomer telpon yang akhirnya membawa kami lebih dekat sebagai mahasiswi perantau.  Dalam sebuah percakapan di whatsapp, dia mengirimkan sebuah foto kunjunganya ke Banys Àrabs. “I really enjoyed Girona and I like to travel again there” begitu dia katakan dalam percakapan kami sore itu.  Hal itulah yang membuat saya ingin segera mengunjungi Banys Àrabs sebelum tiket diskon untuk naik kereta regional, Rodalies, yang diberikan pemerintah habis pada akhir bulan April nanti.

Jalanan di kota tua Girona
Tangga kota tua Girona

Banys Àrabs adalah Bahasa Catalan yang artinya pemandian orang Arab. Berbeda ketika mengunjungi kota Besalu yang harus ditempuh dengan bus dari pusat kota Girona, Banys Àrabs berada tepat di pusat kota tua Girona dan hanya berjarak tidak lebih dari dua kilometer sehingga berjalan kaki menjadi pilihan yang tepat. Sampai di statsiun Girona, kita hanya berjalan menempuh jarak 1.2-kilometer melewati Old Town, menyusuri jalan-jalan sempit dengan gang-gang kecil dan anak tangga yang tidak lurus. Hal ini membuat kita menerka-nerka jalan yang lebih seperti puzzle. Menemukan posisi Banys Àrabs kali ini tidak seperti yang saya bayangkan, setelah melewati Caterdal de Girona, kita akan melewati sebuah jalan dibawah tembok tinggi, yang disebut City Wall atau juga disebut Historic Wall of Girona. Karena tidak ada tanda-tanda sebuah pemandian Àrab, kamipun mencoba melihat penunjuk arah, dan mengikuti jalan yang yang dikeraskan dengan batu-batuan alam, entah mengapa kami tidak menggunakan google map, kecantikan kota tua Girona telah menyihir kami untuk mengikuti jalan-jalan yang diapit bangunan-bangunan bersejarah abad pertengahan. Akhirnya, setelah melewati sebuah tembok panjang dari batu putih, terlihat tulisan “Banys Àrabs de Girona”, sebuah kubah berpilar mengintip di atas bangunan batu putih. Kubah berpilar kecil inilah yang menjadi lentera pemandian Arab ini.

Keberadaan Banys Arabs
Kubah dari kolam Octagonal yang ditinggikan untuk pencahayaan.

Masuk kedalamnya, ada sebuah loket penjualan tiket yang ditunggu oleh dua orang staf laki-laki yang sangat ramah. Setelah menyapa kami, mereka menanyakan dari mana kami berasal, pertanyaan yang biasa ditanyakan oleh staf di tourist office untuk mendapatkan data penyebaran asal turis yang berkunjung. Saya mengatakan bahwa kami berasal dari Indonesia dan saat ini sedang menempuh studi di Barcelona, maka saya langsung mendapatkan diskon tiket bagi student. Saya cukup membayar 1€ sedangkan suami membayar penuh 3€, semantara bagi anak-anak dibawah 8 tahun digratiskan.

Koridor dan pintu masuk ke Apoditeri

Setelah kami mendapatkan tiket, sebuah pintu lengkung atau, Arc de Ferradura, telah menyambut kami. Masuk melalui pintu tersebut, kami langsung berada di sebuah ruangan besar, Apoditeri, dengan kolam persegi delapan peris di tengahnya. Pemandian Àrab ini dibagi menjadi emat ruangan, Apoditeri, Frigidari, Templari dan Caldari. Ruangan-ruangan tersebut memiliki suhu yang berbeda, dimulai dari suhu paling dingin ke suhu paling panas di ruangan Caldari.

Pintu masuk utama ke Apodeteri
Denah Banys Arabs dan ilustrasi mandi

Apoditeri adalah ruangan yang terletak di lantai utama, sehingga setiap orang yang akan mandi saat itu akan masuk dan keluar melalui ruangan ini. Apoditeri dalam bahasa Indonesia artinya ruang ganti, adalah ruangan tempat untuk berganti pakaian dan juga mengobrol bagi para pengunjung saat itu. Kolam oktagonal kecil yang dikelilingi pilar di setiap sudutnya, menjulang tinggi melewati atap pemandian yang saat ini dilengkapi lentera sehingga seperti mutiara kecil di malam hari. Sedangkan pada siang hari kubah ini menjadi sumber cahaya penerang pemandian, selain terdapatnya lubang-lubang yang dibuat di atap ruangan. Setelah kami cukup puas menikmati arsitektur Apoditeri, kami menuju ruangan selanjutnya Frigidari.

Tempat meletakan baju ganti di ruang Apoditeri
Kolam kecil Octogonal di Apoditeri

Frigidari adalah ruangan pertama yang terdapat tempat mandi dan merupakan ruangan terkecil diantara tiga ruangan lainya. Frigidari berarti ruangan dingin, berdasarkan keterangan yang dituliskan, dulunya akses ke ruangan ini melewati dua pintu ganda yang ditutup oleh gaya gravitasi sehingga secara otomatis menyegel ruangan untuk menjaga suhu tetap rendah.

Tempat mandi di Figidari

Tempat pemandian berada di dua sisi ruangan ini, yang ditinggikan dari lantai agar kaki tidak kotor saat mandi. Tempat ini disokong pilar-pilar dan atap melengkung dengan lubang cahaya agar sinar matahari bisa masuk untuk pencahayaan. Air di ruangan ini dingin alami tanpa diperlakukan secara khusus. Selesai mengambil foto di ruangan ini, kami selanjutnya masuk Tepidarium.

Tempat mandi di Figidari

Templari atau Tepidari adalah ruangan hangat bersuhu 30-35 derajad Celsius, posisinya berada di tengah-tengah antara ruang dingin, Frigidari, dan ruang panas, Caldari. Di ruangan ini, pemandi akan menaikkan suhu tubuh jika berpindah dari ruangan Frigidari atau menurunkan suhu jika dari Caldari. Berdasarkan keterangan yang tertulis, di ruangan ini dijinkan untuk mabercakap-cakap, saling memijit, bahkan makan dan minum.

Ruang Tepidari

Saat ini, untuk memudahkan turis memahami cara kerja Banys Àrab, disediakan sebuah monitor yang menampikan video ilustrasi cara pembentukan suhu di masing-masing ruangan dan juga aktivitas yang dilakukan oleh para pemandi. Di ruang Tepidari, terdapat tempat yang ditinggikan di salah satu sisinya. Sedangkan sisi yang lain digunakan untuk mengalirkan udara hangat dari bawah lantai. Sebuah bejana dari batu untuk menampung air mandi, dipajang di sisi tembok yang cekung. Selesai melihat video, kami melanjutkan ke ruangan Caldari.

Dibawah lantai ruangan Tipidari dibuat berongga untuk mengalirkan udara hangat

Ruang pemandian Caldari yang berarti kawah, adalah ruangan terpanas diantara ruang lainya. Temperature di ruangan ini antara 40 atau 50 derajad Celsius sehingga mirip ruang sauna karena ruangan tersebut dipenuhi dengan uap yang berasal dari udara panas. Panas di ruangan ini diperoleh dari udara yang dipanaskan dalam caldera atau tungku yang ditempatkan diruangan terpisah, dan kemudian disalurkan ke ruang Caldari melalui hypocaust, yaitu ruangan bawah tanah yang terhubung ke tungku. Secara umum hypocaust adalah sistem pemanas sentral dalam bangunan yang menghasilkan dan mensirkulasikan udara panas di bawah lantai ruangan, dan juga dapat menghangatkan dinding dengan serangkaian celah-celah yang dilalui udara panas. Dalam keteranganya disebutkan bahwa sejumlah penelitian arkeologi yang dilakukan pada akhir abad ke-20 telah mengungkap konstruksi kompleks caldari, tungku, dan hypocaust. Namun, sampai hari ini mereka belum sepenuhnya mengetahui keseluruhan detail dari cara kerja atau operasi caldari.

Duduk di tempat mandi yang ditinggikan di ruang Caldari

Saya membayangkan, sungguh orang-orang masa lalu memiliki kehebatan arsitektur hanya menggunakan bahan-bahan dari alam seperti batu sebagai penyokong untuk menciptakan celah-celah untuk mengalirkan udara panas, tungku batu, dan kayu untuk memanaskan uap, namun mampu menghasilkan sebuah udara dengan panas yang diinginkan. Berbeda dengan jaman sekarang, dimana kita bisa dengan mudah menaikkan dan menurunkan suhu dengan mesin pemanas otomatis. Di sudut tenggara ruangan ini terdapat sebuah kolam kecil dangkal, yang tidak dimiliki ruangan lain. Seperti kolam pemandian muslim pada umumnya, untuk masuk ke kolam kecil ini tidak ada anak tangga. Namun sayangnya bagian ini telah hancur dan susah dikenali. Saya hanya memastikanya dari gambar ilustrasi.

Sisi ruang caldari untuk peletakan kolam kecil dan tempat memanaskan uap dalam tungku

Ada yang membuat pikiran saya bertanya-tanya, mengapa dari serangkaian sejarah yang dituliskan pada panduan turis tersebut, tidak satupun pernyatan yang mengaitkan keberadaan Banys Àrabs ini dengan keberadaan kekhalifahan Islam selama hampir delapan abad (711-1492) di Spanyol yang kala itu bernama Andalusia ?

Bersambung….

Barcelona 3 Ramadan 1444 H / 25 Maret 2023

2 tanggapan untuk “Banys Àrabs Menjadi Sebuah Mutiara Kecil di Girona, Spanyol

  • 2 April 2023 pada 15 h 02 min
    Permalink

    Tulisan yang sangat bagus, kapan bagian keduanya nih ?

    Balas
    • 3 April 2023 pada 9 h 05 min
      Permalink

      Sudah terbit yang ke dua bapak/mas. Terimakasih banyak, semoga bermanfaat. Amin

      Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *