Indonesia Jadi Tamu Kehormatan di Festival Made in Asia 2025 Toulouse

Kirana Budaya Hadirkan Warna-warni Budaya Nusantara di Prancis Selatan

Toulouse – Festival Made in Asia, yang sudah memasuki edisi ke-18 pada tahun 2025 ini, kembali digelar meriah di berbagai titik kota Toulouse, Prancis. Tahun ini, giliran Indonesia yang mendapat kehormatan sebagai negara tamu utama, setelah tahun sebelumnya festival ini mengangkat Vietnam.

Sebagai mitra resmi festival, Asosiasi Kirana Budaya yang berbasis di Toulouse memainkan peran penting dalam memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada masyarakat Prancis dan internasional melalui berbagai kegiatan artistik, edukatif, hingga kuliner.

Kirana Budaya: Mitra Strategis Festival

Kirana Budaya, sebuah asosiasi yang telah lama aktif mempromosikan budaya Indonesia di Prancis, menjadi partner utama Made in Asia 2025. Berbagai program yang mereka bawakan memperkuat misi festival sebagai jembatan antarbudaya. Kolaborasi juga dijalin bersama groupe Batik en Provence, Seni7plus dari Paris, serta Fondation Sitor Situmorang, memperluas jangkauan representasi budaya Indonesia.

26 Maret – Pertunjukan Gaga Gundul, Simfoni Gamelan dan Jazz-Rock di Samba Résille

Pertunjukan “Gaga Gundul” sukses digelar di gedung Samba Résille, Toulouse. Pentas ini menampilkan perpaduan unik antara gamelan tradisional Gayam 16 dari Yogyakarta dan grup musik jazz-rock Peemaï dari Montpellier. Kolaborasi lintas budaya ini terlaksana berkat kerja sama antara Made in Asia dan KJRI Marseille. Penampilan yang memukau ini mendapat sambutan hangat dari para penonton yang hadir.

Foto: Made in Asia MIA

29 Maret – Atelier Batik di Museum Pastel, Toulouse

Salah satu kegiatan yang mencuri perhatian adalah atelier batik, yang diadakan di Museum Pastel, Labège – Toulouse, sebuah museum yang dikenal karena tradisi pewarnaan alami dari tanaman pastel — khas daerah Occitanie. Atelier batik ini dibawakan oleh grup Batik en Provence yang secara khusus memperkenalkan teknik membatik tradisional Indonesia kepada peserta. Kegiatan ini dipandu oleh Esti Georges, Jane Couillerot Borman, Ninik Taurand yang memiliki pengalaman dalam pelatihan batik dan pelestarian budaya Nusantara.

Sebanyak 11 peserta mengikuti kegiatan ini. Mereka belajar teknik dasar membatik menggunakan canting dan malam, lalu mencelupkan kain hasil batik ke dalam pewarna pastel alami di bawah bimbingan Mme Banessy, Direktur Museum Pastel. Proses ditutup dengan teknik lorod (penghilangan malam), sehingga setiap peserta membawa pulang kain hasil karya sendiri — perpaduan teknik batik Indonesia dan warna khas Prancis selatan.

5 April – Atelier Kuliner: Masak dan Makan Bersama

Kegiatan selanjutnya adalah atelier kuliner, yang digelar di La Maison de Rangueil dan diikuti oleh 21 peserta. Dipandu oleh Sandra dan dibantu oleh anggota Kirana Budaya lainnya (Anggi, Risma, Minny, dan Suparti), para peserta diajak menyelami keunikan rempah-rempah Indonesia seperti sereh, laos, kunyit, pandan, dan daun jeruk. Jenis makanan yang ajarkan adalah, lumpia, nasi uduk, ayam ungkep dan menu penutup yaitu kelepon lengkap dengan pewarna alami dari daun pandan.

Acara ditutup dengan makan bersama dan demo pembuatan jamu tradisional Indonesia oleh Ida Digon dari Paris, yang memperkenalkan khasiat dan sejarah minuman herbal khas Indonesia.

6 April – Atelier Make-Up dan Busana Tari Nusantara

Dalam semangat memperkenalkan keragaman budaya Indonesia, Kirana Budaya mengadakan atelier make-up yang dipimpin oleh Sandra, Hanna, Umi, dan Risma. Sebanyak 10 peserta dirias dan mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah: Jawa, Bali, Kalimantan, Toraja, dan Papua.

Kegiatan ini tidak hanya memperlihatkan keindahan riasan pertunjukan, tetapi juga memberi pengalaman langsung kepada peserta mengenai pentingnya elemen estetika dalam seni pertunjukan Indonesia. Banyak dari peserta yang baru pertama kali mengenakan busana tradisional Indonesia, dan merasa sangat antusias serta terkesan dengan hasilnya.

8 April – Pertunjukan Tari: Puncak Perayaan dari Kirana Budaya

Sebagai penutup yang megah, tanggal 8 April digelar pertunjukan tari-tarian tradisional Indonesia oleh Kirana Budaya. Salah satu penari dari Paris, Rizki kami undang untuk memeriahkan acara penutupan. Dalam penampilan yang sarat warna dan makna, para penari dari Kirana Budaya (Umi, Susy, Risma, Sandra, Hanna, Iluh, Bintang, Eve dan Minny membawakan tarian-tarian dari berbagai daerah, menampilkan kekayaan gerak, kostum, dan cerita yang menghipnotis penonton.

Acara pertunjukan tempatnya di Salle Barcelone di tengah kota Toulouse dan kurang lebih 248 penonton yang sangat antusias melihat pertunjukan tari-tarian daerah dari Indonesia ini yang berlangsung dari jam20.30 sampai jam 22.

Christian Ruffat, Philippe Bertau, Konjen RI Dian Kusumaningsih, Ninik Taurand sambutan pembukaan acara. Foto: Felipe Vargas

Sebelum pertunjukan dimulai ketua Festival Made in Asia, Philippe Bertau memberi kata sambutan, dilanjutkan dengan sambutan dari Konjen KJRI Marseille, Dian Kusumaningsih.

Pameran Sastra: Mengenang Sitor Situmorang

Sebagai bagian dari rangkaian acara, Made in Asia juga menghadirkan pameran puisi-puisi karya Sitor Situmorang, penyair dan intelektual Indonesia, hasil kolaborasi antara Fondation Sitor Situmorang, Seni7plus, dan festival. Pameran ini menjadi ruang kontemplatif yang memperkenalkan sastra Indonesia kepada publik Prancis, sekaligus penghormatan kepada warisan intelektual bangsa.

Pembacaan puisi Sitor Situmorang oleh Billy, ketua PPI Toulouse

Pemutaran Film Dokumenter oleh A. Wodey

Kegiatan festival juga mencakup pemutaran film dokumenter mengenai Indonesia karya Alain Wodey, yang memperlihatkan lanskap alam, manusia, dan kebudayaan Indonesia dari sudut pandang sinematik yang memukau. Film ini mendapat sambutan hangat karena menyuguhkan kekayaan visual dan narasi yang menggugah.

Pemutaran film kepulauan di Indonesia, oleh A.Wodey

Menyatukan Budaya Lewat Seni

Partisipasi Indonesia dalam Made in Asia 2025 bukan hanya perayaan budaya, tetapi juga bentuk nyata dari diplomasi kultural yang menyatukan dua bangsa — Prancis dan Indonesia — dalam harmoni dan saling pengertian. Asosiasi Kirana Budaya, dengan semangat sukarela dan cinta tanah air, berhasil membawa wajah Indonesia ke panggung dunia dengan anggun, kreatif, dan inklusif.

Satu tanggapan untuk “Indonesia Jadi Tamu Kehormatan di Festival Made in Asia 2025 Toulouse

  • 13 April 2025 pada 21 h 33 min
    Permalink

    Wah mantap bisa memperkenalkan budaya indonesia di negara orang semangat KIRANA BUDAYA Di Toulouse ❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
    Maju terus untuk memperkenalkan budaya NUSANTARA

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *